9

399 42 1
                                    

" kak. Kamu masih ingat ramalan tentang adikmu? " Tanya Mashiho dengan wajah yang sangat khawatir.

Ya.

Ketika keluarga Kim dan Watanabe berkumpul.

Tiba-tiba terdapat kakek-kakek tua. Di mana Posisi Hyunsuk yang menggendong baby Kim Doyoung.

Sedangkan Yedam yang menggendong Baby Haruto.

Kakek tersebut mengatakan sesuatu yang tidak munggkin terjadi.

" Suatu saat semesta akan mendukung kisah cinta mereka. Tetapi perlu di ingatkan kisah cinta mereka akan melalui banyak sekali rintangan dan suatu saat salah satu dari mereka akan meninggal. "

Teriak kakek-kakek tersebut mengema di rumah Jihoon. Kedua keluarga pun kaget dan berusaha mencerna semua.

Akhir nya kedua keluarga sepakat akan menjodohkan mereka saat mereka sudah dewasa.

" Ntahlab Shiho, aku juga binggung. Bagaimana jika Adiku malah meninggal? Ini akan sakit sekali. " Jawab Junkyu dengan memeluk Mashiho dengan erat. Mashiho pun membalas pelukan nya.

Dasar bucin. Tak tahu tempat. Padahal masih di kantor.

.
.
.
.
.
.
.
.

Pyarrrrr

BERITA TERKINI. MOBIL SESEORANG KOLOGEN BESAR MASUK KE JURANG DAN SAMPAI SEKARANG BELUM DI KATAHUI DI MANA MAYATNYA. NAMA DALAM MOBIL TERSEBUT ADALAH JIHOON KIM DAN SO JUNGHWAN. JIKA KALIAN MERASA KELUARGA NYA. SILAHKAN KE TEMPAT KEJADIAN.

Jantung Hyunsuk rasanya ingin berhenti. Dan gelas yang awal nya ia pegang akhirnya pecah di lantai. Hyunsuk tidak percaya ini.

Baru sore ini ia dengan Jihoon baikan. Tetapi sekarang? Kenapa bencana terusan menghantui mereka. Hyunsuk pun berlari keluar dari rumah menuju ke tempat kejadian tadi.

.
.
.
.
.
.
.

" Sayang. aku pergi sebentar ya. Jangan tunggu aku. Langsung tidur saja mengerti? Menurutlah. " Ujar Haruto sambil mencium kening Kim dengan lembut. Lalu ia beralih mencium bibir merah muda Kim secara singkat. Haruto langsung berlari meninggalkan Apartemen.

" Ada apa dengan haru~? " Gumam Kim menggelengkan kepala nya aneh melihat Haruto yang sudah tidak terlihat punggung nya.

Kim pun langsung menuju ke kasur. Ia pun melihat sesuatu di rak meja Haruto. Ya buku. Kim pun menuju ke meja Haruto dan mengambil buku tersebut dan membuka buku novel yang berjudul.
" Cinta Suciku "

Kim kepo, akhirnya ia membaca buku tersebut sehingga tertidur.

.
.
.
.
.
.
.
Haruto dengan cepat berlari ke tempat yang ia tuju. Dan terlihat lah dua orang yang ia kenal. Haruto pun menghampiri mereka dengan nafas tersengal-sengal.

" Mama.. papa. " Ucap Haruto dengan nafas yang masih tidak beraturan akibat berlari tadi.

" Hei. Nafasmu atur dulu baru bicara boy. " Ujar papa asa dengan dingin nya dan irit berbicara. Haruto pun menormalkan Nafa nya dan kembali bertanya kepada mereka.

" Bagaimana kejadian nya pa, ma? " Ucap Haruto dengan wajah panik dan tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya sekarang. Papa asa hanya menghela nafas nya panjang.

" Ntah lah boy. kata polisi dari rekaman CCTV mobil mereka melaju Tampa kendali dan langsung ke jurang. " Jawab papa asa secara rinci. Haruto menyengitkan kening nya heran.

Sejak kapan Jihoon Kim mengemudi Tampa aturan?

Menurut Haruto tidak munggkin.

Haruto curia jika ada sesuatu yang sedang mengincar Jihoon sekarang. Apa lagi posisi nya Keluarga Kim sedang berada di dalam pengawasan musuh.

Hyunsuk hanya bisa terisak. Hyunsuk menatap Haruto dengan dalam. Dan berlari memeluk menantu nya itu dengan sangat erat. Hyunsuk butuh tempat sandaran sekarang.

Hati Hyunsuk sedang hancur. Hapuh. Dan sakit dengan semua ini.

Hyunsuk tidak menyangka tentang kabar seperti ini. Haruto pun membalas pelukan dari mertua nya ini dengan lembut. Ia juga tau bahwa mertua nya ini pasti butuh tempat pelukan dan sandaran untuk dirinya yang sedang frustasi.

" Ma. Ingin ke apartemen milik haru? Di sana juga ada Kim. Tetapi jika memang ini kan sudah malam. Mama jangan beri tau Kim ya. Aku takut Kim akan banyak fikiran. " Ujar Haruto dengan perhatian. Hyunsuk menggeleng kan kepalanya ribut.

Hyunsuk ingin di sini sampai Jihoon ketemu. Haruto tau bahwa Hyunsuk adlah tipe orang yang keras kepala dan susah di bujuk. " Ma. Mama tidak kasihan ke Kim? Atau merindukan Kim? Susah hampir 2 hari tidak ketemu lho. " Goda Haruto dengan melepaskan pelukan nya.

Hyunsuk tampak berfikir. Hyunsuk tidak boleh egois. Ia juga harus memikirkan anak-anaknya. " Em- baiklah aku akan ke apartemen mu Haruto. " Jawab Hyunsuk final. Haruto hanya tersenyum dan meminta izin untuk menelpon seseorang.

" Papamu kecelakaan, di jalan XXXC. " Ucap Haruto singkat dan langsung mematikan Telpon nya secara sepihak. Haruto pun langsung menghampiri mereka yang sedang menatap nya dengan tatapan aneh.

" Bang Junkyu akan datang ke sini pa. Kalian selidiki lah. " Jawab Haruto dengan tenang. Haruto pun menarik tangan Hyunsuk untuk menuju ke mobil nya dan menuju ke apartemen nya.

.
.
.
.
.
.
.
Byurrr-

Byurrr-

Seseorang pria sadar dari pingsan nya. Ia merasakan kepala nya yang di perban. Apa lagi tangan dan kaki nya yang di ikat. Mulut nya tidak di bekap? Jawaban nya tidak. Nekat Sekali bukan. Bahkan kepala nya di perban mengunakan kain dan ada sisa darah yang keluar.

Ia menyadarkan pandangan nya ke seseorang pria lagi yang tengah menatap nya dengan terkekeh sinis. " Jihoon Kim. Bagaimana kabarmu. " Tanya pria itu dengan kekehan kecil tercetak jelas di depan mata jihoon.

Jihoon merasa tidak asing dengan suara tersebut. Ia mencoba mengingat-ingat suara siapa ini. " Di mana Junghwan?! " Teriak Jihoon panik. Ia pun memandang ke sebelah nya yang terdapat Junghwan yang masih pingsan.

" Apa yang kau lakukan kepada Junghwan. " Teriak jihoon sangat emosi. Pria itu mendekatkan wajahnya ke telinga Jihoon dan membisikan sesuatu di telinga Jihoon.

" Tidak banyak. Hanya membiuss nya. " Bisik Pria itu dengan santai dan menjambak rambut Jihoon dengan sangat kasar. Pria itu mulai tersenyum licik. Sementara Jihoon hanya diam dan sedikit meringkis. Apa lagi luka di kepalanya.

" Jihoon. Jawab jujur lah, So Junghwan adalah anakmu bukan? " Tanya Pria itu semakin menambah jambakan itu dengan kasar. Asisten pribadi dari pria itu pun mengebyur Junghwan dengan air dua kali.

Byurr--

Byurr--

Akhirnya Junghwan pun bangun dari pingsan nya. Ia menyejapkan matanya yang terlihat masih buram. Ia pun langsung menuju ke kesadaran nya yang penuh. Di mana kaki dan perut Junghwan rasanya sakit.

Junghwan pun menoleh ke samping di mana Jihoon di perban dengan di jambak oleh seseorang yang tidak Junghwan kenal. Perasaan Junghwan campur aduk sekarang. Dan berusaha mengingat apa yang terjadi kepada nya dan kepada Jihoon.

Suara tawa laki-laki itu mengema di ruangan sunyi tersebut. Ia menyeringai lebar melihat Junghwan sedikit kebingungan. Jihoon hanya bisa meringkis dan menundukan kepala nya.

Bukan bearti Jihoon takut. Tapi ia ingin mengatur strategi untuk kabur dari pria gila ini. Ya pria yang di depan Jihoon ini adalah musuh jihoon sejak dahulu.

CINTA SUCI (HARUBBY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang