03

3K 94 7
                                    

Pagi itu, jam menunjukkan pukul 08.30. Suara alarm menggema di kamar Alvaro, memaksanya terbangun. Dengan mata yang masih setengah terbuka, ia menguap lebar lalu mematikan alarm di meja kecil samping tempat tidurnya.

"Hoammm..." gumam Alvaro, masih lelah akibat tidur larut malam. Ia segera berjalan ke kamar mandi, mencuci muka untuk menyegarkan diri, dan bersiap memulai harinya.

Setelah mencuci muka, Alvaro keluar dari kamar dan langsung duduk di ruang tamu sambil menyalakan televisi. Sambil mengganti-ganti saluran, ia menikmati suasana pagi yang tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Suara Bunda Lia dari ruang makan memanggilnya.
"Varo, sini makan dulu!" teriak Bunda Lia dari dapur.

"Iya, Bund!" jawab Alvaro sambil berdiri dan berjalan menuju meja makan.

Ketika sampai di meja makan, ia melihat hidangan nasi goreng hangat dengan telur mata sapi sudah tersaji di atas meja. Tapi ada satu hal yang menarik perhatian Bunda Lia.

"Loh, kok sendiri? Bela-nya mana?" tanya Bunda Lia sambil melirik ke arah Alvaro.

"Masih tidur, Bund. Kayaknya begadang nonton drama Korea semalam," jawab Alvaro santai sambil duduk.

"Bangunin, sana. Suruh makan dulu. Nanti keburu dingin makanannya," kata Bunda Lia sambil mengusap tangannya yang baru selesai memasak.

"Iya, Bund," balas Alvaro. Dengan malas, ia berdiri dan berjalan menuju kamar Bela.

---

Membangunkan Bela

Di depan pintu kamar Bela, Alvaro mengetuk pintu pelan. "Bell, bangun. Udah siang, ayo makan dulu," ucapnya.

Tidak ada jawaban.

Dengan kesal, Alvaro membuka pintu kamar Bela yang ternyata tidak terkunci. Di dalam, ia melihat sepupunya masih meringkuk di balik selimut tebal.

"Astagaaa, ini anak udah siang juga masih tidur. Sifat kebo-nya nggak hilang-hilang!" Alvaro berdecak sambil melangkah mendekati tempat tidur.

"Bela, bangun! Disuruh makan sama Bunda," teriak Alvaro sambil menarik selimutnya.

"Eummm... bentar, Bang. Bela masih ngantuk," jawab Bela sambil menggeliat.

"Ngantuk apaan? Mau abang siram pake air got, baru bangun?!" ancam Alvaro sambil melipat tangannya di dada.

"Iya, iya! Bela bangun," balas Bela cepat sambil bangkit dengan wajah kusut.

Bela berjalan ke kamar mandi dengan langkah malas untuk mencuci muka. Setelah itu, ia menyusul Alvaro ke meja makan.

---

Sarapan Bersama

Bela duduk di meja makan sambil tersenyum kecil ke arah Bunda Lia. "Maaf ya, Bun, lama. Bela kesiangan," ujarnya dengan nada menyesal.

"Makanya, jangan begadang terus. Kalau liburan itu dipakai buat istirahat, bukan buat maraton drama," nasihat Bunda Lia sambil tersenyum.

"Iya, Bun. Besok Bela nggak begadang lagi, deh," jawab Bela sambil mulai makan nasi gorengnya.

Sarapan berlangsung dengan obrolan santai antara Bela dan Alvaro. Setelah selesai, Bela langsung pergi ke kamar untuk mengambil ponselnya. Sementara itu, Alvaro duduk di sofa sambil memainkan motor kecil yang ada di meja.

Lentera di tengah perbedaan || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang