Cerita baru yeyyy!!
Akan aktif setelah My Sugar Candy selesai 🫶🏼
***
Di depan ruang rawat inap rumah sakit, tampak seorang gadis tengah terduduk dengan lemas. Pandangan matanya tampak kosong dengan wajah yang begitu pucat. Sepinya lorong rumah sakit seolah mendukung suasana hatinya yang kelam. Gadis itu mencoba menarik napas dalam dan menghembuskannya pelan. Berusaha menenangkan dirinya dari rasa terkejut. Ingin rasanya dia menangis dan berteriak, tapi mulutnya seolah mendadak bisu. Lagi-lagi dia hanya bisa memendam perasaan sedihnya.
Fasya, gadis itu masih terduduk sambil memainkan tangannya gelisah. Dia ingin lari sejauh mungkin, tapi dia tidak bisa meninggalkan orang yang ia sayangi di dalam ruang rawat inap itu.
"Kakek," gumam Fasya mengusap wajahnya kasar.
Saat kembali membuka mata, Fasya terkejut dengan keberadaan seorang pria yang berdiri di depannya. Dia mengangkat wajahnya dan menelan ludahnya gugup. Mendadak tenggorokannya terasa kering.
Pria di hadapan Fasya mengulurkan sebuah botol air mineral. Dia bisa melihat ada raut kebingungan dari wajah gadis itu.
"Ambil," ucapnya singkat.
Fasya dengan pelan menerimanya. Dia memilih untuk kembali menunduk, "Terima kasih."
Pria itu diam dan memilih untuk duduk di samping Fasya. Tidak ada percakapan di antara mereka. Semua masih terasa asing. Fasya tidak mengenal pria itu dan begitu juga sebaliknya.
"Siapa nama kamu?"
"Fasya," jawabnya pelan.
"Saya Adnan."
Fasya hanya bisa mengangguk. Dia bingung harus menjawab apa. Dia bukan tipe orang yang mudah akrab dengan orang baru. Apalagi dengan pria di sampingnya. Saat pertama kali bertatap muka, Fasya langsung tahu jika dia harus segera menghindar.
"Fasya..," panggil Adnan lagi. Kali ini ada nada putus asa dari ucapannya. Matanya terpejam erat tampak lelah dengan apa yang ia lalui akhir-akhir ini.
"I—iya?" Entah kenapa perasaan Fasya menjadi tidak enak.
"Ayo, kita menikah."
Ucapan itu membuat Fasya terkejut. Dia menjatuhkan botol di tangannya dan menatap Adnan tidak percaya. Demi Tuhan, bukan ini yang Fasya inginkan. Mereka baru bertemu hari ini dan ia tidak menyangka jika Adnan akan benar-benar melakukan ini.
"Mas Adnan gila?!"
Adnan menatap Fasya datar. Dia tidak berniat membantah ucapan Fasya. Toh benar jika dia memang sudah gila. Siapa yang berani mengajak seorang gadis menikah di saat pertama kali bertemu?
"Demi kakek saya."
"Saya nggak bisa." Fasya menggeleng tegas.
"Demi kakek kamu juga." Kali ini Adnan memberikan ultimatum yang membuat Fasya terdiam.
Fasya kembali menunduk hingga rambut panjang mulai menutupi wajahnya. Perlahan matanya memanas dengan tangan yang terkepal. Dia sangat ingin berteriak untuk mengungkapkan perasaannya, tapi ia tidak bisa. Fasya memilih untuk menggigit bibirnya hingga berdarah. Rasa sakit yang ia rasakan tidak sebanding dengan sakit hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Sah (SELESAI)
RomanceHidup Fasya mendadak berubah hanya dalam waktu 24 jam. Semua terjadi karena kesehatan kakeknya yang menurun. Dengan berharap akan kesembuhan kakeknya, Fasya terpaksa harus menikah hari itu juga dengan pria yang baru ia temui. Harapan akan masa depa...