8. Tamu Asing

6.6K 758 21
                                    

Semoga bisa rutin 2 hari sekali yak 🥹

***

Sebagai mahasiswa magang, tentu pekerjaan Fasya tidak seberat karyawan tetap. Namun baru beberapa hari menjalani magang entah kenapa dia sudah mulai merasakan lelahnya bekerja. Fasya memang senang saat di kantor, tetapi saat pulang dia mulai merasakan lelah pada tubuhnya. Apa ini yang dirasakan oleh para pekerja? Dia meringis saat mengingat kakeknya yang sudah tua tetapi masih bisa mengurus peternakan sapi di desa. Sepertinya Fasya harus mulai lebih menghargai uang sekarang.

Setelah pulang magang, mandi adalah pilihan terbaik. Fasya keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambutnya yang basah. Mungkin setelah ini dia akan sedikit bersantai sambil menunggu jam makan malam tiba. Baru saja ingin meluruskan kakinya di tempat tidur, Fasya mendengar suara ketukan pada pintunya.

"Bibi?" sapa Fasya saat tau jika Bibi Sari yang mengetuk pintu kamarnya.

"Maaf, Mbak. Ada tamu di bawah."

Kening Fasya berkerut, "Tamu? Siapa, Bik?"

"Katanya namanya Denis?"

"Tamu Bapak?"

Bibi Sari menggeleng, "Katanya mau ketemu sama istri Pak Adnan."

"Saya dong?" Fasya menunjuk dirinya dengan sedikit panik.

Tentu saja Fasya panik. Dia masih belum terbiasa tinggal di rumah ini dan sekarang dia sudah mendapatkan tamu. Entah siapa yang datang. Bagaimana jika itu adalah tamu Adnan? Bagaimana dia akan bersikap? Biar bagaimanapun Fasya adalah istri dari pemilik rumah ini, meskipun hanya sebuah status.

"Oke, saya turun. Tolong buatin minum ya, Bik."

"Iya, Mbak."

"Terim kasih, Bik."

Fasya menarik napas dalam dan mulai berjalan. Dia menuruni anak tangga dengan hati-hati agar tidak terjatuh. Jujur saya dia menahan tubuhnya agar tidak bergetar saat ini juga karena menahan rasa gugup.

Memasuki ruang tamu, Fasya bisa melihat siluet tubuh tinggi seorang pria yang berdiri membelakanginya.

"Maaf, cari siapa ya?" tanya Fasya basa-basi.

Pria itu menoleh dan tersenyum lebar saat melihatnya. Kedua tangannya terentang dan tanpa aba-aba langsung memeluk Fasya erat.

Apa ini?

Kenapa tiba-tiba seseorang memeluknya?

Apa ada kamera tersembunyi di sini?

Dengan cepat Fasya mendorong pria itu menjauh. Gila! Siapa pria asing yang baru saja memeluknya itu?

"Maaf, Anda siapa?" Fasya berjalan mundur satu langkah.

Pria itu terlihat tidak terganggu dengan ketidak-nyamanan Fasya. Dia malah tersenyum dengan cengiran yang konyol.

"Saya Denis, sepupu Adnan. Maaf kalau buat kamu kaget," ucapnya dengan terkekeh.

Fasya membuka mulutnya terkejut. Dia meringis dan kembali berjalan mendekat. "Maaf, Mas. Saya nggak tau soalnya."

Denis mengibaskan tangannya tak acuh, "Nggak masalah. Saya juga salah karena tiba-tiba peluk kamu. Pasti kaget ya?"

Fasya mempersilakan pria bernama Denis itu untuk duduk. Dia merutuk dalam hati karena hampir saja bersikap tidak sopan pada keluarga Adnan.

"Mas Denis mau cari Mas Adnan? Tapi Mas Adnan lagi di luar kota."

Denis menggeleng, "Nggak kok. Aku tau kalau Adnan keluar kota makanya aku ke sini. Aku dateng khusus mau ketemu sama kamu, istri Adnan. Maaf ya baru bisa dateng dan kenalan sekarang. Habis pulang dari Belanda soalnya, ada beberapa pekerjaan."

Mendadak Sah (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang