Ch 32 [IND]

2.3K 34 2
                                    

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

Jika hari ini juga dihitung, sepertinya telah tepat satu minggu dia tidak dapat tertidur pulas. Kantung matanya muncul lagi dan Michael kesal akan itu—dia ingin tidur, tapi dirinya takut dengan mimpi buruk yang sama. Tiap kali dia tak sengaja tertidur, beberapa menit kemudian pasti akan terbangun seolah-olah terkejut, dan dia pun menyerah.

Michael menyayangkan obat tidur yang tertinggal di rumahnya di kota lain.

Hal lain yang Michael sayangkan adalah; rasa kesabarannya yang perlahan terkikis lantaran Ennard kerap menjengkelkannya di tiap kesempatan yang ada.

"Lingkarannya jelek sekali."

"Diamlah." Michael menggerutu mendengar komentar Ennard mengenai sketsa orang yang dia gambar di kertas tak terpakai. "Aku tak memiliki alat bantu, kalau kau ingin meminjamkanku hidung bulatmu itu maka aku akan berterima kasih."

Ennard mengangkat kedua alisnya ke atas dan serentak menutup hidung merahnya seolah-olah Michael dapat merebutnya kapan saja. "Kenapa matanya memiliki ukuran yang berbeda?" Meski begitu dia tetap berkomentar.

"Karena itu hal yang sulit untuk digambar!" Michael menghardik kesal. "Kenapa kau tidak diam saja atau melakukan hal lain?"

"Tidak."

Ujung mata Michael berkedut. "Kenapa?"

"Karena kau akan sendirian dan kesepian." Jawaban Ennard terdengar polos, tapi di waktu yang bersamaan juga seakan-akan menyindir. "Dan aku kasihan."

Dan itu, barulah sebuah hinaan.

"Aku tidak perlu rasa ibamu," balas Michael marah, dia mendorong wajah Ennard yang dekat dengannya menggunakan kedua tangan hingga Ennard akhirnya menjauhkan jarak mereka. "Aku lebih suka sendirian, aku tidak perlu seseorang menemaniku," Michael berkata dengan percaya diri, Ennard menelengkan kepalanya. "Lagipula aku sudah terbiasa."

"Menyedihkan."

"Kau—kenapa kau sangat menyebalkan?!" ketus Michael kesal, satu kata komentar dari Ennard benar-benar terdengar mengesalkan baginya.

Animatronik di hadapannya mendengkus. "Kau berkata seperti itu hanya untuk menghibur dirimu sendiri, tapi kau ingin seseorang untuk tetap menemanimu dan peduli padamu apa adanya, bukan?"

Michael benar-benar benci bagaimana Ennard selalu berkata tepat sasaran.

"Lalu aku bisa apa?" Michael menyingkirkan kertas dan pensil yang dia gunakan tadi dengan sembarangan, akibat terlalu emosi. "Aku terpaksa untuk terbiasa!" Dia mengerang, akhirnya membaringkan badan di lantai kayu, tatapannya menerawang ke arah langit-langit. "Mereka selalu meninggalkanku pada akhirnya."

"Sepertinya aku hanya imajinasimu karena kau terlalu lama kesepian."

Dengkusan terdengar. "Aku juga berharap begitu," tawa Michael. "Tapi kau nyata. Insiden itu nyata. Scooper itu nyata. Semuanya nyata. Jika ini hanya mimpi, aku ingin dibangunkan sesegera mungkin."

Michael mengaduh seketika tepat setelah Ennard menampar pipinya menggunakan kabel yang menjulur dari animatronik itu sendiri.

Ennard mengangguk-angguk. "Terbukti bukan mimpi."

"You are such a jerk," Michael menggeram kesal, mengelus pipinya yang sakit karena tamparan itu. "Kalau ini nyata, aku ingin bermimpi sesegera mungkin dan bayanganmu akan menghilang dari hadapanku."

"Kau sedang insomnia, jangan terlalu banyak berharap."

"Argh berhentilah bersikap menyebalkan!" Dengan penuh sebal Michael membalikkan badannya dari Ennard dan membelakangi Ennard, dia menggembungkan kedua pipinya cemberut. "Aku bisa mencoba tidur dan ketika aku bangun, kau menghilang dari sini!"

Ennard memutar matanya. "Kau akan merindukanku."

"Tidak." Michael menjulurkan lidahnya pada Ennard sebelum berpaling lagi. "Aku takkan merindukanmu."

"Oh, benarkah?"

"Benar!"

"Ya sudah sana tidur."

Michael memandang Ennard skeptis. "Aku mau saja, tapi ..." Dia tidak melanjutkan perkataannya, pandangan matanya menunjukkan bahwa dia mulai ragu.

"Tidak akan terjadi apa-apa."

Mata Michael bergulir ke atas merasakan pucuk kepalanya ditepuk pelan oleh Ennard—kabel Ennard, animatronik itu takkan mau menggerakkan tangannya untuk melakukan hal tak berguna tersebut (setidaknya itu lah yang Michael pikirkan). "Kau tidak bisa menjamin itu," Michael berkata.

Ennard menggendikkan bahu. "Bisa. Kau pejamkan mata, bayangkan hal menyenangkan, lalu kau akan terlelap dan akhirnya bermimpi indah tanpa aku di dalamnya."

"Terdengar mudah untuk diucapkan," cibir Michael pelan, akhirnya berpaling lagi dari Ennard. Dia memakai lengannya sebagai bantalan kepala, dan setelah itu memejamkan mata. "Aku tidak bisa."

"Kau baru merem sedetik, tolol."

"Tapi memang tidak bisa!" Michael berujar keras dan gundah, dia bangun dari posisi berbaringnya untuk menghadap ke arah Ennard.

Namun Ennard menekan wajahnya untuk kembali berbaring di lantai.

"Bayangkan saja aku tidak akan bersamamu nanti pagi ketika kau bangun dan itu sudah cukup untuk membuatmu bermimpi indah. Tidur sekarang."

Perkataan itu membuat Michael merasa sedikit takut.

Michael melirik Ennard melalui ujung ekor matanya dengan ragu, tak lama kemudian dia memandang ke lantai kayu. Menggunakan lengannya lagi untuk bantalan kepala, Michael mulai memejamkan mata. Meski begitu, dia tak membayangkan apa yang baru saja Ennard katakan, dia lebih memilih memikirkan suatu hal yang lebih menyenangkan—berusaha tidak terusik dengan ucapan Ennard.

Beberapa menit terlewati dalam keheningan, Michael membuka matanya setengah. "Enn?"

"Kau belum juga tidur?"

Ennard masih bersamanya.

"Tetap di sini."

"Lihat, aku benar, bukan? Kau kesepian."

"Fuck you."

Sepertinya hal yang salah mengatakan itu pada Ennard.

Michael mendengkus kesal, akhirnya memutuskan untuk menarik ucapannya tadi serta tidak lagi memedulikan jikalau Ennard tetap bersamanya atau tidak. Dia akan tidur.

The BondWhere stories live. Discover now