"Bold." : animatronik yang berbicara
"Biasa." : manusia yang berbicara
=o^o=
"Ennard—no!" Michael segera menarik kabel Ennard yang akan mengambil sebuah obeng di dekat endoskeleton di atas meja itu.
Ennard menoleh padanya dan kedua bahu sang animatronik menurun, suara mesin terdengar Ketika dia melakukannya. "Aku hanya ingin melihat, Benedict. Kau tak mempercayaiku?"
"Tidak sama sekali."
Terdengar dengkusan kasar dari Ennard. Dia berbalik dari Michael dan melangkah keluar dari ruangan tersebut, dengan sengaja mematikan saklar lampu tanpa susah payah sebelum benar-benar keluar dan ruangan gelap seketika. Michael menggerutu, sang Afton menghidupkan kembali lampu agar dapat menerangi tempat itu.
Michael melipat kedua tangan depan dada, memicingkan mata ke endoskeleton tidak jadi tersebut dan memperhatikannya intens. Selama beberapa menit dia melakukannya, seolah-olah hanya dengan menatap endoskeleton itu langsung selesai tanpa disentuh.
Tentu saja sangat konyol, tapi tak ada salahnya mengharapkan keajaiban.
Dia berjalan dengan cepat menuju ke salah satu rak, mengambil sebuah buku dan langsung membuka halaman yang ingin dia tuju tanpa berpikir—dirinya telah menghapal halaman berapa lantaran betapa seringnya dia bolak-balik membuka buku panduan tersebut.
Membangun sebuah endoskeleton memang sangat menyusahkan, apalagi sebuah animatronik. Michael tak tahu seberapa cerdas sang ayah mengingat pria itu membuat beberapa animatronik dalam beberapa bulan di masa lampau, dan di sini lah Michael sekarang; masih kesulitan membangun endoskeleton sederhana meski telah terlewat satu bulan.
Michael dapat bersumpah ayahnya mungkin bukan manusia biasa.
Menutup buku tersebut dan membawanya ke meja kerja, Michael segera menarik kursi untuk duduk lalu kembali berkutat dengan proyeknya. Dia sedikit mengerling ke langit-langit ketika mendengar suara aneh berasal dari sana, tapi Michael memutuskan untuk tak peduli. Ennard telah cukup menyusahkannya akhir-akhir ini.
"Aku perlu beberapa baut lagi," gumam Michael seraya bolak-balik memandang buku dan endoskeleton. "Dan—aku tak memiliki perkakas yang ini ...." Michael mengerutkan dahi. Mungkin ada di gudang, Michael berkata dalam hati.
Tanpa basa-basi lagi dia beranjak kembali dari duduknya dan kakinya melangkah dengan cepat menuju suatu ruangan setelah keluar dari kantor sang ayah. Michael mencoba mengabaikan segala memori masa lalu yang muncul ketika dia melewati koridor rumah, itu bukan fokus utamanya sekarang.
"Belilah bunga dan pergi ke pemakaman adikmu."
Perkataan si sialan itu mendadak terngiang dalam kepala Michael, membuat Michael mendecih kesal dan berhenti sebentar untuk mengusap wajah dengan gusar. Animatronik tersebut mengesalkan, sangat mengesalkan.
Nyaris membanting pintu gudang, Michael terbatuk begitu debu langsung menyambutnya. Dia membuat catatan dalam batin untuk membersihkan gudang kapan-kapan. Michael berjalan masuk setelah menyalakan saklar, agak terkesiap akan semua kenangan yang menyerang ketika benda-benda lama diletakkan di tempat ini. Sebuah perasaan nostalgia.
Fokus, Michael, dia berujar lagi dalam hati saat niatnya sedikit goyah lantaran tertarik untuk mengecek setiap hal di gudang ini. Dia bisa melakukannya kapan-kapan.
"Oke, baut dan alat yang tidak aku tahu apa itu," ucap Michael.
Mulai mencari-cari, Michael berulang kali mengumpat saat dia tak sengaja tersandung kakinya sendiri atau sesuatu, atau ketika dia tak sengaja teralihkan oleh hal lain. Michael mengibaskan tangan di depan wajah saat membuka kotak yang tertutup oleh debu, sensasi yang tak menyenangkan.
"Pft."
Michael menoleh mendengar kekeh tawa tertahan tersebut, menemukan wajah Ennard dari ventilasi udara di langit-langit sedang terpangku oleh tangan besinya, seakan-akan kegiatan Michael mencari alat adalah sebuah acara komedi baginya.
"Mind to shut your mouth if you don't want to help?" Michael berkata, mendengkus sebal dan menggeleng pelan sebelum beralih ke kegiatannya lagi.
Dia bisa mendengar pergerakan Ennard, turun dari langit-langit dengan debaman kecil ketika mendarat. Michael tak memfokuskan apa yang Ennard lakukan tentu saja, tapi dia terkejut setengah mati saat sesuatu melilit pergelangan tangannya dan memaksanya untuk berbalik.
Afton itu meneguk ludah menemukan Ennard berdiri cukup dekat dengannya, dia tak pernah menyadari seberapa tinggi Ennard dibandingkan dirinya sendiri dan baru pertama kali ini setelah beberapa tahun Michael menciut di bawah aura yang menguar dari Ennard.
Namun, Ennard hanya menelengkan kepala kepada Michael dan tidak menunjukkan ekspresi apa-apa menangkap raut gagap Michael, hanya gestur seolah dia sedang mengerutkan dahi. Ennard mendecak, melepaskan kabelnya yang melilit pergelangan Michael dan mengisyaratkan Michael untuk menengok ke arah kanan.
Tak ada respon apa pun dari Michael,
Ennard memutar mata malas. "Arah kanan, Afton. Bukan padaku, tapi kanan. Kau tidak buta dengan isyaratku tadi." Ennard mendengkus berat, dan kini Michael mengerjap.
"I do blind on one eye, thank you." Michael mengangkat kedua alis ke atas, sedikit mengerling ke arah yang Ennard tunjuk; alat itu ada di sana, kenapa dia tidak nampak tadi? Michael balik menengadah untuk memandang Ennard. "Jangan lupa kalau kau penyebab dari itu," ujar Michael, sebelum dia memalingkan wajah dari Ennard dan melangkah pergi.
Ennard terdiam di tempat, tapi matanya mengikuti ke mana Michael berjalan. Ennard mencoba untuk tidak mengerutkan dahi, dia menemukan bahwa hal itu sedikit sulit dilakukan ketika dirinya merasa canggung tanpa alasan.
"Rusak?"
Pekikan tak percaya Michael menyita perhatiannya, dia menemukan Michael telah memegang alat yang dicari-cari sejak tadi. Ennard melipat tangan di depan dada, mendengkus. "Kau memegangnya secara terbalik, bodoh," hardik sang animatronik, dan Michael seolah-olah tersadar.
"Oh."
Ennard ingin tertawa mendengar reaksi menggelikan Michael, tapi egonya lebih besar. Jadi dia menggerutu tak jelas.
"Tapi memang rusak kok!" Michael bersikeras, berlari kecil menuju Ennard untuk menunjukkan alat tersebut. Ennard menatapnya ragu sebelum mengambil benda itu dari dan mengeceknya sendiri.
"Oh ...."
"'Kan!"
Animatronik itu memandang si Afton sulung beberapa saat, lantas—dengan berat hati—mengangguk setuju. "Beli yang baru." Ennard mendorong alat tersebut ke dada Michael dan Michael langsung memegangnya sebelum terjatuh tepat ke kakinya. Ennard sedikit berjengit saat tangan Michael tak sengaja menyentuh tangannya, dia berdehem kecil. "Tapi itu mahal, dan kupikir kau tak mampu membeli yang baru."
Michael nampak tersindir mendengar penuturan Ennard. "Aku miskin, kau miskin. Kita tinggal bersama, jangan lupa." Michael sedikit berkacak pinggang. "Lagipula aku bisa bekerja, tidak sepertimu."
Ennard bergumam tak jelas mendengar itu, dan Michael mulai tersenyum—dia akan mencari pekerjaan baru lagi.
Dan berharap Ennard takkan mengacaukannya.
YOU ARE READING
The Bond
FanfictionWarning: MY AU, slow build romance, miss typos, cursing word, slow update Contains only a small daily life between Michael Afton and the animatronic that killed him; Ennard. Of course, small commotions occur, small fights accompanied by swearing and...