"Bold." : animatronik yang berbicara
"Biasa." : manusia yang berbicara
=o^o=
Ini telah memasuki minggu kedua Michael mengerjakan rangka dalam yang nanti digunakan untuk menopang badannya sebagai pengganti organ, dan Ennard.
Michael menyandarkan punggung ke sandaran kursi setelah meregangkan tubuh yang dibungkukkan terlalu lama olehnya guna mengerjakan detail kecil dari endoskeleton yang belum sempurna itu—setengah jadi pun masih belum. Rasa was-was Michael terhadap Ennard makin bertambah mengingat kejadian saat Ennard dengan sengaja atau tidak meneteskan oli ke arah meja, hingga membuatnya bekerja dua kali; membereskan kertas-kertas dan membongkar ulang endoskeleton.
Tidak membutuhkan waktu lama sebenarnya, Michael mudah belajar dan menghapal hingga dia tidak terlalu kesusahan. Hanya saja Michael frustasi semalaman sebab beberapa bagian kertas yang berisi penjelasan tentang rangka dalam animatronik jadi tertimpa oli, Michael tak bisa menghapusnya dan berakhir dia harus berpikir-pikir sendiri apa langkah selanjutnya yang dapat dia lakukan.
"Tidak, sepertinya salah," Michael bergumam sendiri seraya mencoret sebaris dari daftar yang tersusun belasan kalimat. Dia sedang mencoba menentukan apa yang harus dilakukan untuk tahap berikutnya dalam merangkai kerangka.
Michael menoleh ke luar jendela sambil menghela napas lelah, menopang dagu dengan punggung tangan. Bunyi jangkrik terdengar samar, meramaikan kesunyian di ruangan tersebut. Dia melirik ke arah jam yang tergantung di dinding, menemukan waktu telah menunjukkan nyaris tengah malam dan dia masih berkutat dengan perencanaan endoskeleton. Michael tak mengantuk, toh dia telah terbiasa terjaga hingga pagi karena pekerjaannya dulu.
"Sial memang," ujar Michael dengan bosan memandang ke arah kertas-kertas yang dipenuhi coretannya sendiri.
"Sial sekali."
Kening Michael mengerut seiring dia mengerling kepada Ennard yang sedang menatap televisi. Dia mendengkus, memutar mata dan balik memfokuskan diri untuk menyelesaikan catatan-catatan itu malam ini. Catatan yang tertutup oleh oli membuat Michael agaknya sedikit frustrasi, jika dia tak segera memperbaikinya maka dia tidak bisa melanjutkan rakitan endoskeleton tersebut.
Menghembuskan napas lelah, Michael mengusap wajah dengan gusar sebelum meraih cangkir kopinya—tidak ada. Michael menoleh, dia sangat yakin cangkir tersebut ditaruh olehnya di bagian kiri meja. Kedua alis Afton itu bertautan satu sama lain; sejak kapan kopinya berpindah tempat ke bagian kanan meja?
"Huh," Michael bergumam kecil, memutuskan untuk tak terlalu memedulikan hal tersebut. Dia menyesap kopinya, rasa pait yang terasa di lidah sedikit menyegarkan pikiran—setidaknya Michael bersyukur dia masih dapat mencerna cairan.
Ingin kembali melanjutkan pekerjaannya, sekali lagi Michael menautkan kedua alis. Sekarang giliran penanya yang menghilang. Michael mengumpat dalam hati, mengedarkan pandangan ke seluruh permukaan meja yang berantakan oleh kertas dan alat-alat. Dia menyingkirkan beberapa catatan—mungkin saja tertutup oleh kertas-kertas tersebut. Namun, masih nihil.
Menengok ke bawah meja, ujung mata Michael berkedut menemukan pena itu menggelinding jatuh hingga ke sisi meja yang lain dan dia tidak menyadarinya. Michael mendorong kursi ke belakang, lalu menyusup ke dalam meja dan merangkak untuk mengambil pena tersebut.
Michael mengaduh ketika dia tak sengaja menengadah dan membuat kepalanya terbentur bagian bawah meja. Dia sedikit menggerutu kesal, was-was jika itu membuat cangkirnya menumpahkan beberapa tetes kopi dan bila memang terjadi maka dia harus melakukan pekerjaan tambahan.
Dia merangkak keluar, lantas membuang napas untuk sekian kalinya, setelah itu Michael beranjak berdiri dan rahangnya terbuka bersamaan dengan dahi mengerut dalam serta ekspresi keheranan menemukan catatan-catatan tersebut menghilang. Tentu saja tak mungkin diterbangkan oleh angin.
Michael merasa curiga, dia telah membuat asumsi dalam benaknya dan melempar pandangan ke arah sang animatronik yang sejak tadi sunyi tanpa suara.
Tebakannya benar.
Kertas berisi sketsa endoskeleton serta note-note yang tertera berada pada Ennard, yang memakai kabelnya untuk memegang kertas tersebut. Ennard nampak serius, sesekali alis pada topeng putih itu bergerak seolah-seolah tertarik, atau bingung.
"Hei," Michael memprotes, melangkah mendekati Ennard dan meletakkan telapak tangan di pinggang. "Kembalikan."
Mata robotik Ennard mengerling padanya, dan begitu mengejutkan Ennard menyerahkan kembali catatan-catatan tersebut kepada Michael. Dengkusan pelan terdengar seakan-akan dia tergelitik memandang raut cengo Michael, Ennard melemparkan pandangan ke kiri, lantas kembali mendengkus.
"Menggelikan." Ennard menahan niatan untuk tidak tertawa, walau kekehan rendah lolos keluar. "Kau takkan pernah bisa melampaui ayahmu dalam hal seperti ini. Tidak ada bakat sama sekali."
Ekspresi wajah Michael berubah masam, dia mendecih dan bergumam tak jelas. Michael tak peduli, sekali dia menyelesaikan proyek ini maka dirinya akan terlepas dari belenggu menyebalkan dengan Ennard.
YOU ARE READING
The Bond
FanficWarning: MY AU, slow build romance, miss typos, cursing word, slow update Contains only a small daily life between Michael Afton and the animatronic that killed him; Ennard. Of course, small commotions occur, small fights accompanied by swearing and...