Hari dimulainya gencatan senjata.
Istirahat kali ini Upi dan Amu memilih untuk dikelas. Upi yang meminta. Ia ingin membicarakan strategi cintanya pada Amu, berharap Amu bisa membantu.
"Jadi kenapa lu nglarang gue buat ke kantin? Ga tau gue laper apa?"
"Gue udah nitip kiki buat beliin kita makan kok. Santai dong"
"Jadi apa?"
"Gue sedang menjalankan misi Mu"
"Hah? Misi apa?"
"Misi untuk memenangkan hati ayang Sho. Gue sebut misi ini dengan misi 'Menjemput Jodoh', keren kan?"
"Bentar, bentar. Sho? Jadi lu beneran suka Sho Pi? Gue kira lu cuma becandaan doang" Amu mencoba memastikan bahwa rungunya tidak salah dengar.
"Pengennya juga gitu. Tapi apalah hati gue yang lemah ini kalo sama cogan. Jadinya kecantol beneran deh"
"Tapi Pi" perkataan Amu terjeda. Melihat binar mata Upi yang begitu penuh cinta, Amu jadi tidak tega untuk mengutarakan isi hatinya.
"Kenapa?"
"Ga jadi. Jadi lu mau gue bantuin apa?" Amu memilih untuk memendam isi hatinya saja.
"Gue udah nemu 7 cara jitu buat bikin crush jatuh cinta. Nah, cara yang pertama ini susah banget buat gue Mu"
"Emang apaan caranya?"
"Buatin makanan kesukaan."
"Pantesan, Itu mah berat pake banget Pi. Lu kan ga bisa masak"
"Kannn. Terakhir kita masak berakhir dapur mau meledug kan" Upi mulai frustasi.
"Tenang sobat. Ga usah frustasi gitu dong. Lu kan punya Toro. Lu bisa minta tolong diajarin masak sama dia. Dia kan jago masak tuh."
"Yah, opsi terakhir emang itu sih. Mau ga mau gue harus nyeret Toro buat bantuin gue"
"Terus cara yang lainnya apa?"
"Nih lu liat saja. Gue males jelasin" Upi menyodorkan gawai pintarnya pada Amu.
Amu mencebikkan bibirnya sebal. Dasar, padahal kan yang butuh Upi.
Amu mulai membaca cara jitu yang kata Upi ampuh itu dengan serius.
"ini mah bakal susah kalo kata gue"
"Ah lu mah. Belum juga mulai udah bikin down semangat gue saja."
"Ya lu kan tahu sendiri Sho bentukannya kayak gimana. Lebih dingin dari kulkas 76 pintu."
Upi mengerucutkan bibir. Ia sebal dengan fakta itu. Kenapa ia harus jatuh cinta pada Sho sih. Bikin susah saja.
"Tapi lu katanya ga mau nyerah. Semangat dong." Imbuh Amu. Ia jadi merasa bersalah telah membuat Upi cemberut.
Upi menampilkan senyum cantiknya. Benar, ia tidak boleh menyerah. Ia harus semangat 45.
"Oke, jadi kita akan melakukan cara pertama. Btw, lu tahu makanan kesukaannya Sho ga Mu?"
"Kesukaan ya?" Amu menempelkan telunjuknya pada dagunya. Mukanya terlihat sedang berfikir keras.
"Jujurly, gue ga begitu tahu kesukaanya itu apa. Kayaknya semua makanan dimakan deh sama dia. Dia bukan tipe yang pilih-pilih makanan. Tapi kalau soal minuman jelas dia ga suka boba kan? Terakhir kita beli boba dia ga habis minumnya"
Upi menghela nafas.
"Duh apa ya enaknya. Eh tapi dia suka minum susu stroberi kan Mu?"
"Tapi kan itu tinggal beli juga bisa Pi. Lagian yang kita bahas ini makanan, bukan minuman"