Upi sudah berdiri tepat di depan gerpang sekolah, tapi ia belum juga melangkahkan kakinya memasuki gerbang. Sebenarnya Upi merasa enggan untuk berangkat sekolah. Matanya pegal karena semalaman menangis. Ia tak tahu patah hati efeknya semenyedihkan ini. Apakah bisa disebut patah hati? Bahkan Upi tidak tahu cintanya bertepuk sebelah tangan atau tidak.
Upi memandangi pergelangan tangan kirinya yang tertutup handband. Ia mengela nafas.
"Woy!! ngapain diem didepan gerbang gini?" Amu menepuk pundak upi keras.
"Eh Amu. Ga papa. Yuk masuk" Upi melangkahkan kaki memasuki gerbang.
Amu terdiam di tempatnya. Harusnya respon Upi tidak seperti itu. Tidak brutal sama sekali, malah terkesan sangat kalem. Biasanya Upi akan balik menganiaya Amu. Amu jadi merasa ada yang hilang dari rutinitas pagi harinya.
Amu buru-buru mengejar langkah kaki Upi yang mulai menjauh.
Sesampainya di kelas, Upi langsung duduk di bangkunya. Ia menelungkupkan kepalanya pada meja.
"Lu ga papa Pi?" Tanya Amu khawatir saat sudah duduk di bangkunya. Tidak biasanya Upi terlihat seperti tidak punya semangat hidup.
"Hari ini ga ada ulangan kan Mu?"
"Ga ada. Emang kenapa?"
"Gue izin sakit ya. Gue mau ke UKS" Upi beranjak dari bangkunya, tapi tertahan oleh genggaman Amu pada tangannya.
"Lu sakit? Gue anter ke UKS ya"
"Ga usah. Gue masih mampu kok kalau buat jalan" Upi menampilkan senyumnya.
"Eh bentar. Mata lu kenapa bendul gitu. Lu habis nangis Pi?" tanya Amu khawatir.
"Hah? G-ga kok. Gue semalam habis begadang baca webtoon. Sudah, gue mau ke UKS, nanti keburu pak Eko masuk. Absenin gue ya" Upi bergegas pergi meninggalkan Amu sebelum Amu menanyainya lebih jauh.
Sepeninggal Upi, Terlihat Toro, Kiki, dan Sho menampakkan batang hidungnya.
Tumben sekali Sho tidak telat.
"Upi mana Mu?" Tanya Toro.
"Paling telat" Tebak Kiki.
Sho hanya diam. Ia menunggu jawaban Amu.
"Ke UKS, katanya sakit. Baru keluar tadi. Kalian ga papasan?"
Mereka bertiga menggeleng. Kompak sekali.
Sho berbalik, ia ingin menyusul Upi, tapi langkahnya terhenti. Ternyata Toro sedang menarik tasnya.
"Nanti saja pas istirahat. Tuh pak Eko sudah masuk." Toro menunjuk ke arah pintu.
Sho menghela nafas. Rasa khawatirnya terpaksa harus ia pendam sejenak sampai jam istirahat.
.
.
"Kenapa setiap gue ke sini lu mulu sih yang jaga?!" Kesal Upi saat membuka pintu, matanya langsung mendapati Lin yang sedang duduk santai melakukan eksperimen gilanya. Masih pagi ini loh.
"Mungkin kita jodoh" Jawab Lin santai.
"Ngomong lu asal nyeblak."
Upi melangkahkan kakinya menuju ranjang UKS, mengabaikan tatapan tanya Lin.
"Ngapain lu?" Tanya Lin ketika melihat Upi yang sedang menyamankan posisi tidurnya.
"Perlu gue jawab?" Tanya Upi sinis. Ia hanya sedang tidak ingin diganggu.
Lin menghela nafas. Ia beranjak mendekat ke arah Upi.
"Tetap disana. Gue lagi ga mau diganggu." Ujar Upi memperingati.