"Apa ini? NILAI APA INI? Seumur hidup saya gak pernah dapet serendah ini!!! SAMPAH!!! Karena kamunya sampah!!"
Raka baru saja tiba di rumah sepulang dari minimarket. Begitu masuk rumah ia langsung mendapat tamparan keras dari ayahnya
Sudah ia duga, ini sudah seminggu sejak ujian itu dilaksanakan. Ujian yang ia yakin tidak akan dapat nilai sempurna
Dan ia juga telah mendapatkan hasilnya, sebenarnya ia cukup terkejut, tapi tak apalah. Nilainya segini, berarti kemampuannya cuma segini. Ia sudah menyiapkan diri untuk menemui saat ini langsung setelah ia mendapatkan hasil ulangan itu
78, kedua angka itulah penyebab ayah semurka ini
Nilai 7? 8 saja dia masuk rumah sakit
Raka melihat ayahnya sudah memegang balok kayu dan ikat pinggang. Raka tersenyum, sepertinya ia akan bolos sekolah hari ini. Hari ini, karena ini sudah pukul 01.39
Ayahnya menyeretnya ke kamarnya, lalu menghempasnya begitu saja
Bugh bugh bugh...ctar, ctar,...
"Kenapa kamu bisa sebodoh ini? Saya dan bunda kandungmu tidak pernah dapet segini! Ingat itu! TIDAK PERNAH SEKALIPUN!!! Ini pasti karena kamu tidak belajar! Kamu tidak belajar kan?!!!! Jawab!!"
Akhirnya Raka tau satu fakta tentang ibunya, sepertinya ibunya pintar, ia jadi bangga
"Maaf yah, Raka lagi tidak konsen ketika itu, maaf.."
"Maaf aja gak bakalan cukup! Gak akan bisa balikin nilaimu! Belajar yang bener, gak usah banyak main, apa susahnya?!!!"
Ayahnya terus memukulinya hingga ketika balok kayu menghantam keras kepalanya, kegelapan benar-benar meraihnya
__________
Raka membuka matanya, yang ia lihat pertama adalah langit-langit putih. Ia sudah menduga, rumah sakit
Ia menoleh sedikit ke jendela, tapi rasa pening langsung menderanya bertubi-tubi, ia tak sanggup hingga pingsan kembali
__________
Raka membuka matanya kembali, rupanya lampu telah menyala. Sudah malam
Tadi ketika ia siuman sebelum ini, langit menunjukkan sudah sore
"Udah sadar Raka?" tanya bunda sambil memencet bel di samping ranjangnya,"apa yang sakit? Mau minum?"
"Nggak.." lirihnya, ia tidak sanggup untuk menggelengkan kepalanya, khawatir pingsan lagi
Beberapa saat kemudian dokter dan seorang perawat datang dan memeriksa,"apa yang sakit Raka?"
"Gak papa dok" lirihnya hampir tidak terdengar
"Jujur saja, Raka. Tak apa. Dengan kamu jujur akan sangat membantu kami. Kamu tidak sadar selama 12 jam, tentu kamu tidak baik-baik saja"dokter itu tersenyum
"Semuanya dok"
"Tentu saja, mungkin sekarang kamu merasa tangan dan kakimu mati rasa? Bahkan kamu pasti merasa jika tangan kiri dan kaki kirimu sedang digips karena retak parah. Kamu kesulitan napas karena tulang rusukmu retak. Punggungmu sangat sakit, banyak luka. Gegar otakmu kambuh"
"Iya"
"Banyak-banyaklah istirahat, kalau ada perlu panggil saya"
"Iya"
Dokter dan perawat itupun pergi
"Raka makan ya?"
"Besok aja ya Bun,"
Bunda mengangguk, ia tau Raka butuh banyak istirahat
Raka pun tertidur kembali, napasnya terasa sulit, badannya remuk semua
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiling Boy
Randomtentang luka, keluarga, perjuangan, kerja keras, sekolah, suka Perkataan ayah emang selalu bener, gue yang salah. Gue gak ngertiin keluarga, gue gak berbakti -Raka Rafandra 2 hal yang gue takut, adalah jika gue sebenarnya pernah bertemu bunda gue, t...