flashback & epilog

209 7 0
                                    

Flashback on

"Bun, Raka titip bawakan 1 buku tulis boleh? Yang di meja belajar, terserah yang mana aja"

"Oke, pulpennya juga?"

"Iya. Makasih Bun"

Setelah mendapatkannya, Raka hanya meletakkannya saja di atas meja, bunda yang melihatnya bertanya,"mau belajar?"

"Nggak sih"

Terus buat apa? Bunda ingin bertanya tapi rasanya terlalu ikut campur. Ia mengurungkan niatnya

__________

"Bun, tolong bawa ini sekalian pulang ya"

"Iya"

__________

"Bun, kalo ada sesuatu yang terjadi, buku yang kemarin bunda baca ya"

"Kenapa?"

"Gak papa. Aku minta tolong aja"

Flashback off

Ketika Raka benar-benar tiada, bunda dan Tasya pulang dengan sangat sedih. Tasya tak berhenti menangis, bunda juga. Sang bunda memeluknya berusaha menenangkannya

Setelah jenazah Raka diurus, bunda jadi teringat bahwa Raka memintanya untuk membaca buku yang sempat dibawakannya ke rumah sakit

Ia mengambilnya dan membacanya

Untuk bundaku yang sangat baik, hebat, dan menakjubkan

Terima kasih selama ini telah mau menjadi bundaku, temanku, penolongku, pendamping ayah, dll

Kebaikanmu tak terukur, jasamu takkan terbalas

Makasih Bun, aku gak bisa bayangin kalo gak ada bunda, betapa kosongnya hidupku, betapa sengsaranya daku

Karena ada bunda, ada Tasya. Karena bunda, ayah tak terlalu sering memukuliku, meski bagaimanapun, aku tak marah pada ayah, ayah marah karena aku memang salah

Makasih Bun sudah mengasuhku sejak kecil, membesarkanku tanpa keluh, selalu memasak untukku dan membereskan kamarku padahal bunda juga kerja

Makasih banyak Bun telah merawatku ketika aku sakit, sampai bunda tidak istirahat dengan benar. Maaf ya

Bunda pantas dapat predikat termasuk ibu terbaik di dunia

Aku sangat sangat sayang bunda. Terima kasih karena bunda pernah ada di hidupku

Peluk sayang, Raka Rafandra

Bunda menangis, kenapa Raka begitu baik padanya? Padahal ia tak pernah memberi perhatian lebih padanya, tak pernah mengelus kepalanya, memeluknya, menanyakan padanya apa ada masalah, dan sebagainya. Ia menyesal sekarang, kenapa tidak melakukannya sejak dulu, padahal kalau bukan dia yang melakukannya, siapa lagi? Raka sangat membutuhkannya. Raka telah kehilangan sosok bundanya sejak kecil. Ia tumbuh besar tanpa kasih sayang

Maafin saya Raka, seharusnya saya menyayangimu tanpa ragu, maaf sekali lagi..

Bunda mulai membaca halaman berikutnya

Bun, tolong kasih masing-masing kertas ini buat yang tertulis namanya ya

Dan untuk Kalya, awalnya aku pengen nulis tapi bingung mau nulis apa karena ada banyak sekali yang ingin kusampaikan. Aku akan menyempatkan untuk bertemu langsung saja. Tolong sampaikan ya bun

Untuk ayahku tercinta, tersayang, Prabu Arfaja

Terima kasih atas selama ini, kebaikan-kebaikan ayah takkan bisa kubalas

Smiling BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang