Setelah melalui banyak pertimbangan serta menyetujui kesepakatan yang mereka buat bersama, akhirnya [Name] dibiarkan tinggal di rumah Haitani bersaudara. Pada awalnya Rindou memutuskan untuk membuang gadis itu ke jalanan, atau mungkin ke lautan sekalian, namun berkat bujukan Ran akhirnya bungsu Haitani itu menerima ide menyebalkan tersebut.
"Lumayan, Rin. Pembantu gratis."
Itu yang Ran katakan untuk bernegosiasi dengan adik kesayangannya.
"Kapan lagi punya pembantu utusan Dewa, iya kan?"
Rindou hanya bisa menatap Ran dengan aneh. Ia tidak habis pikir, apakah Kakak bodohnya ini benar-benar percaya kalau gadis itu adalah utusan Dewa?
"Kau percaya dengan omong kosong yang dia katakan?" tanya Rindou.
Ran tersenyum dan mengangkat bahunya sebelum laki-laki itu berjalan menuju dapur; tempat orang yang menjadi topik pembicaraan mereka berada.
Di tengah 'interogasi' mereka beberapa jam yang lalu, perut [Name] tiba-tiba meraung bak singa di kartun Tom and Jerry; membuat kedua saudara itu -bahkan [Name] sendiri- terkejut ketika mendengarnya. Untunglah masih ada pizza sisa semalam di kulkas, jadi mereka bisa memberi makan pembantu baru mereka.
Setelah gadis itu mengganti pakaiannya yang basah, barulah ia bisa mengisi perutnya yang lapar. [Name] mengenakan pakaian milik Ran, karena Rindou tidak sudi meminjamkan pakaiannya.
"Siapa namamu tadi?"
Menelan makanan di mulutnya, gadis berhelai [hair color] itu menjawab pertanyaan laki-laki yang kini duduk di kursi lain di sampingnya. "[Name], namaku [Full Name]."
"Baiklah, [Name]. Aku Ran, dan laki-laki pemarah disana adalah adikku, Rindou." Ran menunjuk pada Rindou yang memutar matanya sebelum kembali mengganti saluran tv dengan malas.
[Name] menganggukkan kepala. "Aku tahu."
"Ah, aku lupa kau adalah 'utusan Dewa'. Sudah pasti kau tahu segalanya." Ran terkekeh ketika laki-laki itu menopang dagunya. "Jadi, apa saja yang kau tahu tentang kami?"
Apa saja, katanya?
"Kalian adalah Haitani Bersaudara. Usia kalian terpaut 1 tahun. Menjadi penguasa Roppongi pada usia 13 tahun. Geng pertama yang kalian masuki adalah Tenjiku, sebuah geng yang dipimpin oleh orang bernama Kurokawa Izana. Kalian pernah masuk penjara ketika Izana mati tertembak saat geng kalian melawan Tokyo Manji. Pada saat itulah Ketua geng Rokuhara Tandai; Terano South, merekrut kalian menjadi anggota gengnya. Kalian bergabung ketika Terano berhasil mengalahkan orang yang kalian hormati; Kakucho Hitto, hingga akhirnya mantan anggota Tenjiku; seperti kalian, Kakucho Hitto, Madarame Shion, dan Mochizuki Kanji bergabung dengan Rokuhara Tandai. Kalian sekarang berakhir di Kantou Manji setelah kalah pada perang 3 Dewa yang terjadi beberapa bulan yang lalu."
"Hanya itu?"
Sebuah pertanyaan keluar dari Haitani yang lebih muda. Ah, sepertinya diam-diam Rindou juga mendengarkan percakapan antara Ran dan gadis yang menurutnya aneh tersebut.
"Itu adalah informasi umum. Semua orang hampir tahu berita itu. Aku masih tidak percaya kalau kau adalah 'Utusan Dewa' atau apalah aku tidak peduli." Rindou mencibir.
Ran hanya tersenyum dan mengangkat bahunya saat [Name] menatap laki-laki berkepang itu. "Kurasa kau harus berusaha lebih keras untuk meyakinkan Rindou."
[Name] menghela napas sebelum mengalihkan tatapannya pada Rindou yang ternyata juga tengah menatap gadis itu dengan raut kesal di wajahnya.
"Haitani Rindou, lahir pada tanggal 20 Oktober 1988. Memiliki tinggi badan 172cm, dan berat badan 65kg. Golongan darah, B. Kegiatan yang kau sukai adalah DJ dan melatih otot-ototmu. Kau tidak suka makanan yang mengandung banyak lemak. Keahlianmu adalah Jujitsu; bertarung tanpa senjata. Orang yang kau kagumi adalah Antonio Rodrigo Nogueira, dan orang yang tidak kau suka atau takuti adalah Ran. Mimpimu adalah menjadi pemilik klub paling populer di Jepang. Tempat favoritmu adalah Roppongi. Kau memiliki kenangan buruk ketika kau minum dengan 10 orang temanmu di ruang tamu. Ran bangun pada jam 4 sore. Suasana hatinya benar -benar
buruk saat itu jadi berlari ke kamar mandi dan setelah itu kau melihat semua orang duduk dengan hanya mengenakan celana dalam saja. Dan untuk menenangkan Ran, kau pergi membeli Mont Blanc; kue favorit kakakmu."Setelah [Name] menyelesaikan kalimat yang panjangnya bak Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu, terdengar riuh tepuk tangan yang berasal dari Haitani yang lebih tua.
"Woahhh, kau benar-benar 'Utusan Dewa'!" Ran bersorak dengan heboh. Sedangkan Rindou, laki-laki berusia 19 tahun itu terlihat sangat shock dengan apa yang baru saja ia dengar.
Bagaimana gadis itu bisa tahu semua itu?!
"Kau stalker ya?" tanya Rindou curiga.
"Dia tidak mungkin stalker, Rin. Buktinya dia muncul tiba-tiba di kolam kita. Sudah pasti benar kalau gadis ini adalah utusan Dewa," sahut Ran seraya memakan pizza yang ada di atas piring.
Rindou sungguh tidak mengerti, kenapa Ran begitu mudah percaya?!
"Bisa saja dia mengendap-endap, Ran."
"Itu tidak mungkin. Kau terlalu paranoid."
Tidak puas dengan jawaban sang kakak, Rindou beralih pada gadis yang kini malah sibuk makan bersama saudaranya.
'Apakah dia benar-benar 'utusan Dewa'?'
Rindou masih terlihat tidak percaya, hal itu berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan kakaknya.
Ran mengira [Name] tahu semua informasi itu karena ia 'utusan Dewa', padahal informasi itu [Name] dapat dari Twitter beberapa hari yang lalu.
Mungkin jika [Name] adalah Pinokio, entah sudah sepanjang apa hidungnya saat ini karena terlalu banyak berbohong.
"Bagaimana denganku?" Ran bertanya seraya menunjuk dirinya sendiri.
"Hm?"
"Apa yang kau tahu tentangku?"
'Yang kutahu tentangmu adalah kau adalah jodohku.'
Yah, [Name] tidak mungkin mengatakan itu meskipun ia sangat ingin.
Setelah membungkam suara hatinya, [Name] segera mengatakan beberapa informasi yang ia tahu tentang Haitani yang lebih tua.
"Haitani Ran, lahir pada tanggal 26 Mei 1987. Memiliki tinggi 183cm serta berat badan 70kg. Golongan darah, A. Kau menyukai Yves Saint Laurent, dan Mont Blanc. Kau tidak suka begadang sepanjang malam. Orang yang kau hormati/kagumi adalah Kakucho, dan orang yang tidak kau sukai/takuti adalah Kisaki dan Hanma. Impianmu adalah menjadi selebriti di luar negeri. Tempat tidur adalah tempat favoritmu. Kau bisa tidur seharian, atau bahkan 24 jam."
Ran hanya bisa menatap [Name] dengan binar kekaguman di matanya. "Kau hebat, [Name]. Semuanya benar sekali."
"Jadi kau takut pada Kisaki dan Hanma?" ejek Rindou. "Menyedihkan."
"Kata orang yang takut padaku," balas Ran tepat sasaran.
"Aku tidak takut padamu. Aku hanya tidak suka setiap kali kau berpose, itu terlihat menyebalkan."
"Kata orang yang selalu melakukan pose berbeda-beda sebelum berkelahi."
[Name] hanya bisa menganga ketika menyaksikan kedua 'suami halunya' kini saling jambak satu sama lain.
'Haitani Brothers se-absurd ini emang?'
.
.
.Words : 931
Jum'at 24 Juni 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World || Haitani Brothers [✓]
FanfictionBagaimana perasaanmu jika mengetahui orang yang kau cintai ditakdirkan untuk mati? Rasanya pasti anjim banget, kan?! Itulah yang dirasakan oleh [Full Name] ; seorang gadis mageran yang bercita-cita menjadi anime. "Haitani hilang satu, gue rumbling...