Kicauan burung gereja saling sahut menyahut mengawali pagi hari yang damai. Matahari bersinar hangat, cahayanya yang lembut menerangi dunia dalam mengawali hari baru.
Angin lembut menerpa gorden berwarna putih susu di salah satu kamar sebuah rumah. Kibarannya halus, bunyi gesekan kain mengisi kesunyian.
Namun sayang seribu sayang, kesunyian yang menenangkan itu ambyar kala pintu kamar terbuka dengan brutal.
Di sanalah berdiri seorang Haitani Rindou, dengan ekspresi kesalnya yang khas laki-laki itu mulai berjalan menghampiri gumpalan selimut yang terletak di atas tempat tidur.
"Dasar babu tidak tahu diri," desisnya jengkel.
Ketika Rindou bangun tidur, ia berencana untuk sarapan karena perutnya sudah mulai keroncongan. Tapi ketika membuka kulkas, ia tidak menemukan apa-apa disana selain air putih dan segala macam skincare milik Ran. Saat itulah Rindou teringat tamu tak diundang yang telah menghabiskan makanan yang tersisa di kulkas mereka.
"Bangun kau, orang aneh." Rindou menarik selimut yang membungkus tubuh [Name], membuat gadis itu mengerang dalam tidurnya.
"Lima menit lagi, Ibu," ucap [Name] dengan mata yang masih terpejam.
"Ibu palamu. Aku tidak sudi punya anak sepertimu. Cepat bangun. Pembantu macam apa yang bangun setelah majikannya?" Rindou kembali menarik selimut [Name] hingga gadis itu akhirnya membuka mata.
Hal pertama yang dilihat [Name] tentu saja adalah wajah Rindou, namun dalam penglihatan gadis itu Rindou memiliki wajah yang tersenyum manis padanya, lengkap dengan setelah ala pangeran yang dipakai Haitani yang lebih muda.
"Ah, pangerankuuuuuuuuu~"
Rindou membatu seketika kala tubuhnya tiba-tiba ditarik ke dalam pelukan erat hingga ia terjatuh ke atas tubuh gadis di bawahnya.
'Apa yang gadis mesum ini lakukan?!'
Meski kesal, Rindou tidak bisa mengabaikan wajahnya yang kini mulai terasa memanas.
"Lepaskan aku, bodoh!" Rindou menggeliat, namun bukannya terlepas, pelukan itu malah semakin erat ia rasakan.
"Aku tidak akan membiarkan salah satu dari kalian mati, Rindou. Aku janji." Gumaman [Name] membuat usaha Rindou berhenti seketika. Laki-laki berhelai dwi warna itu lantas menatap gadis di bawahnya dengan bingung.
'Dia tidak akan membiarkan salah satu dari kami mati? Apa maksudnya?
.
.
.Sepanjang hari, Rindou tidak bisa berhenti memikirkan apa yang dimaksud oleh gadis yang mengaku dirinya sebagai 'utusan Dewa' itu. [Name] mengatakannya karena gadis itu mengigau atau apa?
Rindou tidak sempat menanyakan hal itu karena ia baru ingat ada rapat hari ini ketika Sanzu menghubunginya agar mereka segera bergegas ke markas Kantou Manji.
Rindou tidak ingin peduli, namun rasa penasaran seolah membunuhnya.
Laki-laki berkacamata itu tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya dalam hati.
'Apakah salah satu dari kami akan mati?'
Jelas sekali apa yang [Name] katakan membuat Haitani yang lebih muda terbebani. Rindou menjadi lebih pendiam selama pertemuan karena ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.
Hal itu tentu saja tidak luput dari perhatian sang kakak.
"Kau kenapa, Rin?" tanya Ran sesaat setelah rapat dibubarkan.
Sekarang hanya tinggal mereka di ruangan itu karena yang lain sudah keluar setelah Mikey membubarkan pertemuan. Tampaknya Ran menunggu semua rekannya pergi sebelum bertanya pada Rindou mengenai sikap anehnya hari ini
"Kau lebih pendiam dari biasanya. Apakah ada yang mengganggu pikiranmu?"
Pertanyaan Ran membuat Rindou menoleh pada kakaknya tersebut.
Haruskah ia memberitahu Ran mengenai apa yang ia dengar pagi ini?
Apakah Ran akan menanggapi dengan serius, atau malah menganggap perkataan itu hanya omong kosong belaka?
"Bagaimana jika salah satu dari kita mati di pertarungan kali ini, Ran?"
Pertanyaan aneh dan tiba-tiba itu tentu saja membuat Ran mengernyit bingung karenanya. "Hah? Apa yang kau bicarakan, Rindou? Mati? Siapa yang akan mati?"
Dan dengan itu, maka mengalir lah cerita Rindou tentang apa yang ia dengar dari [Name] pagi ini.
.
.
.Words : 578
Jum'at 24 Juni 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World || Haitani Brothers [✓]
FanfictionBagaimana perasaanmu jika mengetahui orang yang kau cintai ditakdirkan untuk mati? Rasanya pasti anjim banget, kan?! Itulah yang dirasakan oleh [Full Name] ; seorang gadis mageran yang bercita-cita menjadi anime. "Haitani hilang satu, gue rumbling...