Bagian 2

661 117 8
                                    

"AAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Jeritan ultrasonic yang memekakkan telinga itu berasal dari gadis berhelai [hair color] yang muncul entah darimana.

.....

Ah iya, gadis itu muncul dari dalam kolam tempat mereka berendam saat ini.

?!

"Kau berteriak di depan wajahku, wanita." Laki-laki berambut hitam-pirang itu memiliki kedutan di wajahnya. Terlihat sekali bahwa dia sedang kesal.

Masih dalam keadaan syok, [Name] melangkah mundur hingga ia merasa punggungnya menyentuh sesuatu yang keras.

"Kau siapa? Bagaimana kau bisa berada disini?"

Napas hangat menyerempet telinga [Name] saat orang di belakang gadis itu berbicara. Begitu membalikkan tubuhnya, manik [eye color] [Name] bersiborok dengan Amethyst yang sama.

Bagaimana mungkin?!

Kenapa kedua laki-laki ini terlihat sangat mirip dengan dua suami halunya?

Ran dan Rindou?!

"Hey, kau bisu atau apa?"

"Dia tidak mungkin bisu, Rin. Buktinya dia berteriak sangat kencang tadi. Telingaku sampai berdenging, sialan."

Dunia terasa berputar bagi [Name] hingga apa yang dikatakan oleh orang yang mirip Ran dan Rindou itu hanya masuk ke telinga kanan dan keluar di telinga kirinya.

Apakah ini mimpi?

Jika iya, [Name] tidak mau bangun lagi. Hehe

Kedua lelaki yang memiliki wajah serupa tapi tak sama itu saling bertukar pandang, keduanya seolah sedang berbicara melalui pikiran mereka.

Apa yang harus mereka lakukan pada gadis aneh ini?

"Hey, kau-...."

Kalimat orang yang mirip Ran itu terpotong saat tubuh gadis di depannya hampir jatuh ke dalam air. Untunglah Rindou memiliki refleks yang bagus hingga alih-alih jatuh ke air, [Name] akhirnya jatuh ke pelukan laki-laki itu.

"Dia ... Pingsan?" ucap keduanya.

Ya, [Name] jatuh tak sadarkan diri dengan senyum bahagia yang menghiasi wajah gadis itu.

.
.
.

Masuk ke dunia anime sepertinya menjadi keinginan hampir semua manusia wibu di muka bumi ini, termasuk [Full Name] tentu saja. Tapi, hey ... [Name] mengharapkan ia menjadi rebutan para pria tampan seperti cerita fanfiction yang selalu ia baca, bukan malah berakhir dengan ikatan di tubuh layaknya seorang sandera.

Ketika ia pingsan, [Name] berharap ia akan terbangun di salah satu kamar 'suaminya', seperti kebanyakan fanfiction romance yang ia baca. Namun apalah daya, ekspektasinya terlalu tinggi karena pada kenyataannya gadis itu berakhir di sebuah kursi lengkap dengan ikatan di tangan dan kakinya.

"Sekarang katakan pada kami, gadis mesum. Siapa kau? Dan kenapa tiba-tiba berada di kolam mandi kami?" Pertanyaan itu berasal dari laki-laki jangkung dengan gaya rambut bak putri Disney di depannya.

Sungguh, ingin rasanya [Name] berteriak. Bukan karena takut, bukan, tapi karena ia terlalu senang. Lagipula, bagaimana mungkin wajah maha daya tampan itu membuatnya takut? Yah, kecuali tongkat yang ada di genggaman tangan laki-laki itu. Benda panjang tersebut sedikit membuatnya was-was. Apalagi laki-laki cantik sekaligus tampan di depannya ini memiliki hobi 'mementung' kepala orang.

"Cepat bicara atau kupentung kepalamu."

Tuh, kan.

"Oke, pertama-tama jangan panggil aku gadis mesum, pria tampan. Aku [Name], namaku adalah [Full Name]."

"Kami tidak butuh namamu," sahut laki-laki yang mirip Rindou - atau mungkin memang Rindou?- dengan malas. "Kami hanya butuh jawaban bagaimana kau tiba-tiba muncul di kolam kami?"

"Aku tidak tahu. Takdir, mungkin?" [Name] tersenyum tanpa dosa, membuat kedua bersaudara itu ingin menambah dosa dengan cara memukulinya sekarang juga.

"Hajar, jangan?"

Ran terkekeh saat laki-laki itu memutar-mutar tongkat di sekitar kepangnya. "Sayangnya kita tidak memukul perempuan, Rindou."

"Tapi dia bisa menjadi pengecualian. Gadis aneh ini menyebalkan." Rindou mendengus kesal. Matanya tak lepas dari gadis yang duduk anteng di depan mereka.

Ran menghela napas. Laki-laki jangkung itu melangkah mendekati [Name] dan membungkuk hingga mata mereka bisa saling bertatapan. "Aku tanya sekali lagi. Siapa kau?" tanyanya serius. Mata yang terlihat mengantuk menatap tajam pada iris [eye color] gadis di depannya.

"Aku ..."

Ran dan Rindou menunggu dengan antisipasi.

"Aku apa?"

"Aku adalah... utusan Dewa."

"......"

"......"

"Hah?" Ran hanya bisa melongo.

Sedangkan Rindou, dalam 19 tahun hidupnya, tidak pernah sekalipun ia memiliki keinginan yang begitu besar untuk memukul seorang perempuan. Yah, tidak sampai gadis aneh ini muncul.

"Anak ajg."

.
.
.

Words: 636Jum'at, 24 Juni 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Words: 636
Jum'at, 24 Juni 2022

Another World || Haitani Brothers [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang