Ran tidak pernah menyangka dirinya akan dikalahkan oleh Mitsuya. Dia bahkan babak belur sekarang.
Bagaimana dengan Rindou? Kemana pria Hakkai itu membawa adiknya pergi?
Mata Haitani yang lebih tua itu bergerak mencari satu orang lagi. Wajahnya seketika mengernyit begitu tidak menemukan keberadaan [Name] di tempat gadis itu menunggu.
Kemana dia pergi?
Bukankah Ran sudah mengatakan untuk tidak pergi kemana-mana?
Dengan sisa tenaga yang ia punya, Ran segera berdiri dari posisi duduknya. Mitsuya sudah pergi entah kemana, dan yang lain juga sedang sibuk dengan lawan mereka masing-masing.
Haitani sulung itu segera mencari keberadaan adiknya. Dia harap Rindou baik-baik saja. Hakkai tidak mungkin membunuh Rindou, kan? Karena yang ingin dibunuh oleh adik Taiju itu adalah dirinya.
Ran terkekeh.
Jadi, dendam masa lalu ya?
Padahal yang dulu Ran pukul itu Mitsuya, tapi yang memiliki dendam malah si bungsu Shiba.
Setelah beberapa saat mencari, akhirnya Ran menemukan Rindou. Adiknya itu tidak sadarkan diri, dan wajahnya juga babak belur seperti dirinya.
Memeriksa keadaan Rindou, Ran menghela napas lega begitu mengetahui adiknya masih bernapas. Ia harus membawa Rindou ke tempat yang lebih aman terlebih dahulu sebelum pergi mencari keberadaan [Name].
.
.
.Jika boleh jujur, Ran sudah tidak memikirkan pertarungan ini lagi. Mau kalah atau menang, ia benar-benar sudah tidak peduli. Yang ingin ia lakukan sekarang adalah menemukan [Name] hingga akhirnya mereka bertiga bisa pulang. Tubuhnya sudah lelah dan rasanya ia ingin segera tidur begitu tiba di rumah.
Di tengah pencariannya, tiba-tiba mata ungu Ran terpaku pada sosok yang tengah ia cari.
[Name] terlihat berlari seraya mendekap sesuatu.
Ran menyipitkan mata.
Tunggu, bukankah itu tas senjata milik Sanzu?
Darimana [Name] mendapatkan benda itu?
Begitu jarak mereka semakin dekat, Ran akhirnya membuka suara.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Tubuh [Name] menegang, namun setelah mengetahui bahwa orang di depannya adalah Ran, gadis itu akhirnya menghela napas lega.
"Ran, ayo kita pergi dari sini!" serunya panik.
Meski bingung dengan apa yang terjadi pada gadis itu, tidak ada yang bisa Ran lakukan selain mengikuti apa yang [Name] katakan. Karena faktanya Ran juga ingin cepat-cepat pergi dari sini.
Masalah kemarahan Mikey bisa diurus nanti. Lagipula, Ran dan Rindou sudah memenuhi tugas mereka meski berakhir dengan kekalahan.
Tanpa menunggu waktu lama, Ran segera membawa [Name] ke tempat Rindou terlebih dahulu sebelum mereka pergi meninggalkan tempat itu.
.
.
.Keesokan harinya, Ran mendapat kabar bahwa Kantou Manji mengalami kekalahan karena Toman mendapat bantuan yang tidak terduga.
Sebenarnya Ran sedikit tidak percaya bahwa gengnya berhasil dikalahkan oleh geng yang bahkan memiliki anggota tidak lebih dari 50 orang. Tapi yah, apapun bisa terjadi, kan?
"Bagaimana dengan Kakucho? Apakah dia baik-baik saja?"
Pertanyaan [Name] yang tiba-tiba tentu saja membuat Ran bingung, namun ia tetap menjawab bahwa Kakucho baik-baik saja. Pria dengan bekas luka itu memang mendapat luka yang ia dapat dari pertarungannya dengan Takemichi dan Sanzu, tapi itu tidak sampai membunuh tangan kanan Izana tersebut.
Ran tahu Sanzu itu gila. Tapi ia tidak pernah menyangka bahwa pecandu itu berencana membunuh mereka semua jika saja tidak dihentikan oleh Takemichi dan Kakucho.
Ah, berbicara tentang Sanzu, Ran tiba-tiba teringat pada benda yang didekap [Name] ketika ia menemukan gadis itu.
"Bagaimana senjata Sanzu bisa ada padamu?"
Mendengar pertanyaan Ran, [Name] hanya mengangkat bahu dan mengatakan bahwa dia mencurinya untuk menyelamatkan seseorang.
"Seseorang? Siapa?"
[Name] tidak menjawab. Gadis itu hanya tersenyum dan menyuruh Ran untuk mencaritahunya sendiri.
Tidak butuh waktu lama untuk Haitani yang lebih tua menebak siapa orang itu.
"Jadi jika kau tidak mengambilnya, Kakucho bisa saja mati?"
Pertanyaan Ran mendapat sebuah anggukan sebagai jawaban.
"Kakucho itu orang baik. Kematiannya pasti membawa kesedihan untuk banyak orang. Maka dari itu, aku ingin menyelamatkannya. Lagipula, kau mengaguminya 'kan? Aku yakin kau pasti akan sed-..."
Kalimat [Name] terpotong oleh sebuah pelukan yang Ran berikan pada gadis itu.
"Sepertinya kau berhasil membuatku tertarik padamu, [Name]."
.
.
.Words : 628
Jum'at 24 Juni 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World || Haitani Brothers [✓]
FanfictionBagaimana perasaanmu jika mengetahui orang yang kau cintai ditakdirkan untuk mati? Rasanya pasti anjim banget, kan?! Itulah yang dirasakan oleh [Full Name] ; seorang gadis mageran yang bercita-cita menjadi anime. "Haitani hilang satu, gue rumbling...