BuB_09

23 3 14
                                    

Maaf jika ada kesalahan dalam cara penulisan atau kata kata, maaf juga jika ada kesamaan tokoh dan tempat karna unsur ketidak sengajaan.

WARNING!, HARAP VOTE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA, HARGAI  KARYA SESEORANG!!.

.

.

.

.

.

.

HAPPY READING

.

.

.

.

.

.

Langit

.    .    .    .     .    .    .     .    .

Tok tok tok

Suara pintu yang diketuk oleh Bulan.

Pintu pun terbuka menampilkan sang bunda.

"Kok udah pulang?" tanya bunda viiess.

"Bunda gak mau aku pulang?" tanya Bulan.

Bunda viiess menghiraukan ucapan anaknya. Tatapan matanya beralih menatap anak kecil yang memegang tangan putrinya.

"Anak siapa?" tanya Bunda viiess.

"Nanti aku jelasin" ucap Bulan.

"Sekarang masuk dulu ya bun" ucap Bulan

   .    .    .    .    .     .    .     .     .     .

Setelah selesai menjelaskan kejadian tadi kepada Bundanya. Sekarang Bulan tengah menyuapi Langit makan. Karna sedari tadi Langit belum juga makan.

Bintang menatap tajam Langit yang sedang disuapi oleh gadisnya.

"Sayang" panggil Bintang.

"Bentar ih. Aku lagi nyuapi Langit" ucap Bulan tanpa menoleh kearah Bintang.

Hal tersebut tentu saja menambah kekesalan Bintang kepada Langit.

"Nyusahin!" desis Bintang menatap Langit. Langit hanya menatap Bintang dengan polosnya kemudian berkata.

"Maaf" lirih Langit.

"Kakak" tegur Bulan kepada Bintang.

Kemudian Bulan beralih menatap Langit.

"Jangan didengerin sayang. Dia orang gila" ucap Bulan sambil mengelus kepala Langit.

"Jingin didingirin siying. Dii iring gili" ucap Bintang mengikuti cara bicara Bulan jika gadis itu sedang kesal. Dengan cara mengganti semua huruf fokal menjadi huruf 'i'.

"Benelan?" tanya Langit menatap Bulan dengan polosnya

"Iya sayang. Makanya kamu gak usah dengerin omongan dia okey?" ucap Bulan.

BINTANG untuk BULAN [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang