Zero's true memories

137 13 5
                                    

"  --Mungkin saat ini hanya bisa satu orang yang terselamatkan tapi mungkin suatu hari berkat satu orang terselamatkan ribuan orang bisa diselamat kan dan angin akan memulai cerita itu. "

~Uncle Ayra, Name: Secret~

-
-
-

Happy reading

-
-
-

" E-Eh "

Zero PoV

Mulutku terasa begitu kaku, tanpa sadar mulutku mengeluarkan kata yang tidak seharusnya, " E-Eh " Mataku menatap lurus kearah wajah yang lumayan tidak asing. Hatiku bergetar merasa kerinduan, mulutku kelu tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. " Eh-- aare- perasaan apa ini. " Ucapku dalam hati, aku terus memegangi dadaku.

" Huft... "

Suara nafasku terus menderu, rasanya cukup aneh. Aku mencoba mengatur nafasku butuh waktu yang cukup lama untuk mengembalikan deru nafasku kembali.

" Pst... Zero- " Bisik Glenfire seraya menyikutku memberi tanda bahwa ada yang memanggilku karena aku terdiam cukup lama.

" A-ah anda memanggil saya ya, maafkan saya tiba-tiba saya memikirkan sesuatu. " Ucapku berusaha tersenyum dengan normal.

" Anda pasti mengenal saya dari Ayra ya? " Tanyaku masih mempertahankan senyuman yang terus melekat diwajahku.

" Tidak. " Jawabnya cepat, membuatku bingung.

" Ap- " belum selesaiku mengucapkan sepatah kata sudah dipotong oleh suara tepuk tangan Ayra.

Plak!

" Oke begini, kalian silahkan lanjutkan perkenalan kalian dan aku, sensei, dan Zero akan membicarakan sesuatu. Jadi, kami akan menggunakan ruang rapat! " Seru Ayra menekan ucapan dibagian akhir tanpa senyuman sedikitpun. Aku hanya memiringkan kepalaku tidak mengerti begitu juga dengan yang lain maksudnya hanya bagian dari timku saja.

" Yosh, bagaimana kalau aku ajak berkeliling dengan yang lain! " Teriak Yura dengan semangat sedangkan yang lain mendorong temanku menjauh dari tempatku sekarang.

" Ayo, ayo! " Ucap orang yang bernama Yura sambil mempertahankan semangatnya entah itu dibuat-buat atau benar-benar sedang bersemangat.

" Baiklah, kalau begitu kami pergi dulu ya. " Ucap Miror Knight, aku hanya mengangguk.

" Kalau begitu ayo kita masuk. " Ajak Ayra seraya membuka pintu ruangan rapat yang ia maksud yang tidak begitu jauh dari jarak kami berada.

Setelah aku yang paling terakhir masuk, Ayra menutup pintunya dengan sangat tidak ramahnya sambil menggerutu tidak jelas.

" Huh... kalau kamu nanti menangis, menangis lah karena teman-temanmu tidak akan ada yang mendengarnya. " Ucap Ayra dengan nada ketus entah kenapa mengingatkanku dengan kejadian waktu itu.

" Tidak, aku tidak menangis hanya saja- " ucapku terhenti, Ayra duduk disofa begitu saja dan duduknya pun sangat tidak ramah.

" Sensei silahkan perkenalkan diri sensei sendiri, saya sudah lelah dengan semua ini. " Ucap Ayra dengan nada malas. Aku hanya bisa menatap Ayra dengan nada datar bisa-bisanya dia melakukan itu pada sensei-nya jika itu aku pasti sesuatu sudah melayang.

" Baiklah kalau begitu akan kupernalkan diriku tapi sebelum itu lebih baik kau duduk dulu Zero. " Ucap orang itu dengan lembut, aku mengangguk dan duduk disofa setelah dipersilahkan.

UFZ and DGF dimensional battle ( Slow update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang