Perubahan sikap Zero

223 21 0
                                    

Beberapa hari sudah berlalu semenjak kejadian melawan kedua drak ultra itu. Membuat Zero dan teman-temannya diliburkan untuk sementara waktu.

Mereka memilih untuk berlibur bersama sama, seraya memilih milih tempat hiburan yang akan mereka datangi.

" Kita akan kemana? " Tanya Gingga kepada semua orang yang berada diruang tengah.

" Hm, bagaimana kalau kita ke museum land of light. " Ucap Blu, seraya menunjukkan gambar yang ia temukan di ultragoel.

" Ah tidak terlalu membosankan, coba cari lagi. " Ucap Rosso menscroll handphonenya untuk mencari tempat liburan yang bagus.

" Iya, para senpai sudah pada liburan dilaut. Bagaimana kalau kita liburan ke pegunungan. " Tanya Orb memberikan saran kepada teman temannya, yang masih asik dengan handphonenya masing-masing.

" Aku setuju dengan Orb-san bagaimana kalau kita liburan di pegunungan. Kan di pegunungan udaranya sejuk. " Jawab Fuma menyetujui saran dari Orb.

" Ya, aku setuju dengan Fuma-san dan Orb-san. " Ucap Grigio dengan nada yang antusias.

" Bagaimana? " Tanya Victory kepada teman temannya yang masih berfikir.

" Ya!! " Ucap semua orang serempak kecuali Zero yang masih asik melamun, beberapa hari sifatnya berubah drastis teman temannya juga merasakannya.

" Woy, Zero kamu setuju enggak ke pegunungan. " Tanya Glenfire tapi diacuhkan oleh Zero yang masih melamun memikirkan sesuatu.

Glenfire yang kesal karena diacuhkan langsung berteriak pada Zero tepat ditelinganya, membuat semua orang disitu terkejut.

" WOY, ZERO KAU SETUJU ENGGAK KE PEGUNUNGAN!!! " Teriak Glenfire yang mengeluarkan apinya yang lansung disiram oleh Blu menggunakan kekuatannya. Membuat semua orang menahan gelak tawanya. Zero yang sudah tersadar dari lamunannya hanya menatap Glenfire dengan tatapan kosong tanpa ekspresi.

" Hn, tidak. " Ucap Zero dingin dengan kalimat yang singkat. Zero berdiri menaiki tangga kos kosan dengan tatapan yang kosong sama seperti tatapan yang diberikan pada sahabatnya yaitu Glenfire.

Mereka semua merasa beberapa hari ini Zero perlahan-lahan mulai berubah yang awalnya suka jahil dan sombong sekarang menjadi dingin dan tidak banyak bicara. Ia juga suka menyendiri dan suka melamun memikirkan sesuatu.

Akhirnya mereka semua kec UFZ menepis pemikiran itu dan segera berjalan menuju kamar mereka masing-masing karena mereka semua harus berangkat liburan besok.

UFZ kec Zero keluar membicarakan tentang Zero yang beberapa hari ini sifatnya berubah.

" Eh, Zero kenapa jadi berubah gitu. " Tanya Glenfire khawatir dengan Zero.

" Apa mungkin semenjak ketemu kedua drak ultra itu Zero jadi berubah. " Jawab Miror knight yang juga bingung kenapa Zero secara tiba-tiba berubah sudah tidak menjadi dirinya sendiri.

" Mungkin juga karena dia sedang ada masalah, mungkin. " Ucap Jean boat enteng.

" Ah terserah. " Ketus Glenfire kepada teman robotnya itu yang tidak lain adalah Jean boat yang suka ia ejek dengan sebutan Ayam goreng.

Akhirnya mereka kembali kekamar Masing-masing, Glenfire yang tidak sengaja melawati kamar Zero dengan pintu yang terbuka sedikit. Glenfire yang penasaran apa yang Zero lakukan, mengintip melalui celah pintu yang terbuka.

Glenfire PoV

Aku berjalan menuju kamarku tak sengaja aku melewati kamar Zero yang terbuka walaupun hanya sedikit, aku yang penasaran apa yang dilakukan Zero segera mengintip dari celah pintu yang terbuka, ya walaupun tidak terlalu besar yang penting aku bisa lihat keadaannya Zero. Jujur saja jika dibilang aku menghawatirkan dia ya memang aku menghawatirkannya karena dia tetaplah teman bukan maksudku sahabatku.

Aku terkejut saat melihat Zero menangis memegangi sebuah Foto di tangannya. Aku bisa mendengar isak tangisnya walaupun jaraknya lumayan jauh dari tempatku berdiriku. sekilas aku melihat Foto yang digenggaman Zero, yaitu gambar yang saat itu ada di labnya Hikari.

Aku merasa kasihan padanya sebagai sahabat yang baik aku ingin menghiburnya tapi hati dan pikiranku berkata lain, entahlah disaat seperti ini hati dan pikiran selalu saja tidak bisa berkompromi terlebih dahulu.

Kali ini aku akan memilih kata hatiku saja biasanya aku mengikuti pikiranku sekarang akan kucoba mengikuti kata hatiku.

" Beranikan dirimu Glen, kau pasti bisa. " Ucapku dalam hati mencoba memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamarnya Zero.

Tok Tok Tok....

Aku mengetuk pintu kamar Zero, aku melihat sekilas Zero terkejut dengan segera dia menghapus air matanya seraya menyembunyikan Fotonya kebawah kasurnya.

" Apa aku boleh masuk? " Tanyaku kepada Zero, Zero membuang muka sepertinya tidak ingin aku melihatnya matanya memerah karena menangis.

" Ya! " Teriak Zero singkat yang masih membuang muka padaku, aku memakluminya kali ini.

Aku menghela nafas kasar, aku berjalan menuju ranjang Zero karena Zero duduk diranjangnya. Sekarang dia sudah menoleh kearahku dengan tatapan kosongnya itu.

Duak....

Tanpa sadar aku terpeleset dilantai dan jatuh dengan tidak elitnya, badanku terasa sangat sakit akibat benturan dengan lantai yang cukup keras. Zero yang melihatku terpeleset segera membantuku bangun, aku melihat Zero tertawa kecil melihatku terpeleset.

Aku terduduk dilantai begitu juga dengan Zero yang masih tertawa kecil, sepertinya Zero menyadari kalau aku melihatnya tertawa dan langsung memalingkan kepalanya tapi aku masih bisa melihatnya tertawa.

Aku merasa malu, jadi aku segera bangun memberikan pertanyaan pada Zero agar dia berhenti menertawaiku.

" Zer... " Ucapku kepada Zero, Zero menoleh kearahku tanpa ekspresi.

" Hn.. " Jawabnya singkat, aku mencoba mencari topik yang tepat untuk dibicarakan tapi bingung mau topik apa.

Jadi aku bicara seadanya yang keluar dari mulutku, " Kau belum tidur? " Tanyaku, seraya berdiri menuju ranjang tempat tidurnya. Zero hanya menggeleng saja sebagai jawaban.

" Oh ya beberapa hari ini sifatmu berubah Zer... Kau ada masalah ceritalah pada temanmu, kami semua menghawatirkanmu Zero. " Ucapku terus terang, Zero hanya diam walaupun mulutnya terbuka.

" Zer... " Ucapku sekali lagi, sebenarnya aku ingin menghiburnya entah kenapa mulutku ini bergerak dengan sendirinya. Zero diam menatapku kosong.

" Zer... Jawab.... " Tanyaku berharap mendapatkan Jawaban dari Zero. Tapi bukannya menjawab dia malah mengusirku dari kamarnya.

" KELUAR DARI SINI! " Bentak Zero, ekspresinya berubah yang dari datar menjadi marah. Aku terkejut untuk pertama kalinya dia membentakku dengan suaranya yang menggema dikamarnya.

Aku mengeluarkan nafas kasar, awalnya yang ingin menghibur malah jadi seperti ini karena mulutku tidak bisa dikontrol. Aku segera berdiri dan berjalan keluar, aku yang sudah berada tepat diluar kamarnya.

Jeder....

merasakan suara bantingan pintu yang cukup keras dan tidak lupa suara pintu dikunci. Aku berbalik perlahan-lahan melihat pintu kamarnya Zero sendu, Zero yang dulu berubah menjadi Zero yang berbeda malah sepertinya aku sudah tidak mengenalnya lagi sekarang.

Glenfire PoV end

Dibalik pintu, " Maaf kan aku Glen... " Ucap Zero lirih.

______________________________________

Gimana ceritanya pasti enggak nyambung yang sama cerita yang lain huhuhu ππ, yaudah segitu aja dari author.

Zero : jangan lupa komen,

Glenfire : dan vote ya agar bisa melihat kami hahhahaha ( batin Glen : heheheh agar bisa menunjukkan kehebatanku pada Zero muwahahha... )

Zero dan Glen : see you next chapter bay bay



See you next chapter~

UFZ and DGF dimensional battle ( Slow update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang