Zero Tersenyumlah! [Oneshoot]

158 6 0
                                    

WARNING!!!

Ada kemungkinan bakal masuk kedalam cerita utama, anggap aja ini scene tersembunyi. Yah... Ini cuman ke gabutan Author dan sebagai permintaan maaf karena udah  enggak up.

-
-
-
Happy reading!
-
-
-

Zero berjalan dengan lesu kearah kursi, wajahnya menampakkan kesedihan yang mendalam. Ayra yang sudah malas melihat Zero yang lesu bagikan toge membuat Ayra mau tidak mau harus menyemangatinya kalau tidak ia akan mendapatkan semburan kasih sayang dari kakaknya tersayang.

" Apakah kau mau makan sesuatu? " Tanya Ayra kepada Zero yang seakan dunianya telah direbut.

" Andaikan saja dark ultra itu tidak datang! " Ucap Ayra dalam hati dengan kesal.

" Kan sekarang kita lagi dibumi, emangnya kita punya duit? " Tanya Zero, ia sudah tidak punya tenaga lagi setelah pertarungan.

" Ada kok! " Teriak Ayra, Zero yang mendengar teriakan Ayra terkejut.

" Tidak ada alasan lagi jadi ayo kita makan! " Teriak Ayra penuh semangat menarik Zero tanpa aba-aba, Zero yang terkejut masih belum memproses apa yang terjadi.

" Tu-tunggu Ayra. "

" Tidak ada waktunya untuk menunggu, ayo kita jalan-jalan. " Ucap Ayra seraya menarik Zero tanpa belah kasih.

-
-

" Kebahagiaanmu itu adalah sebuah bahasa bunga yang paling indah. "

-Ayra-

-
-

" Nyam! "

" Huummm ayo kita kesana. " Ucap Ayra penuh semangat yang sepertinya akan menghilang lagi dari pandangan Zero. Sudah berkali-kali Ayra menghilang dan kembali lagi, membuat Zero pusing.

" Tunggu Ayra! " Seru Zero, ia memegang pergelangan tangannya Ayra agar tidak menghilang lagi.

" Ayo ikut aku dulu. " Seru Zero tanpa menunggu Ayra berbicara sepatah katapun.

Di dalam kafe...

" Ayra apa maksudnya ini? " Tanya Zero bingung dengan tingkah laku Ayra.

" Kan aku cuman mau makan, oh ya saya mau pesan ini, ini, dan ini. " Ucap Ayra seraya menunjukkan makanan yang ingin ia makan didalam daftar menu.

Pelayan menulis pesanan yang Ayra pilih dan setelah itu pergi mengambil pesanan pelanggan lainnya.

" Hah!? " Zero menatap kesal Ayra padahal beberapa saat yang lalu mereka bertarung dengan para Drak ultra tapi bagaimana Ayra biasa-biasa saja.

Mereka berdiam saling diam tanpa ada salah satu dari mereka yang mengajak untuk berbicara.

Pelayan datang menaruh pesan mereka diatas meja, " Silahkan dinikmati. " Ucap pelayan itu lembut setelah itu pergi untuk mengantar pesanan selanjutnya.

" Wah~ "

" Itadakimasu! " Seru Ayra dengan mata berbinar-binar menatap parfait yang terlihat manis dan lembut.

" Grrtt.. "

" Bagaimana kau bisa bersikap biasa saja padahal para penjahat sialan itu mengatakan hal yang menyakitkan tapi bagaimana bisa kau bersikap biasa-biasa saja, " Ucap Zero tanpa sadar cairan bening keluar.

" Aku tahu aku hanya seorang pecundang yang kadang mencoba melarikan diri dari kenyataan, aku juga tahu aku hanya seorang anak kecil yang tidak mampu melakukan apapun. " -Zero

" Hah... Ternyata benar seperti yang orang katakan aku hanyalah orang bodoh yang sok hebat padahal tidak mam-- " Belum selesai Zero menyelesaikan kalimatnya, Ayra memasuki parfait kedalam mulut Zero.

Rasa manis parfait menyelimuti mulut Zero, sangat lembut rasanya. Perasaan kesal yang ia rasakan seketika menghilang, dicairkan oleh sensasi dingin yang lembut dari parfait ia makan.

" Manis bukan? " Tanya Ayra lembut.

" Hu'um sangat manis dan lembut. " Jawab Zero dengan perasaan yang entah kenapa merasa cukup lega.

" Tapi tunggu dulu aku merasakan hal klise disini. " Ucap Zero heran yang menghancurkan suasana klise yang Ayra ciptakan.

Zero menatap Ayra lekat, Ayra langsung menghindari pandangan tajam dari Zero. Ayra menghela nafas berat ia menatap Zero dengan tatapan serius, Zero terpaku dan mulai terbawa oleh suasana yang terjadi.

" Kau tanya kenapa aku biasa saja? Itu karena aku sudah sering mendengar perkataan buruk seperti itu, karena bagiku perkataan mereka sebuah semangat dan dorongan untukku bahwa mereka peduli padaku. "

" Apakah kamu tahu seperti apa aku dulu, aku adalah seorang siswa yang selalu mendapatkan rangking terakhir. Hanya dengan mendapatkan nilai 51 yang mendekati nilai merah aku sangat senang karena berhasil melewati warna merah, jika tidak sensei Yua akan memarahiku setelah itu mengajariku setelah jam sekolah selesai. "

" Tapi saat orang orang mengatakan hal buruk padaku hanya satu kalimat yang selalu ku ucapkan yaitu Terimakasih banyak pujian yang telah kau berikan, kenapa aku malah berterimakasih itu karena mereka berati mengawasi ku secara sadar ataupun tidak sadar. " Ujar Ayra panjang, ia menghela nafas lelah karena menjelaskan sepanjang itu.

" Jadi Zero tersenyumlah walaupun begitu banyak hal menyakitkan tapi masih begitu banyak kebahagiaan, tidak, tidak hanya itu berjuta kebahagiaan sedang menunggumu jadi tersenyumlah! " Seru Ayra, Ayra yang lelah berbicara panjang dan lebar membuat setengah tenaganya terkuras.

Zero tersenyum hangat yang entah kenapa membuat sekujur tubuh Ayra merinding karena seperti tidak biasanya.

" Lebih baik akan lanjut makan parfait ajalah. " Ucap Ayra dalam hati melanjutkan makannya.

Zero hanya menatap Ayra makan, Ayra yang risih menyodorkan salah satu makanan yang ia pesan.

" Daripada kau melihatku begitu dan itu membuatku merinding mendingan kau makan ini aja. " Ucap Ayra, Zero menerimanya dengan senang hati dan memakan makanan yang diberikan oleh Ayra dengan khidmat.

~Zero Tersenyumlah End~

__________________________
K

ayaknya enggak ada deh ya pesan yang harus uthor sampaikan, eheheheh maafkan oneshootnya rada-rada soalnya lagi belajar buat

Sampai jumpa besok atau Minggu author bakal up mungkin loh ya bukan janji jadi selamat membaca dan semoga menikmati waktu membacanya~

Zero : Author tunggu kok aku kelihatan cengeng

Author : ingin aja gitu menistakanmu wahai Zero

Zero : WUAP--

Ayra : Shuuuttt!! Kalian berisik tau...


See you next chapter guys~



UFZ and DGF dimensional battle ( Slow update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang