Terjebak didalam mimpi

173 14 0
                                    

Dibalik pintu, " Maaf kan aku Glen... " Ucap Zero lirih.

Zero tanpa sadar meneteskan air mata, ia merasa sangat bersalah sudah membentak rekannya itu. Zero mencoba menyeka air matanya yang keluar tidak terkendali, isak tangisnya menandakan ia sudah tidak tahan menahan tangisnya yang mencoba terus menerobosnya karena rindu dan merasa bersalah kepada semua temannya.

Tapi setiap kali ia mencoba bersikap biasa dan melupakan masa lalunya ada sesuatu yang mengganjal dihatinya rasa bersalah kepada dua orang yang tidak sempat ia selamatkan dan yang sudah merawatnya.

" Hiks.. Andai aku bisa bertarung pada saat itu. Hiks... Pasti mereka sampai sekarang masih ada, kenapa aku begitu lemah. Payah payah aku memang bodoh Hiks..... Aku merindukan kalian Okasan, Zeo nii-san.... " Tangis Zero dengan suara lemah. Matanya memerah tubuhnya lemas, pipinya basah dengan air mata perasaan bersalah terus menghantuinya terus untuk beberapa saat ini tanpa sadar ia mulai tertidur dengan sendirinya dan hingga akhirnya ia mulai masuk ke dunia mimpinya. Sambil mengucapkan kalimat terakhir sebelum memasuki dunia mimpinya, " Aku merindukan kalian. "

Di dalam mimpi Zero.....

" Huh aku ada dimana? " Ucap Zero dalam hati, memutarkan matanya malas. Sembari terus melihat sekitar yang terlihat begitu asri dan sejuk.

Angin angin berlalu melewati tubuhnya di hamparan rumput yang luas membuat hatinya terasa tenang dan merasakan kehangatan matahari yang mengenai dirinya, melupakan segala kesedihan yang menimpanya beberapa hari ini.

Tubuhnya ia jatuhkan ke rerumputan, " Aku sedang bermimpi atau sedang lucid dream. " Ucapnya yang terasa hanya mimpi.

Zero mengangkat tubuhnya untuk terduduk, ia terus bersiul menikmatinya angin dan keindahan rerumputan yang bergoyang yang membuatnya seakan akan benar benar jatuh ke dalam mimpinya karena ia tau ia sedang ada didunia mimpinya. Zero menutup matanya beberapa menit, saat ia membuka matanya tempat itu berubah seketika menjadi kamarnya.

Ia melihat tubuhnya yang tertidur dikasur kamarnya, nafasnya tiba-tiba terasa berat. Zero mendekati tubuhnya, setelah sampai didepan tubuhnya ia mencoba memegang. Zero terkejut karena tangannya menembus tubuhnya, " Apa yang sebenarnya terjadi? " Tanyanya pada dirinya sendiri yang melihat tubuhnya yang masih berbaring dikasur.

Cklek....

Zero menoleh melihat seseorang membuka pintu kamarnya yang sudah ia kunci. Orang itu melewati Zero yang masih menatapnya tanpa sadar yang melangkah menuju tempat tidurnya.

Orang yang memasuki kamarnya membenarkan tubuhnya yang tengkurap, Orang itu melihat Zero yang terbaring dikasur dengan tatapan sendu, ia menaruh secarik kertas di meja sebelah kasur Zero dan meninggalkan kamarnya Zero.

Cairan bening menetes di pipinya tanpa sadar Karena melihat kalimat yang ditanggalkan pada sebuah secarik kertas.

" Hiks... Maafkan aku ayah Hiks... Karena sudah mengkhawatirkanmu aku benar-benar tak bermaksud Hiks.... " Ujarnya yang sekarang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri air matanya tak bisa ia bendung lagi.

Tiba-tiba lantai kamarnya bergetar dan retak membuatnya berpegang pada benda yang berada di sekitarnya tapi sayang barang yang ia sentuh tembus. Lantai yang retak membuat sebuah lubang yang besar, Zero terjatuh kesebuah lubang akibat getaran.

" Apakah ini akhir dariku, dan sekarang, sekarang aku benar-benar serasa masuk kesebuah lubang keputus asaan yang ada didalam hatiku. "

______________________________________

Hai semua apa kabar? Sorry ya author lama enggak up karena tugas author yang menumpuk jadi maafkan author yang pemalas ini ya. Maaf kan chapter kali ini pendek banget nanti di chapter selanjutnya panjang deh semoga terhibur ya.

.... : kok aku belum muncul sih yang baru muncul Ayra doang...

Ayra : yeh aku baru muncul dibeberapa chapter, paling 3 chapter.

.... : kan yang penting dah muncul paham...

Ayra : kan kamu juga udah muncul.

.... : tapikan lewat telpon belum muncul secara fisik.

Ayra : eh emang nih perlombaan harus muncul secara fisik.

.... : ih tapikan...

Ayra : lomba lari aja kalah, sono latihan dulu kalau enggak Raika marah loh.

.... : ya, tapi nanti munculin aku ya thor please....

Author : Oke sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Author dan Ayra : sampai jumpa

.... : ya thor please....

Author : ya..

.... : yey!




See you next chapter~

UFZ and DGF dimensional battle ( Slow update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang