[ Chapter 34 ]

669 85 12
                                    

POV

Gun menghela napas kasar, duduk diatas hamparan rumput, rasa nya sangat lelah terus berlatih sendirian, new sedang sibuk jadi dia berlatih sendiri, mata nya menatap kearah pohon besar di hadapan nya, melihat daun daun bergoyang dengan perlahan, suasa sore hari memang sangat bangus untuk bersantai di atas bukit seperti ini.

Tapi ntah kenapa saat melihat pohon di hadapan nya dia merasa ada yang aneh, terkadang mata nya melihat sebuah cahaya merah kecil diantara banyak nya daun daun yang bergerak, gun bangkit berjalan perlahan kearah dekat pohon, dia menghilang, dengan cepat naik keatas pohon, gun tersenyum ternyata ada yang menguntit nya.

Gun menatap tangan nya, sebuah duri keluar dari dalam kukunya, dia mendekat duduk di samping sang penguntit.

"Seperti nya dia pulang?, Dimana iblis kecil itu? Aku yakin masih mengawasi nya tadi aaahkkk." Darah keluar dari dalam mulut dan dada iblis tersebut, gun tersenyum senang Karna dia berhasil.

Iblis itu melirik kearah samping nya dan dia menemukan gun yang sedang tersenyum memandangi nya dengan senang. Tangan gun berputar di dalam dada iblis tersebut, kuku nya cukup tajam untuk menembus punggung iblis itu hingga bolong, dia mengambil jantung nya lalu mencabut nya dari dalam, mata manis nya kini berubah menjadi hitam pekat, dia mencium aroma darah yang dia pegang.

"Manis, aroma nya sangat enak." Gun ingin memakan nya, namun kesadaran nya kembali memenuhi tubuh nya, saat melihat jantung segar di tangan nya gun langsung membuang sembarangan.

Gun meringis melihat apa yang telah dia lakukan, dia hanya mempelajari apa yang new lakukan saat berusaha menyelamatkan nya, tapi sepertinya ini di luar kendali hingga dia bisa mencopot kan jantung iblis itu. Dia turun dari atas pohon sebaik nya dia kembali sebelum malam, atau mungkin dia bisa lepas kendali lagi.

Tay terus meneguk anggur yang di sajikan oleh pelayan nya, rasa nya dahaga nya terus menerus kering.

"Kau sedang berusaha mabuk? Jika hanya meminum anggur kau tidak akan mabuk dengan mudah, bahkan mungkin Dionysus akan memberikan mu puluhan minuman anggur, dari itu jangan biarkan dewa Dionysus menertawakan seorang iblis seperti mu." Tay menyimpan gelas nya, menatap arm.

"Apa yang kau mau?, Aku sedang tidak ingin banyak bicara." Arm duduk di hadapan Tay, melihat adik nya yang seperti nya sedang tidak karuan seperti ini.

Dia ikut menuangkan anggur di gelas nya, duduk bersandar hingga terdengar deru napas nya yang pelan menelisik telinga, Tay menatap malas pada arm yang menggangu waktu nya.

"Kau kesal karna kekasih mu dekat dengan calon pasangan nya?." Tay melirik arm dengan sudut matanya. Arm terkekeh.

"Apa yang kau bicarakan, aku tidak memiliki kekasih."

"Sstt ayolah bahkan pelayan saja bisa melihat wajah cemburu mu saat melihat new dan off saling berdekatan, bagaimana jika mereka berciuman? Atau saling mengikat satu sama lain?."

"Diam arm, aku sedang tidak ingin di ganggu. lebih baik kau keluar saja." Ucap Tay dengan nada malas, dia Berdiri mempersilahkan arm untuk keluar dari kamar nya.

Tapi sepertinya sang tamu sangat sulit untuk di usir begitu saja, Tay mengusak rambut nya prustasi. Arm terus berbicara tidak jelas dia ingin segera mengusir nya dari kamar nya ini.

"Aku ingin menawarkan sesuatu pada mu."

"Cepat katakan." Tay kembali duduk, arm meminta semua, pengawal dan pelayan pergi dari ruangan Tay dan hanya menyisakan mereka berdua, saling bertatapan dengan suasana yang sunyi.

"Kau tidak suka saat kekasih mu dekat dengan off?, Bagaimana jika aku membantu mu dan kau membantu ku. Kita ini saudara yang harus saling menguntungkan bukan?." Tay mengangkat alisnya.

The demon king in the form of an angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang