[ Chapter 35 ]

635 82 16
                                    

POV

Langkah kaki terdengar begitu nyaring, telinga nya tak henti mendengar sampai mana langkah itu berada, off menyimpan arak di atas meja.

"Kau hanya minum sendiri?." Ucap arm yang tiba tiba muncul di hadapan nya.

"Tentu, ingin berbagi?."

"Baiklah, berikan untuk ku sedikit." Off menuangkan nya untuk arm, arm mengangkat alisnya, jarang jarang off mau menuangkan minuman kepada nya, namun nampak nya wajah off terlihat acuh.

Off menatap balkon kerajaan, duduk santai melihat langit yang mulai menggelap, awan Awan putih pergi dan di gantikan dengan awan hitam. Nampak nya ini bukan pagi yang indah. arm menatap off sesekali.

"Langit itu tidak akan berubah jika terus kau pandangi." Ucap arm yang membuat Off tersenyum.

"Kau benar, dan awan itu sedikit menganggu mata ku, pagi yang cerah harus tergantikan dengan pagi yang buruk. Sial sekali awan hitam itu datang tiba tiba dan mengganggu mata ku."

"Cih... Pandai berbicara juga iblis seperti mu."

"Ku anggap itu pujian." Ucap off yang bangun dari duduk nya, dia berjalan menuju balkon, angin dingin menyentuh kulit nya.

Mata nya melihat kearah bawah, nampak nya dia terlalu banyak berbincang bincang dengan sodara nya hingga tidak sadar jika kerajaan nya sudah di penuhi oleh anak buah Arm.

Dia melihat tangan nya, lalu menghela napas dengan malas. Dia berbalik melemparkan panah kecil dari dalam telapak tangan nya, namun tidak ada siapapun di belakang nya, off diam beberapa detik, tidak mungkin perkiraan nya salah.

"Sssttt." Desir off meringis menahan perih saat sebuah anak panah masuk seutuhnya kedalam pinggang nya.

"Ini yang ingin kau lakukan pada ku?, Kau pikir aku bodoh akan menusuk mu dari belakang lalu mengaduh?." Off hanya meringis, sebelum arm menyerangnya lagi dia cepat cepat menahan nya menggunakan tangan nya, mencengkram leher arm hingga tembok yang menjadi penahan retak.

Kilat mata nya memerah, arm menggeram, tangan nya menjalar dan memanjang melilit tubuh off, lalu menusukkan lagi panah di punggung bagian bawah. Bibir nya tersenyum senang Karna keberhasilan nya menusuk off. Tapi sesuatu terjadi di luar pemikiran nya, off memasukan dua jarinya kedalam lubang yang berisikan panah di pinggang dan punggung nya tadi, lalu mencabut keduanya. luka di tubuhnya menghilang dengan cepat, dan arm menatap nya dengan kesal.

"Mungkin kau bisa menyembunyikan sesuatu dengan rapih, membual tentang semua kepedulian mu terhadap ku. Tapi ingat kau tetap lah adik ku, aku lebih tau dan bisa memahami pemikiran mu yang dangkal itu."

"Kau hanya beruntung dilahirkan menjadi pewaris dan memiliki segala kekuatan, jangan bangga dengan apa yang kau miliki. Aku akan merebut semuanya."

"Ternyata kau memang tidak pernah benar-benar memahami sikap saudara mu Arm."

"Ya. Jika bisa, aku ingin membunuh mu sebelum kau tumbuh dewasa." Off terkekeh mendengar nya.

"Namun nyata nya sulit bukan?."

"Tidak untuk sekarang, akan ku akhiri semua nya." Tiba tiba tubuh off menjadi kaku, dia hanya bisa diam melihat Arm yang tersenyum.

Mata off melihat sekeliling nya, tubuh nya sudah di cekal oleh bayangan hitam, kini arm mencengkram leher off mengangkat nya kearah balkon, dengan cepat Arm turun kebawah membanting tubuh off, hingga darah keluar dari mulut nya, semua prajurit Arm sudah siap menjaganya, kini off hanya sendiri, dia menatap kearah belakang tubuh Arm, mengangguk dan memejamkan matanya.

"Aaagghhh." Arm menjerit sakit saat kepalanya di tusuk dengan sebuah belati, off hanya tersenyum mendengar teriakannya.

Semua prajurit Arm langsung sigap mengepung nya, Arm membalik, tangan nya langsung mengepal, tubuh nya seperti mendidih melihat siapa yang menusuk nya, dia mengambil belati yang tertancap di kepalanya.

The demon king in the form of an angelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang