Bodyguardku

14 13 8
                                    

Karya : tinasopiatun

♔︎
♔︎

📽Happy reading📽️
---------------------------

"Jadi, apa yang ingin Paman sampaikan?"

Pria yang sudah memasuki usia senja itu terdiam sebelum kemudian menyampaikan maksud dari tujuan mereka bertemu sekarang.

"Kau tahu anak angkat Paman yang bernama Argares?"

Jessy hanya mengangguk singkat seraya mengubah cara duduknya, agar lebih nyaman lagi.

"Paman ingin dia menjadi bawahanmu, paling tidak, bodyguard. Apakah kamu, mau menerima permintaan Paman ini?"

Tentu permintaan Pamannya itu membuat Jessy terkejut. Paman Roland bukanlah seorang pria biasa yang hanya mengandalkan pesangon untuk menghidupi hari-hari tuanya, beliau adalah salah satu pria terkaya di Indonesia, lalu bagaimana bisa pamannya yang kaya itu memiliki permintaan seperti ini di saat dia sendiri masih mampu memberikan gelar Presdir di perusahaan miliknya.

"Apakah aku salah dengar, Paman?"

"Tidak, kau tidak salah dengar. Paman bisa saja memberikan dia gelar Presdir, tapi anak itu tidak ingin bekerja dari jerih payah yang Paman rintis dari awal. Maka dari itu, Paman ingin dia kerja denganmu," jelas Paman Roland.

Jessy terdiam di tempat, memikirkan pekerjaan apa yang cocok untuk Argares. Di sela kegiatan berpikirnya, ia juga teringat perihal karirnya yang kini melonjak naik. Tentu hal seperti bodyguard sangat ia perlukan untuk menjaga dirinya dari fanboy fanatik dan para wartawan yang terlampau gila mencari celah perihal dirinya.

"Tapi Paman, apakah orang itu akan mau berkerja denganku? Maksudnya, menjadi bodyguardku?"

"Sebelumnya, aku sudah membicarakan ini dengannya, dia mau-mau saja, asal jangan berkerja di perusahaan Paman," kata paman.

"Kalau dia memang bersedia menjadi bodyguard, aku tidak masalah, asal dia bisa patuh pada tugasnya nanti."

Di sela-sela menikmati hidangan yang disediakan, Jessy teringat akan jadwal wawancara dengan TV show sore nanti.

“Paman, aku harus segera pergi.”

Melihat Jessy yang sudah bangkit dan hendak pergi, membuat Paman Roland ikut bangun untuk mengantarnya sampai pintu depan.

Saat hendak memasuki mobil, Jessy membalikkan kembali badannya untuk menatap Paman Roland.

"Jika dia bersedia, suruh saja langsung datang ke apartemenku," ucap Jessy sebelum pergi.

Paman Roland tersenyum simpul dengan anggukan kecil, tangannya ikut melambai mengikuti Jessy yang memberikan lambaian tangan padanya. Masih sama seperti Jessy kecil yang Paman Roland ingat.

📽️📽️📽️

Pagi-pagi seperti ini adalah hal biasa bagi Jessy, yang selalu panik dan terburu-buru dalam bersiap.

Maraton drama setiap malam adalah hal yang wajib, hingga menjadi rutinitasnya sebelum tidur. Yang mengakibatkan bangun kesiangan dan mendapatkan Omelan dari Rani– manajer, sekaligus sahabat karibnya.

"Sudah kubilang, jauhkan dahulu drama-drama sialan itu!" omel Rani.

Jessy berusaha tetap santai agar make up yang tengah dirinya poles tidak membuatnya dalam masalah.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang