Chapter 28 (S2)

151 8 4
                                    

Lima jam kemudian...

Keyla tersadarkan diri di ruangan rumah sakit. Matanya sembab dan badannya panas. Terlihat samar Jordan yang sedang mengecek keningnya.

"Sudah sadar?" tanya Jordan dengan lembut.

Keyla hanya terdiam tak mau menanggapinya. Tiba tiba, Jordan meraih tangan Keyla dan mengelus serta menempelkan tangan wanita itu di pipinya. Keyla masih tak memberontak maupun berkata.

"Ayo makan, kau pasti lapar" ucap Jordan lagi.

Pria itu membantu Keyla duduk diatas tempat tidurnya. Mengambil semangkok bubur ayam kemudian meniupnya. Lalu mengulurkan sesendok bubur ayam pada Keyla.

"Aaa~" pinta Jordan.

Namun Keyla, masih tidak bergeming. Ia tidak menghiraukan Jordan. Matanya sayup dan gelap. Ia mengalihkan pandangannya kearah yang lain.

"Ayo makan. Kau belum makan apapun dari tadi pagi" pinta Jordan lagi dengan lembut.

Tapi, lagi lagi Keyla mengabaikannya. Ia perlahan turun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar.

"Kau mau kemana? Kembali ke tempat tidur!" titah Jordan.

Keyla tak bergeming. Wanita itu terus berjalan sampai keluar rumah sakit dan diikuti Jordan. Ia sampai disebuah warung bakso. Keyla memesan semangkuk bakso jumbo dan membuat Jordan teleng.

"Tunggu! Apa boleh seorang pasien keluar dari rumah sakit dan makan bakso diwarung? Aku harus memanggil suster" gumam Jordan.

Dia mengambil ponsel dan segera menanyai suster. Setelah percakapannya selesai, ia ingin menghampiri Keyla yang sudah menyantap baksonya.

"Mas, berapa totalnya?" tanya Jordan pada penjual bakso itu.

"25 ribu ama kerupuknya" jawab tukang bakso itu.

"Bisa pakai kartu debit?" tanya Jordan lagi.

"Apaan itu pak? Bayarannya sudah dibayar sama neng tadi kok" jawabnya.

Jordan menatap Keyla dengan menyerngit. Menghampiri wanita itu dan duduk disampingnya.

"Kenapa kau yang bayar? Darimana kau mendapatkan uangnya?" tanya Jordan.

Keyla meraih tasnya dan memberikan itu pada Jordan. Ia mengecek sebuah dompet di dalam tas itu. Kemudian tersadar dan mengecek rekeningnya sendiri.

"Kau.. Tidak menggunakan uangku sepeser pun?" tanya Jordan.

Dan Keyla hanya terdiam sambil menikmati baksonya. Membuat Jordan menggeleng geleng.

Sorenya, Keyla keluar dari rumah sakit. Dibawa pukang oleh suaminya menggunakan mobil alphard. Disambut hangat oleh para pelayan. Diurus dan dilayani layaknya ratu.

"Maaf, tapi aku harus pergi sekarang. Ada urusan mendadak. Kalau butuh sesuatu panggil pelayan saja" ucap Jordan lalu mencium kening Keyla.

**Disisi lain**

Plakk

"Melisa Mysthica Jaransya, tidak bisa dipercaya kamu berani membohongi saya?! Saya sudah memberikan yang terbaik ke dirimu dan ini balasanmu?! Sungguh mengecewakan" sembur Jordan marah.

"A - apa maksudmu Jordan?" tanya Melisa takut.

Jordan melempar sebuah flashdisk ke wajah Melisa. Kemudian duduk di sofa dengan anggun dan tenang. Wanita itu pun segera menuju laptop dan mengecek isi flashdisk itu.

Beberapa menit kemudian, wanita itu menghampiri Jordan dan berlutut dihadapannya.

"E- Ev tolong dengarkan aku dulu. Itu palsu! Yang asli sudah kuberikan padamu waktu itu. Darimana kau mendapatkan barang barang palsu itu?" ucap Melisa dengan gugup.

Precious Rainy SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang