Chapter KeEnam

3.6K 332 73
                                    

Ada yang ingat cerita ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang ingat cerita ini?





Langsung aja ya 😊

Typo bertebaran ya 🙏










Sean tertidur pulas setelah mabuk. Yibo merasa iba dengan keadaan Sean. Apalagi pengakuannya ketika sedang dalam pengaruh alkohol, terasa sakit menembus ulu hatinya. Yibo merasa bersalah, karena ia pernah berbuat kesalahan pada sean.

Bukan tanpa alasan ia meninggalkan Sean. Semua itu demi kakaknya, Wang Sehun. Tidak pantas rasanya jika ia menikah lebih dulu dari kakaknya. Apalagi ia telah mengetahui, bahwa Sehun menyukai Sean dan tidak ada orang lain yang disukai dan dekat dengan Sehun saat itu. Desakan Tuan Jung yang menginginkan Sean untuk segera menikah, adalah alasan paling tepat untuk Yibo meninggalkannya.

Jujur saja, rasanya sakit sekali ketika mengetahui Sean menerima lamaran Sehun. Ia bertekad untuk tidak menemui Sean selamanya dan akan tetap tinggal di Amerika, apa pun yang terjadi. Namun, rencana tidaklah sesuai dengan yang diinginkan. Melihat sang ayah yang sedang sakit dan ingin sekali bertemu dengan anaknya, hati Yibo tergugah. Ia harus mengesampingkan rasa sakit hati dan egoisnya.

Mungkin Tuhan sudah berkehendak, dan disinilah Yibo sekarang, bersama Sean di atas ranjang empuk. Memeluk cinta sejatinya yang sedang terlelap. Beberapa kali Yibo mencuri kecupan di bibir Sean dan ia tidak ingin kehilangan Sean lagi untuk kedua kalinya.

"Ngh.... " Sean melenguh ketika bibir Yibo mengulum daun telinganya. Yibo memang mengambil kesempatan saat Sean tertidur. Jika Sean sadar, mungkin ia sudah habis dihajar.

Namun, rupanya Sean memang sudah sangat lelah. Ia hanya mengigau dan menyamankan posisi tidurnya dengan memeluk Yibo. Ia merasa nyaman, berada dalam pelukan hangat Yibo.

Pagi menjelang. Sean mulai membuka matanya. Tanganya masih memeluk pinggang sosok di hadapannya. "Hunnie.... " Lirihnya.

Sean menggelengkan kepalanya, membuat Yibo ikut tersadar dari tidur nyenyaknya. "Oh, kau sudah bangun rupanya." Wang Yibo menggeser tubuhnya ke samping. Ia ingin memberikan ruang bagi Sean untuk menyamankan tubuhnya.

"Semalam.... " jeda Zhan.

"Semalam?" tanya Yibo.

Ada rasa malu dan canggung saat dirinya bangun dan melihat siapa yang baru saja menyapanya. Sean membuka selimut yang menutupi tubunhnya, kemudian turun dari ranjang. Di sana, Yibo memandang Sean dengan penuh harap. Andai saja kejadian semalam bisa terulang kembali. Yibo masih ingin menikmati kebersamaan dengan kakak iparnya itu, dengan kesadaran penuh.

"Tidak terjadi apa-apa semalam. Kau tidak perlu khawatir. Semalam kau hanya mabuk dan setelah itu kau pingsan dan tertidur. Aku membawamu ke kamar lalu... memelukmu sampai benar-benar pulas." Wang Yibo enggan menatap Sean. Ia tidak pandai berbohong, jadi lebih baik jika mereka tidak saling bertatapan.

My Mate is My Brother in Law (YIZHAN) 🚦🚦ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang