Chapter Ketujuh

3.3K 301 63
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ada yang nunggu🥴🥴🥴🥴




Typo bertebaranya🙏🙏







Tidak ada lagi kata menyesal dan meminta maaf. Mereka telah jatuh ke dalam kubangan yang diciptakan sendiri. Sean begitu antusias memanjakan Yibo, memberikan sentuhan bertubi-tubi pada setiap jengkal tubuhnya.

Tidak ada yang ingin mengalah untuk menciptakan kepuasan. Hingga suara Yibo menyadarkan Sean yang tengah mabuk gairah, "Biarkan aku yang melakukannya. Aku ingin memulainya denganmu. Bisakah kau memberikan kesempatan padaku?"

Sean termenung mendengarnya. Padahal, ia sudah berniat ingin berterima kasih pada Yibo dengan cara melayaninya di atas ranjang. Akan tetapi, Yibo ingin memulainya dengan caranya sendiri. Sudah lama ia ingin menyentuh Sean dan menjadikan Sean sebagai objek fantasi gairahnya.

"Zhan Ge cukup diam dan nikmati apa yang akan aku lakukan. Ini pertama kalinya untukku dan aku ingin menikmatinya denganmu," ucap Yibo sambil menyibak helai rambut Sean yang menghalangi kelopak matanya.

Sean merasa terharu. Benarkah ini pertama kali bagi Yibo? Jika benar, maka dirinya telah melukai perasaan pemuda yang dulu mencintainya. Betapa brengseknya ia ketika akhirnya menerima lamaran Wang Sehun, sedangkan adiknya sedang menunggunya menjadi orang yang pantas untuk keluarganya.

"A-apakah ini yang pertama?" tanya Sean lirih.


Wang Yibo menganggukkan kepalanya. Yibo tidak pernah melakukan hubungan intim dengan siapapun, karena ia masih berharap bisa memiliki Sean. Walaupun kemungkinannya sangat kecil dan tipis. Namun, sekarang takdir telah tertulis untuknya. Kematian Sehun adalah takdir dan takdir itupula yang kini akan membuat Sean dan Yibo bersatu.


"Kau tetap yang pertama untukku." Yibo mengusap bibir Sean yang terbuka. Menghapus jejak air mata yang sedari tadi mengalir di pipinya. "Hanya kau yang aku cintai hingga saat ini dan tidak akan pernah berubah."

Tidak mampu berucap lagi. Setiap ungkapan cinta Yibo diungkapkan dengan ciuman lembut. Kedua bibir mereka bertaut memberikan rasa nyaman dan rasa cinta. Semakin lama semakin menuntut. Sean membuka mulutnya, memberikan jalan bagi Yibo untuk menguasai ciuman penuh hasrat.


Perlahan, kedua tangan Yibo mulai melepaskan kancing piyama Sean. Kulit Sean yang terasa dingin menjadi hangat karena sentuhan telapak tangan Yibo yang menjelajah di permukaan tubuhnya.


"Mmhhh," lenguhan dari mulut Sean terdengar merdu.  Giliran celana piyama Sean yang diturunkan. Sean menggeliat dengan sentuhan tangan Yibo yang begitu hati-hati menyentuh kulitnya.

"Aahh.... " Sean mendesah frustasi saat bibir Yibo berada di lehernya yang sangat sensitif. Kemudian turun ke bagian payudaranya yang terlihat berisi. Menciumi kulit seputar payudaranya sebelum ke inti. Sean semakin menggelinjang karena geli akibat cumbuan bibir Yibo di dadanya. Yibo paham apa yang diinginkan sang kekasih. Tangan kanannya mencubit puting kiri Sean dengan lembut. Puting kanannya dihisap dengan lembut pula. Menghasilkan getaran syahwat yang sangat tinggi bagi Sean.

My Mate is My Brother in Law (YIZHAN) 🚦🚦ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang