Saat di rumah Ali, Fatimah dan diba ikut nimbrung dengan yang lain nya di ruang makan
"Nah udah kumpul" ucap Naila dengan girangTampak di sana sudah ada Amir, Ali, dan Naila yang sudah duduk di bangku ruang makan yang mejanya sudah di penuhi makanan makanan khas Sunda
Saat duduk Diba sangat tergiur semua makanan itu terlihat enak banyak sekali makanan di sana dengan berbagai jenis
Nasi liwet, ayam bakar atau sering di sebut dengan bekakak, tahu pepes, tahu tempe, ikan goreng, soto, combro, ayam goreng, sambal terasi dan lalapan lalapan
Semua itu memenuhi meja sampai sampai diba kebingungan untuk memakan itu semua"Kepada pak kiyai Ali silahkan untuk memimpin doa" ucap amir disertai candaan kecil, Amir tertawa kecil kemudian ia mulai memimpin doa nya
Saat makan Adiba sangat terkejut dengan rasa makanan nya yang begitu enak ia sangat lahap makan nya sampai sampai dia tersedak
"Pelan pelan sayang makan nya ini banyak ko gak akan ke abisan" ucap Fatimah, ia merasa lucu dengan anak nya yang begitu paham makanMuka Adiba memerah karna malu bisa bisa nya ibu nya mempermalukan ia di hadapan pak kiyai
"Oh iya anak mu kemana Li" tanya amir yang sedari tadi tidak melihat anak ali satu pun
"Kalo yang pertama dia sedang mengajar di pesantren, kalo yang ke dua dia sedang kuliah di tarim, kalo yang bungsu dia sedang mondok di Jawa" jelas Ali"Wahh masya allah, hebat kamu didik anak mu" kagum amir
"Alhamdulillah mereka gak susah di atur nya jadi mudah buat didik mereka"
"Semoga Adiba juga betah ya di sini" ucap amir sambil menengok ke arah Adiba"Insyaallah nanti saya titip ke ustazah di sana" ucap amir sambil senyum
Adiba hanya senyum saja dia tidak mengeluarkan suara sedikit pun, di fikiran nya hanya ada lelaki yang diam di musholah tadi, dia penasaran siapa nama nyaSaat telah beres makan Adiba, Fatimah dan Naila pun membereskan piring piring nya dan mencucinya
Sedangkan Amir dan Ali mengobrol di teras depan"Assalamualaikum"
Amir dan Ali menoleh, ternyata ada Azam yang sedang berdiri dan menunduk sedalam dalam nya
Ya dia adalah Muhammad azam dia adalah santri terbaik di tahfatul athfal"Punten pak kiyai kata ustaz hanif saya di suruh mengambil kitab akhlak li banin juz satu nya yang tertinggal di kamar nya" ucap Azam dengan lembut dan juga sopan, posisinya tidak berubah dia menunduk tidak merani mengangkat kepala nya untuk menghadap kiyai
"Oh iya bentar saya carikan" ucap ali
Ali pun beranjak dari tempat duduk nya dan masuk kedalam rumah nya untuk mencari apa yang di minta
Saat ali masuk Azam merasa canggung terhadap amir dia tidak merani bergerak sedikit punDia sudah merasa pegal karna dari tadi menunduk
"Nama mu siapa dek" tanya amir, pertanyaan Amir berhasil mencairkan susana yang serasa canggung di sana"Nama saya Muhamad Amir pak" jawab Amir dengan suara kecil
Tak lama setelah itu diba datang sambil membawakan secangkir kopi di nampan"Nih yah" ucap Adiba sambil menaruh secangkir kopi nya di meja
"Loh kiyai dimana?" Tanya Adiba
"Lagi cari kitab" Adiba hanya mengangguk dan meng o kan mulut nya sajaSaat menoleh ke kiri Adiba baru sadar bahwa ada santri putra di sana dan dia menyadari bahwa santri itu adalah santri yang tadi dia temui di musholah
"Itu kan yang tadi aku liat di musholah" ucap Adiba di dalam hati nyaAli pun datang sambil membawa kitab nya, ia menyodorkan kan nya kepada azam
"Hatur nuhun pak kiyai" ucap ali yang kemudian berjalan menuju pesantren kembaliSaat melihat Azam yang sudah tidak ada Diba pun mendekati ayah nya
"Yah itu siapa?" Bisik nya
"Itu santri tadi di suruh ngambil kitab kata nya"
Adiba diam tidak menjawab lagi sebenar nya bukan itu jawaban yang inggin Adiba dengar dari ayah nya
![](https://img.wattpad.com/cover/314598598-288-k197852.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
seperjuangan
Teen Fictioncerita ini menceritakan kehidupan seorang santri dari senang susah sedih Poko nya ikuti trus cerita nya cerita ini di buat oleh orang gabut jadi mohon maaf bila terlihat tidak niat dan visual nya di ambil dari orang orang acak /rondom tanpa izin ja...