anak ke 2

2 1 0
                                    

"adiba di panggil sama umi, suruh ke dalem" ucap Anisa
"Oh oke"

Saat sampai di depan rumah kiyai Adiba pun mengetuk pintu TOK TOK TOK "assalamualaikum" ucap Adiba pelan namun tak ada jawaban sama sekali Adiba pun mencoba mengetuk pintu lagi TOK TOK TOK "assalamualaikum" ucap nya agak lebih pelan

"Assalamualaikum" terdengar suara lelaki di belakang adiba, suara nya membuat Adiba kaget karna ia tak sadar ada yang datang

Adiba membalikan badan nya dan terlihat ada Azam yang sedang menunduk dalam, hati Adiba tak karuan karna ia bingung dengan situasi yang begitu cangung

Tak lama setelah nya terlihat ada mobil putih yang mendekat ke arak mereka, mobil itu berhenti dan ada seseorang laki laki yang keluar di dalam mobil tersebut
Ia tinggi, putih gagah dah sudah pasti dia tampan,
Lelaki itu menghampiri mereka berdua
"Lagi apa? gak baik loh kalian berduaan begini apa lagi ini di rumah guru kalian sendiri" ucap Hafizh noval Shafwan

"M-maaf kami berdua di suruh ke sini oleh umi" ucap Azam sambil menunduk dalam, sedari tadi Azam sudah mengetahui bahwa bukan hanya dia saja yang di suruh ke dalem tapi juga ada perwakilan santri putri juga

"Kenapa gak ketuk pintu" tanya noval
"Emm anu itu tadi saya udah ketuk beberapa kali tapi ndak ada yang menjawab" sekarang Adiba yang mengeluarkan suara,

"Aish suasana apaan lagi ini cangung banget ya allah.. tolong siapa pun" batin adiba

CLEK suara pintu terbuka
"Loh udah pada dateng toh" tanya umi
" i-iya umi tadi Adiba udah ketuk pintu tapi gak ada sautan"
"Aduhh maaf ya umi tadi ada di dapur jadi gak denger"

"Ehem... asik banget kayak nya nih ngobrol nya gak liat nih anak nya dah pulang" sindir Noval

Naila pun langsung engeh kalau ada anak nya di situ, senyum nya pun mengembang, semua orang pun bisa melihat wajah itu sangat lah bahagia bagai mana tidak Noval anak kedua dari Ali dan Naila itu sudah tiga tahun lebih tidak pulang

"Ya Allah anak umi udah pulang" ucap Naila dengan nada sangat girang Noval pun bergegas berjalan ke arak Naila dan memeluk umi tersayang nya itu, mereka berpelukan lumayan lama untuk melepaskan rasa rindu yang begitu besar

Adiba dan Azam pun ikutan terharu melihat seorang anak dan ibu itu berpelukan "emm jadi rindu bunda deh" batin adiba

Naila melepaskan pelukan nya kemudian ia menoleh ke arah adiba, ia menyadari bahwa adiba merindukan ibunya itu "adiba pasti rindu bunda nya ya" celetuk naila
adiba pun langsung merasa cangung dan juga malu ia selalu kebingugan kalau mengobrol dengan istri kiyai itu, ia harus ekstra hati hati takut ada kata kata yang salah

"I-iya umi hehe" cengegesan adiba sambil gugup

"Sini sini biar umi peluk" Naila merentangkan kedua tangan nya
adiba pun langsung merasa tak enak apa lagi di situ masih ada gus Noval dan juga ada azam
"Gak usah malu malu diba, kan bunda mu itu sahabat umi jadi kamu angap aja umi ini ibu kedua kamu ya"
Adiba menganguk, lalu iya pun memeluk Naila dengan erat, nyaman,, ya itu lah yang Adiba rasakan

"Ehem ehem ini anak nya nih di sini lohh anak nya " sindir noval
Adiba dan Naila pun terkekeh melihat tingkah laku Noval yang merasa cemburu bahkan Azam pun menahan tawa

"Udah udah yu masuk ada yang mau umi omongin sama kalian berdua" ajak Naila
Mereka pun masuk dan duduk di ruang tengah

"Jadi umi manggil kalian berdua ke sini karna kalian adalah perwakilan dari para santri"
adiba dan azam begitu serius mendengarkan penjelasan Naila begitu juga Noval yang ikut duduk di ruangan itu

"Sebentar lagi adalah milad pondok ini jadi akan ada perlombaan untuk seluruh santri, harus nya ini di sampaikan oleh bapak, tapi berhubung suami saya sedang ada acara di Bogor jadi beliau minta di wakili oleh umi"

"Jadi kalian siap kan dan atur semua perlombaan nya dan juga nanti yang akan menjadi panitianya itu semua ustadz, ustazah di sana, kalian cukup informasi kan saja ke santri nya"

"Ma-maaf umi mungkin pertanyaan saya lancang tapi kenapa gak di informasikan sama ustadz atau ustazah aja" tanya Adiba

"Mereka sibuk nyiapin perlombaan, gitu aja gak tau" celetuk noval
Naila yang mendengar ucapan putra nya pun memukul pelan paha Noval, menggodekan bahwa perkataan nya itu tak sopan

adiba yang merasa kesal pun hanya bisa diam karna tidak bisa marah
"Ihh nyebelin banget sih ni anak agh kalo dia bukan anak umi udah aku tendang ke pelanet mars tuh anak"  batin adiba
" Ya kurang lebih begitu" ucap umi

"Baik umi akan kami sampaikan" ucap azam
"Azam pendiem yah, beda Ama anak nyebelin itu"  batin adiba sambil melihat sinis ke arah Noval
"Apa liat liat nanti demen loh" ejek Noval
Sontak Naila mencubit perut noval, Naila begitu kesal ke sifat kekanak-kanakan anak nya itu, Noval meringis kesakitan

"Aduh aduh umi ampun sakit mi" rengek Noval meminta ampun
Naila melepaskan cubitan nya,
"Ya udah cukup segitu doang kalian bisa kembali lagi ke kobong kalian masing masing"
Adiba dan Azam mengaguk

"Kami pamit ya mi" pamit Azam sambil mencium tangan Naila, dengan posisi sangat menunduk, Azam adalah orang yang paling patuh dan paling baik
Azam pun berpamitan pada Noval
"Pamit ya a" Noval mengaguk, kemudian Azam keluar duluan

Ia tak mau pulang berdua dengan adiba, bukan karna tak suka atau jijik tapi azam ingin menjaga pandangannya

"Adiba pamit ya mi" Adiba mencium tangan Naila dan mundur beberapa langkah kemudian ia membalikkan badannya dan mulai berjalan

"Heh lu gak pamitan Ama gua" ucap Noval, adiba menghela nafas panjang dan ia pun menoleh
"Pamit ya a" ucap Adiba dengan senyum terpaksa

"Yayaya Sono sono" usir Noval
Muka Adiba memerah menahan amarah,ingin rasanya ia memukul Noval tapi apalah daya nya

Adiba bergegas keluar ia tak mau berlama lama berada di sana

Naila yang melihat tingkah laku anak nya seperti itu pun hanya bisa menghela nafas, sifat nya tak pernah berubah sejak dari dulu, padahal ia sudah dewasa tapi ia tak bisa bersikap seperti seumuran nya

Tapi Naila merasa aneh bisa nya Noval tak pernah seperti itu terhadap perempuan, biasanya Noval akan dingin sedingin es tapi sikap nya berbeda terhadap Adiba

Naila tak mau ambil pusing dan memilih untuk membuang fikiran tak penting nya
"Beresin barang barang mu dah gitu makan ya umi dah masak ko, umi masih ada urusan jadi harus keluar "

"Ya ilah umi anak nya baru juga pulang masa di cuekin"
" Umi ada urusan sayang jadi jangan kayak anak kecil ya" bujuk Naila Sambil mengelus lembut rambut Noval

"Hem iya iya"
"Ya udah umi pamit ya, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam warohmatuallahi Wabarokatuh"



Hai semua gimana kabar nya, aku dah lama banget gak up ya karna males hehe, di sini sepi mulu sih :)
Tapi gak papa harus tetep
Happy kiyowo

seperjuangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang