South Korean
Di tengah Pusat Kota terlihat sudah mulai ramai, banyak orang mengendarai kendaraan mereka dan ada juga yang berjalan menikmati suasana indahnya pagi hari.
Dan ditaman bermain yang berada tak jauh dari pusat kota itu, terdapat dua orang anak yang sedang asik berjalan bersama. Keduanya ditemani oleh ibu mereka masing-masing yang berada tak jauh dibelakang mereka.
Saat keduanya sedang asik bermain, mereka tidak menyadari banyak pejalan kaki lainnya yang juga menggunakan jalan yang sama dengan mereka pagi hari itu. Oleh karena keteledoran keduanya, salah satu dari mereka terduduk meringis menahan rasa sakit di tanah, anak itu terlihat sedang memegangi lututnya yang sedikit mengeluarkan darah segar pasca ia terjatuh menabrak pejalan kaki yang dilalui.
"Nak, kau tidak apa-apa?" Tanya pejalan kaki itu.
"Nee ahjusi, aku tidak apa-apa. Terimakasih" balasnya sambil tersenyum memperlihatkan gigi kecil yang rapi.
"Mianhae. Aku sedikit tergesa-gesa, jadi aku tidak bisa berpikir jernih dan akhirnya menabrak anak anda" ujar pejalan kaki itu pada kedua yeoja yang dipikir oleh pejalan kaki itu adalah ibu dari anak yang ditabraknya.
Orang itu membungkuk meminta maaf, jika dilihat dari pakaian yang berantakan. Orang itu memang benar sedang tergesa-gesa dan kedua ibu itu tak bisa berkata-kata selain memaafkan orang tersebut. Toh, anak mereka tidak kenapa-kenapa.
"Ahh nee. Tidak apa-apa" ucap Yoojin ibu dari anak yang terjatuh tadi.
"Lain kali anda harus lebih berhati-hati lagi. Pergilah, sepertinya anda memang sangat tergesa" ucap ibu dari anak yang lainnya.
Pejalan kaki itu kembali membungkuk meminta maaf lalu ia benar-benar meninggalkan dua pasang ibu dan anak itu.
"Kau benar-benar tidak apa-apa nak?" Tanya Yejin pada anaknya yang sudah menangis tersedu-sedu sedari tadi.
"Imo! Aishh, yang jatuh itu naya bukan dia" ucap anak laki-laki itu sambil menyodorkan lututnya yang berdarah dan ia sangat marah melihat teman perempuan menangis tersedu-sedu. Padahal yang terjatuh dirinya bukan teman perempuannya itu.
"Geure? Lalu kenapa kau yang menangis adult?" Tanya Yoojin si ibu anak laki-laki itu.
"I-ya hiks, b-bagaimana r-rasa sakitnya hiks,, hiks" ucap anak perempuan semakin tersedu-sedu melihat darah mengalir dari lutut teman laki-lakinya.
"Pabbo. Aku yang terluka kenapa kau yang menangis tersedu-sedu seperti ini?" Ujar anak laki-laki tersebut sambil meringis saat ibunya membopong tubuhnya agar ia beranjak dari tanah dingin itu.
"Sudah jangan menangis lagi. Lihat" anak laki-laki itu sudah berdiri dan ia ingin teman perempuannya juga berdiri, ia takut nantinya anak itu sakit karena ia sangat mudah masuk angin jika kedinginan.
"Aku benar bukan, lukanya tidak besar. Buktinya aku bisa berdiri dan berjalan lagi" anak laki-laki itu meraih tangan kecil temannya agar temannya itu berhenti menangis dan mau berdiri dari tanah dingin itu.
Kedua wanita yang hampir menginjak umur 40-an hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku anak-anak mereka.
"B-baiklah!" Akhirnya gadis kecil itu tidak menangis lagi.
"Kajja" ucap keduanya serempak.
Sungguh hangat persahabatan keduanya, tidak sia-sia ibu mereka mempertemukan mereka. Meski keduanya bisa dibilang sangat kecil, tapi persahabatan yang mereka jalin selama 2 tahun ini berhasil.
Meski awal keduanya sedikit malu-malu, tetapi lihatlah kini apa yang terjadi, anak yang berumur 7 tahun pertemanan mereka sangat hangat layaknya orang dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAYANGAN ✔
Fanfiction"Aku adalah tempatmu pulang. Jangan ragu, aku akan selalu membuka pintu untukmu" "Jika masih saja tidak ada yang mendengarkanmu. Disini aku selalu siap untukmu" "Maaf aku selalu merepotkan" ~