Lisa terdiam membisu, kehadiran Jisoo ditengah-tengah mereka seakan-akan menyuruhnya untuk diam. Tidak boleh bertingkah.
Jisoo melirik adik bungsunya menggunakan sudut mata "Kalian bersenang-senang tanpa-ku lagi!" Ucap Jisoo tak terima.
Kedua manusia lainnya tersadar "salah unnie sendiri kenapa tidak ikut gabung bersama kita, dan lebih memilih memandang air disana" jawab Jennie yang menyadari perubahan sibungsu.
Rosè menatap sang adik yang tiba-tiba terdiam, lalu matanya menajam pada kakak sulungnya. Ingin sekali rasanya Rosè mengeluh atas apa yang terjadi diantara mereka, tapi ia sadar kondisi.
"Huft" Rosè membuang nafas kasar.
"Unnie" panggil Lisa.
Setelah lamanya berdiam akhirnya gadis bertubuh mungil itu memberanikan diri bersuara. Walau saat ini mata ketiga kakaknya menatapnya aneh. Berharap kali ini ia tak salah dalam mengambil keputusan.
"Hm, ada apa Lisa?" Tanya Rosè.
"E-eoh... ada apa Lili-ya? Apakah ada yang sakit?" Kali ini Jisoo mencoba membangun komunikasinya yang sempat berantakan dengan sibungsu. Walaupun gadis berbibir love itu tak saling tegur dengan sang adik, rasa sayangnya tak akan pernah pudar untuk sang adik. Bukan hanya untuk adik pertama dan keduanya saja, Jisoo tentu sangat sayang dengan adik bungsunya.
Lisa tertegun, matanya mengerjab-ngerjab rasa tak percaya kakak sulungnya menjawab dirinya. Suara sang sulung yang terkesan sedikit masih datar, tapi bagi Lisa itu sangat langka. Bahagia yang teramat terukir di hati gadis bertubuh mungil.
Tidak. Bukan hanya Lisa yang tertegun, Jennie dan Rosè juga terpelanga mendengar suara sang kakak menyapa adik bungsu mereka.
"Hei,, hei ada apa dengan kalian? Apakah ada yang aneh dengan wajah ku?" Jisoo membersihkan wajahnya, mungkin saja ada yang menempel diwajahnya sehingga adik-adiknya melihatnya seperti itu.
Jennie dan Rosè tak lama tiba-tiba saja tersenyum lebar, mereka bahagia akhirnya kakak sulung mereka bertegur sapa dengan adik bungsu mereka. Sungguh hari ini akan mereka ingat sampai kapan pun.
"Lili-ya, unnie harap kau tidak sedang menyembunyikan apa-apa dari kami. Aku,, aku tak ingin hal seperti kemarin terjadi, padahal kau melakukan hal baik. Tapi, dalam pandangan orang kau layaknya melakukan hal yang aneh-aneh (wanita malam)" Dalam tanda kutip tentu Jisoo tidak langsung menembak apa yang ia maksud.
"Mm- maksud unnie?" Sungguh Lisa tidak terlalu mengerti maksud sang kakak.
Berpikir sejenak, mencoba menelaah kemana arah pembicaraannya. Was-was takut nanti terjadi kembali perang dingin yang tak ia inginkan, walau yang memulai itu dirinya sendiri. Namun, Jisoo tetaplah Jisoo ia adalah pelindung bagi ketiga adiknya.
Tidak mungkin ia akan selalu mendinginkan adiknya, tentu itu suatu kesalahan besar bagi dirinya.
"Apa kau tidak ingat, Lili-ya?" Cerocoh Jennie. Gadis berpipi mandu menggerakkan alisnya ke atas dan bawah.
"Hm" masih tak paham maksud kakak-kakaknya.
Bosan dengan kode-kode kedua kakaknya Chaeyoung ikut andil "Yang kau rahasia dari kita itu Li, kerja paruh waktumu" Jelas Chaeyoung sangat percaya diri.
"Eoh, geunyang aku ingin belajar mandiri dan tidak ingin hanya pandai meminta saja pada Appa dan Eomma" Ujar Lisa.
"Itu yang unnie benci dari sikapmu. Kau itu bungsu Kang, jika kau memiliki keinginan kau bisa mengatakan pada kita. Itulah kegunaan kakak-kakakmu, Lisa!" tidak terima adiknya dewasa sebelum usianya. Bukan tidak suka dengan keputusan sang adik, usia adiknya itu belum memenuhi syarat untuk beranjak dewasa menurut, Jisoo.
Jennie baru mengerti dari perubahan sikap sang adiknya selama ini. Yang ternyata sang kakak sulungnya-lah yang tak sependapat dengan mereka malam itu. Dua tahun lamanya Jennie mencari-cari alasan ini dan apa yang ia ketahui kini? Hanya membuat ia tidak menyukai keputusan sang kakak.
"Jadi kau biangnya!" ujar Jennie ketus.
Semua mata beralih menatap Jennie "Kau yang membuat adikku menjadi orang yang beku lagi selama ini, Unnie" sungguh Rosè ingin bertanya namun urung.
"Padahal malam itu adikku sudah menjadi adik yang baik, tapi kau mematahkan itu, Unnie!" Jennie hanya belum mengetahui bukan hanya itu yang membuat Jisoo dan Lisa berjarak.
"Itu hal yang sangat sepele, Unnie" Rosè ikut bersuara kembali.
"Ani, bukan hanya itu" sang Ayah ikut nimbrung.
Mata ke-empat gadis Kang teralihkan. Jisoo membelalakkan matanya, apa maksud ayahnya? Apakah sang ayah sudah mengetahui kalau dirinya tengah menyelidiki sang ayah? Ah dari pada pusing memikirkan hal yang belum pasti, gadis berbibir love memilih mendengarkan ayahnya terlebih dahulu.
"M-maksud appa?" Tanya Jennie.
Taepyung beralih menatap Jisoo anak sulungnya. Sedangkan Jisoo menunduk takut pada ayahnya.
"Unnie, kalian. Kalian tahu apa yang sedang ia lakukan dibelakang kalian?" Tanya Taepyung menatap kembali Jisoo yang mulai mengangkat kepalanya menatap dirinya.
●
●
●
●
●
●
●
Heiii, sudah tahun 2023 saja ya. Hmm, story kagak ending-ending juga. Hahaha.
Maaf kali ini author fokus menceritakan keluarga Kang dulu ya, soal duo hunlis nanti aja ya auhtor ceritakan. Karena keluarga kang sedang ada sedikit masalah tuh, doain aja yang terbaik untuk keluarga Kang ya.
See you❤
- Vote
- Share
- Comment
- Save❤🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
BAYANGAN ✔
Fanfiction"Aku adalah tempatmu pulang. Jangan ragu, aku akan selalu membuka pintu untukmu" "Jika masih saja tidak ada yang mendengarkanmu. Disini aku selalu siap untukmu" "Maaf aku selalu merepotkan" ~