PART 6

65 3 0
                                    

Semenjak kedatangan Park Junmyeon, akhir-akhir ini Jisoo menarik dirinya lebih jauh lagi dari ketiga adiknya. Entah karena apa, intinya Jisoo menginginkan yang terbaik baginya dan juga ketiga adiknya.

Flashback

"Maafkan atas sikap adik-adikku yang tidak dewasa tadi" ujarnya.

Pria sebagai tamunya tersenyum mengerti "gwaenchana" ucapnya tulus.

"Biasanya mereka tidak seperti itu. Hari ini menurutku aneh, mereka bertingkah seperti itu" masih belum tenang, Jisoo kembali menyeritakan bagaimana adik-adiknya sebenarnya.

"Jisoo-ssi gwaenchana. Adikku terkadang juga seperti itu saat dirumah" ujar Park Junmyeon tamu Jisoo.

Keduanya terdiam sejenak, sampai pada akhirnya pria park memulai pembicaraan.

"Jisoo-ssi" panggil Pria Park.

"Hm" Dehamnya, pikirannya melayang. Berharap hal yang tak diinginkan tak akan pernah terjadi.

Junmyeon sekaligus kakak kelas Jisoo dahulu dimasa sekolah, yang kini pria itu menjadi teman laki-laki terdekat yang Jisoo punya selain teman adik bungsunya.

Masih saja dengan lamunannya, " Hei.. kenapa kau menjadi melamun begini?" Junmyeon mengusap bahu Jisoo.

Sang empu tersadar " maafkan,, tidak! Kau sudah mendapatkan apa yang kita cari? Atau adikmu sudah mengetahui sesuatu?" Tidak sabar dengan jawaban pria Park yang biasa dipanggil tuan muda Suho Park.

"Jangan kaitkan adik saya dengan masalah ini Jisoo-ssi" tidak terima nama sang adik dibawa-bawa. " Saya sudah berulang kali mengatakan, adik saya hanya cukup mengenal orang-orang itu dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini semua!" Menghentikan ucapannya sejenak.

"M-maaf jika saya berteriak padamu" Ucapnya melembut.

"Baiklah saya mengerti" tangan Jisoo bergerak menarik secarik kertas keluar dari tas bag yang bawa oleh pria dihadapannya.

Kertas itu menampilkan beberapa kata dan juga gambar yang mana disana terpampang jelas nama Ayahnya. Ya, yang tak lain adalah Kang Taepyung.

Mata Jisoo menatap pria Park untuk menuntut penjelasan darinya, sedangkan pria Park mengedipkan mata seraya menganggukkan kepala, Pertanda yang dilihat Jisoo benar adanya.

Suho mengusap wajahnya frustasi, bukan hanya Jisoo yang tak percaya dengan fakta yang mereka dapatkan. Suho juga awalnya tak percaya dengan apa yang ia dapatkan.

"Jisoo-ssi, saya harap kau akan merahasiakan sementara dari adik-adikmu. Sampai kita menemui titik terang dari apa yang kita ketahui ini" pinta Suho.

Jisoo, tentu ia akan merahasiakan ini, buktinya ia sedang menyelidiki sang ayah tanpa sepengetahuan dari siapapun kecuali dirinya dan Pria Park ini.

Jauh dari lubuk hatinya ia berteriak histeris, menangis, tertawa, lalu merasa senang karena mengetahui kecurigaan terhadap sang ayah. Semua bercampur aduk.

"Baiklah terimakasih. Silakan diminum dulu airnya Suho-ssi" mengalihkan pembicaraan karena sang ibu sudah menampakkan diri dari balik pintu utama.

Suho tersenyum sumringah, menyapa wanita cantik yang baru saja manapakkan kaki kedalam mansion mewah itu.

"Eomma" panggil Jisoo, menyapa wanita paruh baya.

Menjawab panggilan sang anak dengan mengangkat tangan dan tersenyum manis khasnya. Lalu mata wanita itu, beralih pada Suho.

"Eh nak Suho, sudah lama ya?" Sapanya ramah. Ini kali pertama Suho bertamu kembali setelah beberapa tahun belakangan ini.

Suho langsung menyambar tangan nyonya Kang, "nee.. sudah berapa lama ya, bu?" Bertanya kembali. "Senang bisa bertemu denganmu lagi, bu!" Sapaan pertemuan seperti anak dan ibu yang terpisah lama dan bertemu kembali setelah sekian lamanya.

"Jisoo,,, nak kenapa kau hanya menyuguhkan ini? Ayo nak kita langsung makan saja, ini sudah masuk makan siang" ajak wanita yang mempunyai empat orang anak.

Kebetulan hari ini ke empat princess sedang tidak ada mata kuliah, jadi sudah dipastikan mereka ada dirumah.

"Ah, tidak usah bu" tolak Suho lembut.

"Kenapa? Kau merasa canggung dengan kami?"

"Tidak bu, hanya saja setelah ini saya memiliki jadwal dikampus. Jadi ya, anda tahu sendiri bu. Anak semester akhir, sibuk!" Tegasnya lalu ditutup dengan tawa kikuk.

"Jika menyangkut pendidikan kalian, saya juga tidak bisa menahan-nahan kamu terlebih lama" lalu wanita paruh baya berlalu setelah menyuruh Jisoo mengantar Suho keluar.

"Nak, Sooya. antar dia kedepan ya. Eomma ingin membantu ahjuma didapur" pintanya.

Jisoo mengiyakan permintaan sang ibu, lalu mereka berdua kembali meraih kertas-kertas yang berserakan tadi. Dalam hati mereka sangat berharap Yejin, tidak membaca tumpukan kertas yang berserakan itu. Setelahnya, mereka benar-benar beranjak dari ruang itu.

Flashback Off

Jisoo terlihat termenung sendirian dipinggir kolam pada halaman belakang mansion, biasanya gadis itu selalu aktif dirumah. Tapi belakangan ini ia tidak bertindak sebagaimana biasanya. Tentu itu menarik perhatian sang ibu.

Sang ibu mendekat, "Eoh eomma, wae geure eomma?" Tanya Jisoo seraya berdiri berjalan mendekatkan diri pada sang ibu.

"Seharusnya eomma yang bertanya padamu. Kenapa kau sendirian disini? Adik-adikmu sedang bersenda gurau disana, kamu malah menyendiri disini" tukas Yejin.

Memeluk sang ibu, "Tidak apa-apa eomma, ayo!" Menarik tangan ibunya ikut bergabung bersama adik-adiknya.

Lisa yang semulanya sangat ceria, tiba-tiba saja raut wajah gadis itu berubah masam kala Jisoo bergabung bersama mereka.


Wajib :

- Follow
- Vote
- Share
- Komen

Sekian dulu papayo❤

BAYANGAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang