Taehyun membuka matanya secara perlahan. Awal pertama kali yang ia lihat hanyalah warna putih dan juga terangnya sinar mentari lewat jendela. Otaknya kembali berputar, kepalanya sedikit pusing. Kemudian ia bangkit dari tidurnya.
"Apakah kau tidur dengan nyenyak, pangeran?"
Taehyun menoleh ke arah sumber suara, netranya langsung menatap Beomgyu yang sedang menatapnya sambil memegang segelas anggur.
"Sialan!" umpat Taehyun. Ia langsung bangkit, tetapi tertahan oleh rantai besi yang memborgol tangannya, panjangnya pun tanggung.
Taehyun berusaha sekuat tenaga, berharap rantai besi itu putus. Beomgyu menatap lelaki yang dihadapannya dengan tatapan miris, lalu ia menyilang kakinya sambil meneguk anggurnya sedikit demi sedikit.
"Berusahalah," katanya. Taehyun mengerang, yang membuat Beomgyu terkekeh pelan, kemudian menghampiri yang lebih muda dan meletakkan gelasnya di atas nakas.
"Bajingan, lepaskan aku!" pekik Taehyun sambil menatap yang lebih tua dengan tajam. Beomgyu tersenyum, lalu mensejajarakan wajahnya.
"Memangnya kau siapa menyuruhku?"
Taehyun merasa geram. Beruntung kakinya tidak ikut terborgol juga, akhirnya ia mencoba menendang wajah lelaki itu. Beomgyu mengalihkan pandangannya, kemudian ia tetap menampilkan senyumannya.
"Tendangan yang bagus," katanya. Taehyun masih menatapnya dengan tajam, kemudian berkata, "kalau kau hanya ingin menghancurkan istana. Aku yakin rencanamu tidak akan berhasil."
Beomgyu tertawa singkat. "Kau tau apa tentang itu, hm? Lagipula ..."
Beomgyu menjeda ucapannnya, lalu ia meraih pisau kecil yang berada di nakas. Kemudian mendekat ke arah lebih muda, yang tentu saja Taehyun sudah mengancang-ancang ingin menendang Beomgyu lagi. Sayangnya, pergerakan Beomgyu lebih cepat dan berakhir kakinya tertancap oleh pisau kecil milik Beomgyu.
"Akh!"
Beomgyu menyeringai, ia mengusap kepala Taehyun dengan lembut. "Aku sudah bilang bukan? Kalau kau tenang, aku akan memperlakukanmu dengan baik."
Taehyun menatap Beomgyu, dirinya berusaha menarik napasnya dengan normal. Kemudian lelaki itu menyisir rambut Taehyun ke belakang dengan lembut.
"Jangan menyentuhku! Menjijikan," ucap Taehyun, yang malah membuat Beomgyu semakin menekan pisaunya lebih dalam. Tidak habis akal, Taehyun menendang bahu yang lebih tua dengan kakinya yang satu lagi.
"Baiklah," Beomgyu terkekeh pelan, kemudian mencabut pisaunya secara cepat. Taehyun lemas, dirinya berusaha menahan rasa sakit.
"Soal rencana, aku tidak perlu menghancurkan istanamu secara langsung, buang-buang waktu. Maka dari itu kau berada disini," Beomgyu menarik dagu Taehyun dan kembali berucap, "aku yakin kau akan betah tinggal disini, Pangeran."
Setelah itu, Beomgyu menancapkan kembali pisaunya di paha Taehyun, lalu menyiram sisa anggur miliknya ke arah luka yang lebih muda.
"BEOMGYU, H-HENTIKAN!"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Pigeon
FanfictionBagaikan tulang yang hanya dibalut oleh kulit, rasa sakit terus melanda disekujur tubuhnya, rantai yang memborgol tangan, membuat sulit baginya untuk bergerak secara leluasa. Itulah, kondisi Taehyun saat dirinya diculik oleh pangeran Choi. Pada suat...