Chapter 7

435 69 11
                                    

"Tidak, aku tidak mempercayaimu." Taehyun melempar kalung emas itu dengan asal. Tentu saja, ia tidak percaya hal itu, Ayahnya adalah panutan baginya, Raja sepertinya tidak mungkin melakukan hal kotor. Terlebih lagi, melakukan hal itu bersama Ibu teman lamanya.

"Aku juga tidak mempercayainya. Tetapi Tabib mengatakan padaku, kalau Ibu sedang hamil. Itupun setelah kematian Ibuku," ucap Beomgyu. Taehyun hanya diam, ia tidak tahu ingin menjawab seperti apa, lalu ia menundukkan kepalanya.

Beberapa saat kemudian, Pelayan membawakan makanan daging merpati yang sudah dipanggang. Beomgyu mengambil piring itu, lalu memberi suapan untuk Taehyun.

"Makanlah, aku tau kau lapar." Taehyun mengangkat kepalanya, menatap makanan dan Beomgyu secara bergantian.

Dengan ragu, Taehyun menerima suapan dari Beomgyu. Kemudian ia mengunyahnya secara perlahan, rasanya sangat enak, dagingnya pun terasa empuk. Namun, saat mengingat daging ini adalah burung merpati milik kerajaan, ia langsung memuntahkannya, tetapi Beomgyu dengan cepat menutup mulutnya.

"Telan," titahnya. Mau tidak mau, Taehyun menelan daging itu dengan paksa. Entah kenapa, ada aura yang mencekam saat Beomgyu berucap seperti itu. Kemudian lelaki dihadapannya membuka suara.

"Kau tau? Saat aku masih kecil, aku sangat sedikit merasakan bahagia. Setelah Ayahmu melarangku untuk berteman denganmu, Ayahku yang melakukan kekerasan terhadap Ibuku, karena dia ketahuan selingkuh. Aku sangat merasa kesepian," Beomgyu menjeda ucapannya sebentar, meletakkan piring di atas nakas. Beomgyu yakin, jika Taehyun tidak ingin menelannya lagi.

"Ditambah lagi, aku melihat kau tertawa bahagia bersama teman baru dari kerajaan lain."

Taehyun mengulum bibirnya yang terasa kering, lalu berkata, "itu hanya anak dari kerajaan Kim, Ayahku membangun kerja sama untuknya."

"Sama saja, aku cemburu kau terlihat bahagia bersamanya. Kau tidak pernah tau, betapa aku merindukanmu saat itu. Sampai-sampai aku menyelinap di Istanamu, dan ketahuan oleh Ayahmu dan aku dipukuli oleh prajurit."

Taehyun membulatkan matanya, ia terkejut saat mendengar fakta dari Ayahnya sendiri, tetapi Taehyun berusaha untuk tidak mudah percaya.

"Lalu, bagaimana dengan Kakakmu? Bukankah ada dia yang selalu menemanimu?"

Beomgyu tertawa singkat, kemudian tersenyum miris. "Kau tau? Saat kau mengataiku penyuka sesama jenis, seharusnya kau bicara itu di depan Kakakku."

Taehyun terdiam. Kemudian pelayan datang membawakan pakaian, lalu Beomgyu menerimanya dan membuka borgol untuk memakaikan pakaian untuk Taehyun. Awalnya Taehyun memberontak, tetapi dengan cepat Beomgyu mengancamnya dengan mencekiknya sampai terasa sesak. Pada akhirnya, ia memilih untuk menurut.

Taehyun yakin tidak hanya sekedar memakaikan baju, tangan lelaki itu juga sempat menyentuh tubuhnya, untuk merasakan lembutnya kulit anak kesayangan Raja Kang. Taehyun hampir saja ingin meninju wajah Beomgyu. Lelaki itu menampilkan seringainya saat wajah Taehyun tidak sengaja memerah, sebab dirinya sempat terlena dengan usapan Beomgyu yang terasa candu.

"Dan aku belajar sedikit dari Kakakku," Beomgyu mengusap luka yang berada di paha Taehyun yang sudah mengering. "Kalau aku menyukai sesuatu, aku tidak harus menyayanginya, tapi aku juga bisa menghancurkannya."

Beomgyu tersenyum miring, "baiklah, besok hari penentuan kau akan tetap hidup atau tidak. Aku sudah siapkan semua hadiahnya. Kau ingin sesuatu?"

"Aku ingin berendam dengan air hangat."

•°✶ – ✶°•

Tepat hari ke-7, Taehyun benar-benar masih bernapas, dan sesuai dengan permintaan Taehyun. Beomgyu menyiapkan kolam khusus air hangat, yang pastinya juga disediakan spesial untuk sanderanya.

Taehyun menyelamkan dirinya ke dalam kolam, matanya terpejam saat merasakan air hangat itu menyambut kulitnya, ditambah lagi aroma terapi yang terbuat dari Lavender essential oil. Taehyun merasa sangat rileks, ia menyenderkan kepalanya dipinggir kolam. Namun beberapa menit kemudian, ia membuka matanya saat mendengar seseorang ikut masuk ke dalam kolam.

"Apa kau sangat menikmatinya, Pangeran?" Taehyun menegakkan tubuhnya, menatap Beomgyu yang berdiri di sampingnya. Lelaki itu menghela napasnya, ikut menikmati air hangat beraroma ini.

Beomgyu menoleh ke arah nya, kemudian tersenyum. "Aku pikir, kau akan mati lebih cepat."

Seketika para pelayan datang, membawakan anggur untuk kedua Pangeran yang sedang asik berendam. Taehyun membalikkan badannya, melihat gelas dan anggur itu. Entah sejak kapan, Beomgyu sudah berada di belakangnya, tangannya ia letakkan di bahu sempit milik Taehyun.

"Minumlah bersamaku," ucap Beomgyu dengan suara khasnya. Taehyun sempat merinding, apalagi usapan lembut di bahunya yang telanjang. Taehyun semakin yakin, jika perbuatan Hoonje ditiru oleh Beomgyu.

"Biar aku tuangkan untukmu." Beomgyu memajukan badannya, membuat tubuh Taehyun terhimpit dengan pinggir kolam. Beomgyu tersenyum miring saat melihat wajah Taehyun yang memerah. Setelah menuangkan anggur ke gelas, ia memberikannya kepada Taehyun dan kembali ke posisi awal.

"Setelah kau kembali dari sini, apa yang akan kau lakukan?" tanya Beomgyu, sambil meneguk anggurnya.

"Membuat perdamaian dengan kerajaanmu dan aku akan meminta maaf atas perbuatan ayahku," jawab Taehyun. Beomgyu merotasikan bola matanya, kemudian ia menatap yang lebih muda dengan tatapan remeh.

"Hah ... Mengapa manusia sangat begitu pintar menyembunyikan amarahnya?" Beomgyu meneguk anggurnya sampai habis, lalu meletakkannya dipinggir kolam. "Aku tidak akan menerimanya, begitupula dengan Kakakku. Aku sudah tidak percaya kepada siapapun."

"Tapi, aku percaya padamu, Hyung." Beomgyu menyeringai, dengan santai ia membalas, "sungguh? Bahkan, aku hidup bersama kebohongan dan semua pasti sama."

Taehyun menundukkan kepalanya, sambil bermain-main dengan gelas yang masih ada sedikit sisa anggur di dalamnya. Tak lama kemudian, ia membuka suaranya.

"Darimana kau tau, kalau Ibumu berselingkuh?"

Beomgyu menyenderkan kepalanya di pinggir kolam, lalu memejamkan matanya. "Aku sering melihat mereka saling bertemu di belakang istana secara diam-diam. Aku juga melihat Ayahmu memakaikan kalung merpati itu kepada Ibuku. Lama-kelamaan, Ayahku tau dan mereka bertengkar. Aku tentu saja tertekan, mengingat umurku masih sangat kecil saat melihat penyiksaan itu."

Beomgyu membuka matanya, melihat lengan yang tertulis nama Taehyun. "Awalnya aku mendukung hubungan Ayahmu dan Ibuku, agar aku bisa bertemu denganmu lagi. Tetapi, saat Ibuku mati dalam keadaan hamil. Aku langsung berdoa."

"Apa yang kau inginkan?" tanya Taehyun. Yang lebih tua menoleh ke arahnya, yang nyatanya Taehyun sudah menatapnya dari lama. Beomgyu tersenyum.

"Membuat Ayahmu menderita."

The Pigeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang