Prolog

698 89 12
                                    

"Kita harus balas dendam."

Beomgyu meneguk secangkir anggur hingga habis, kemudian melirik ke arah Hoonje -Kakaknya, terlihat sangat marah. Ia tahu, karena tidak terima atas kematian kedua orangtuanya yang tragis.

Beomgyu tidak tahu apa yang salah dengan keluarganya, tetapi saat anak panah masuk menerobos melewati pintu istana yang sedang terbuka lebar, lalu menusuk dada Ayahnya dengan tepat sasaran, disusul dengan Ibunya. Seisi istana sempat heboh, nyatanya prajurit diluar sudah dihabisi tanpa sisa.

Tentu saja, Beomgyu menuduh anak panah itu berasal dari istana Kang. Sebab, mereka saling bersaing atas wilayah dan kekuasaan dan juga sedari awal relasi antar raja yang mereka miliki tidak baik, walau letak kerajaan mereka saling berseberangan. Beomgyu bangkit dari singgasana, lalu menghampiri sang Kakak yang sedang berdiri sambil menatap ke arah jendela.

"Apa rencananya?" tanyanya. Hoonje Melirik ke arah jendela, melihat istana seberang yang tampak jaya. Sangat berbeda dengan istananya sendiri, tampak suram dan penuh dengan duka.

"Ini mudah, asalkan kau menyetujuinya," ucap Hoonje yang membuat Beomgyu bingung dan memilih menunggu, membiarkan Kakaknya menjelaskan idenya.

"Menculik pangeran, lalu membawanya ke tempat yang jauh dari sini. Setelah itu, membuat dirinya sekarat, sisanya ia akan mati secara perlahan," jelas Hoonje.

"Apa kau yakin dengan rencana itu?" tanya Beomgyu yang merasa kalau rencana milik Kakaknya sangat kejam. Kemudian Hoonje mendekat ke arah sang Adik.

"Aku yakin," Hoonje menjeda ucapannya, lalu menatap Beomgyu dengan serius. "Jangan berpikir kalau kita kejam, tetapi dari awal mereka memang tidak menyukai keluarga kita."

Beomgyu terdiam sejenak, pandangannya beralih menatap jendela, melihat kerajaan Kang yang sepertinya sedang ada perayaan besar. Seketika dirinya merasa dihina, ingin marah, tetapi dirinya berusaha untuk tetap tenang.

Soal rencana Kakaknya, Ia kembali berpikir. Memikirkan apakah cara tersebut membuat semuanya kembali? Hanya rasa puas, karena sudah melampiaskan amarah dengan seorang anak raja yang tampak lebih muda darinya. Namun, tidak ada salahnya jika dirinya membuat raja khawatir setengah mati atas anak kesayangannya yang hilang. Tak lama kemudian, Beomgyu menganggukkan kepalanya, menyetujui rencana Hoonje.

The Pigeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang