Gelisah, kakinya terus berjalan berputar-putar di tempat yang sama berulang-ulang kali. Sekali-kali ia mengusap wajahnya dengan kasar. Ingin menangis, tetapi dirinya harus tetap kuat. Ingin marah, itupun tidak memperbaiki keadaan. Sang raja menghembuskan napasnya perlahan, merasa kasihan, saat melihat istrinya yang begitu cemas.
Sudah lima hari Pangeran tidak ditemukan, Sang raja juga sudah melakukan pencarian diberbagai daerah. Bahkan, suaminya terus berkonsultasi kepada para nasihat, agar Sang raja bisa mengetahui dimana anak kesayangannya berada.
"Tenanglah, kita percayakan semua kepada Merpati." Sang ratu menoleh ke arah suaminya yang sedang mengusap bahunya dengan lembut, guna menenangkan. Saat ini, mereka sedang melakukan usul salah satu penasihat, yaitu mengirim burung merpati untuk mencari Pangeran Taehyun.
"Tetapi, sampai kapan kita harus menunggu?" Kemudian sang istri menundukkan kepalanya. "Aku hanya khawatir, kalau anak kita sudah tidak-"
"Tidak, jangan memikirkan hal seperti itu. Tetaplah jernihkan pikiranmu dan terus berdoa kepada Tuhan," sarkas Sang raja. Sang ratu hanya bisa diam, lalu ia memeluk suaminya dan menyenderkan kepala di bahunya.
Sang raja hanya bisa tersenyum tipis dan mengusap kepala sang istri dengan sayang. Dirinya pun tidak tahu menunggu sampai kapan, ia hanya berpikir kalau saat ini sedang diuji kesabaran oleh Tuhan. Sang raja menatap langit, terlihat mendung, sama persis dengan keadaannya saat ini. Tak lama kemudian, dirinya menangkap sesuatu berwarna putih sedang terbang melewati pandangannya.
"Merpati," gumamnya. Sang ratu yang mendengar itu, langsung mendongakkan kepalanya, mencari-cari burung itu. Burung merpati terbang ke arah mereka, berdiri di salah satu ranting pohon yang dekat dengan mereka. Sang raja menghampirinya, mengusap kepala burung merpati itu, lalu mengambil surat yang diselip di paruhnya.
Dengan degub jantungnya yang sedikit berdetak lebih cepat, dan dalam hatinya terus berharap jika ini surat dari anaknya. Saat sudah membuka surat itu, Sang ratu menumpahkan air matanya, rasa bersyukur terhadap Tuhan ia lontarkan sambil menghadap ke langit. Sang raja juga langsung menghampiri Jendral, sambil dirinya membawa merpati putih milik kerajaan.
"Jendral, siapkan pasukan dan satu kuda untukku." Saat sudah mendengar perintah dengan jelas, Jendral pun menurut, dan menyiapkan pasukan beserta kuda untuk Sang raja.
Sebelumnya Sang raja menghampiri istrinya lebih dulu, lalu mengecup keningnya. "Terus berdoa, aku akan mencari putra kita."
Sang ratu mengangguk, ia menghapus air mata di pipinya. Awalnya Sang raja merasa sangat bahagia, tetapi dirinya mulai curiga. Ia melihat surat dari anaknya, untuk kembali memastikan.
Aku berada di kastil terbengkalai bersama teman lamaku, Beomgyu.
Sang raja menggenggam suratnya erat-erat, lalu menerbangkan merpati. Kemudian ia menaiki kudanya, para pasukan mengikuti burung merpati itu.
Sang raja sempat melihat ke arah istana seberang. Melihat Hoonje berada di luar istana, sedang melihat para pasukan sedang pergi mengikuti burung merpati. Hoonje menyadari jika dirinya sedang ditatap oleh Raja Kang, ia hanya bisa tersenyum, kemudian membungkuk hormat, lalu membalikkan badannya untuk masuk ke dalam Istana.
"Aku yakin, ini pasti ulah mereka," ucap Sang raja dalam hati. Semenjak kehilangan putranya, ia tidak pernah melihat Pangeran Beomgyu di Istana. Selain itu, surat yang ditulis sangat jelas, kalau Beomgyu memang sedang bersama Taehyun. Sang raja memacu kudanya, untuk bergerak lebih cepat.
"Bergerak lebih cepat, dan terus ikuti burung merpati itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pigeon
أدب الهواةBagaikan tulang yang hanya dibalut oleh kulit, rasa sakit terus melanda disekujur tubuhnya, rantai yang memborgol tangan, membuat sulit baginya untuk bergerak secara leluasa. Itulah, kondisi Taehyun saat dirinya diculik oleh pangeran Choi. Pada suat...