Chapter 3

528 86 4
                                    

Pandangan Taehyun mulai terasa redup, dirinya sedang berada di ruangan yang didominasi dengan warna merah. Dengan keadaan dirinya sedang duduk dan diikat dan juga dua pria kekar yang menemaninya di ruangan ini.

Kepala Taehyun sudah pusing, perutnya terasa mual, berkali-kali dirinya memuntahkan cairan bening di tempat, karena dirinya tidak memakan atau meminum apapun selama tiga hari. Dengan kejamnya, dua orang pria menghajarnya sampai babak belur. Taehyun tau kalau kedua pria ini adalah orang suruhan Beomgyu.

"Cukup."

Taehyun menghembuskan napasnya, kepalanya tak sanggup ia angkat. Beomgyu tersenyum miring, kemudian membuka tali yang mengikat kaki dan tangan Taehyun, lalu menggendong tubuh yang lebih muda seperti karung beras.

Taehyun hanya pasrah dan diam saat Beomgyu membawanya ke ruangannya kembali. Taehyun curiga, jika kamar ini memang dibuat khusus untuknya, dengan kata lain kalau Beomgyu memang sudah merencanakan ini. Itu terbukti dari desain kamarnya yang dibuat dirinya sering merasa cemas dan juga stress, dengan semua benda berwarna putih. Selain warna cat di dinding dan juga semua benda yang termasuk di sana berwarna putih.

"Tetap bernapas, pangeran. Aku belum memberimu hadiah," ucap Beomgyu, sambil memborgolkan tangan Taehyun kembali.

"Haus," ucap Taehyun dengan suara serak, sambil menatap yang lebih tua dengan sendu. Beomgyu menyuruh pelayan untuk mengambil segelas air putih dan juga cairan pemutih. Beomgyu mencampurkan keduanya, lalu menghampiri yang lebih muda.

"Kau bilang kau haus, bukan? Minumlah," balas Beomgyu. Taehyun mengalihkan pandangannya saat Beomgyu memaksakan dirinya untuk meminum air itu. Karena dirinya sudah merasa lemas, Beomgyu mengambil kesempatan dengan membuka mulut Taehyun secara paksa, kemudian menuangkan semua air yang berada di gelas.

Taehyun berusaha untuk tidak menelan, tetapi Beomgyu terus menyiksanya dengan menjepit hidungnya dan juga mulutnya, yang membuat air yang berada dimulutnya tertelan. Beomgyu tersenyum saat melihat raut wajah Taehyun yang aneh.

"Selama hidup, kau diajarkan hal keji oleh ayahmu, huh?!" kata Taehyun masih dengan suara seraknya.

Beomgyu tertawa pelan dan kemudian menjawab, "kau tau? Di dunia ini tidak ada orang jahat. Hanya saja, situasi mereka yang sedang terpaksa melakukan hal itu."

Tak lama kemudian, Beomgyu mengambil kertas dari laci nakas, kemudian menulis sesuatu dengan pena bulu. Kemudian menempelkannya di dinding.

Hari ke-3

Beomgyu tersenyum miring, lalu menempelkannya di dinding. Kemudian berkata, "soal hadiah, apa kau tidak penasaran?"

Taehyun hanya diam, tidak menjawab. Dirinya juga sudah sering melihat Beomgyu menulis itu setiap harinya, ia tidak peduli dan tidak ingin tahu.

Beomgyu tetap menampakkan senyumnya, lalu kembali berucap, "jika kau masih bertahan hidup dalam seminggu, aku akan membebaskanmu."

"Apa kau sanggup, Pangeran?" tanya Beomgyu, sambil mendekatkan wajahnya. Taehyun masih diam, ia memalingkan wajahnya, merasa muak sekaligus juga ia sedang menahan rasa gejolak aneh di dalam perutnya, akibat air yang diminumnya tadi.

"Tidurlah, kita akan bermain lagi nanti." Beomgyu menepuk pelan kepala Taehyun, setelah itu pergi meninggalkannya. Taehyun dapat mendengar suara langkah kaki kuda yang menjauh.

Taehyun menyenderkan kepalanya di kepala kasur, ia merasa sangat tersiksa disini. Tangannya juga sudah mulai terasa sakit, sebab Beomgyu yang memborgolnya hampir sepanjang hari.

Beberapa menit kemudian, ada sesuatu yang memasuki kamar Taehyun lewat jendela. Dirinya dapat melihat seekor merpati sedang berdiam diri di sampingnya. Taehyun mencoba mendekati burung merpati itu, lalu menangkapnya. Ia mengusap bulu lembut milik burung merpati, sampai burung itu tenang dan tidak memberontak. Ia menatap ke arah jendela dan burung merpati bergantian. Kemudian ia melihat kertas dan juga pena bulu di nakas.

Taehyun tersenyum. Ia masih mempunyai harapan untuk keluar.

The Pigeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang