9. found

776 67 2
                                    

Happy reading!!!!

Jongin melihat sebuah rumah yang berada di tengah hamparan rerumputan, tidak ada tetangga yang ada hanya tumbuhan hijau yang menghiasinya.

Jongin meremat setir mobilnya saat melihat kyungsoo keluar dari dalam rumah dengan senyuman manisnya.

Apa tidak ada perasaan bersalah yang hinggap pada dirinya? Kyungsoo terlihat bahagia dengan semuanya.

Jongin keluar dari mobilnya, dia berlari ke arah Kyungsoo dan meraih pergelangan tangan Kyungsoo dan menariknya menuju mobilnya.

Kyungsoo yang tidak siap terseret oleh Jongin, bagaimanapun juga tubuh Jongin besar "lepaskan aku!!!" Kyungsoo mencoba melepaskan genggaman Jongin, tapi soalnya tidak bisa, "mau bawa aku kemana? Yaak!! Aku tidak mau ikut."

Jongin tetap diam dan menarik Kyungsoo masuk ke dalam mobilnya, dia dengan cepat berputar masuk ke dalam kursi kemudi "kau harus menjelaskan semuanya." Dia menancap gas, pergi ke suatu rumah yang sudah ia beli.

"KELUARKAN AKU!!! IBU!!!" Teriak Kyungsoo.

Jongin menghiraukan nya dan tetap melakukan mobilnya, tiga menit akhirnya Jongin berada di sebuah villa.

Dia menarik Kyungsoo keluar dengan menggenggam tangan Kyungsoo cukup erat. Jongin melihat seorang pria paruh baya yang sedang menunggunya di depan villa.

"Silahkan masuk tuan, saya sudah membersihkan semuanya." Sambutnya.

Jongin mengangguk, dia kembali menyeret Kyungsoo. Dia membawanya ke arah kamar lantai atas, dia mendorong Kyungsoo, mengunci pintu kamar, dia berbalik badan menatap Kyungsoo yang menatapnya takut.

Jongin mengeluarkan pistolnya, dia mengarahkannya pada dahi Kyungsoo doa maju satu langkah sehingga Kyungsoo mundur "apa kau senang yang aku berikan padamu?"

Kyungsoo tetap diam, lidahnya kelu untuk menjawab, dia saat ini berada di ujung kematian.

"Kau diam?" Jongin terus maju hingga Kyungsoo terjatuh pada kasur di belakangnya.

"Jo-Jongin a-aku." Gugup Kyungsoo.

"Apa? Apa yang ingin kau jelaskan? Kau hanya mempermainkan ku? Kau hanya memanfaatkanku untuk penyembuhan ibumu? Lalu setelah aku melakukannya, kau kabur dariku? Apa kau juga seperti yang lainnya? Hanya ingin hartaku saja?"

"Jong—"

"Jangan sebut namaku dengan mulutmu itu!!!" Bentak Jongin.

"Tap—"

"Untuk mendengarkan ucapanmu saja aku muak, seharusnya aku tidak usah mengejarmu jika yang aku dapatkan seperti ini." Jongin lebih mendekatkan pistolnya pada dahi Kyungsoo, "kau sama saja dengan yang lainnya, itu yang aku tau dan aku kecewa."

Plak!!

Kyungsoo menampar Jongin, dia berdiri dari kasur lalu menggenggam pistol Jongin yang berada pada dahinya "bunuh aku jika aku salah, dengarkan aku terlebih dahulu." Dia mengeluarkan air mata, cukup tertohok saat mendengar Jongin menyamakan dirinya dengan yang lain, memanfaatkan Jongin? Dari awal dia tidak meminta, tapi Jongin yang memaksa.

"Penjelasan apa yang harus aku dengarkan? Semuanya sudah cukup membuktikan jika kau hanya menginginkan hartaku." Tekannya.

"Diam!!! Dari awal kau yang memaksa diriku, apa aku pernah meminta dirimu untuk membantuku penyembuhan ibuku? Tidak, aku tidak pernah meminta itu. Kau salah jika mengatakan diriku sama seperti yang lain, jika aku sama, aku akan tetap berada di rumah walaupun aku tau kau seorang mafia sekalipun."  Seru Kyungsoo dengan menunjuk ke wajah Jongin.

"Kyung kau—"

"Iya, aku tau. Kau seorang mafia, jadi itu yang membuatku ingin lepas darimu, aku tidak akan pernah berhubungan dengan seorang kriminal walaupun itu seujung jariku saja." Jelasnya.

Jongin menurunkan pistolnya, sekarang dia mengerti kenapa Kyungsoo kabur darinya, semua karena trauma yang ia alami.

"Jangan pernah samakan aku dengan orang yang pernah dekat denganmu, aku Kyungsoo dan hanya aku. Aku pergi karena aku tidak pernah memandang hartamu, kau sendiri yang mendekatiku bukan aku." Wajah Kyungsoo memerah, dia ingin berteriak dan menangis.

"Kyungsoo ak—"

"Diam, aku ingin menjelaskannya." Kyungsoo menghela nafasnya, dia mengusap air matanya yang masih terus mengalir, "pertama, aku tidak memanfaatkanmu. Kedua, kau yang mendekati aku bukan diriku, kau juga yang memaksaku untuk menerima bantuanmu. Ketiga, jika kau berpikir aku seperti orang yang pernah dekat denganmu, yang hanya ingin hartamu, sudah aku kuras habis selama ini, tapi apa buktinya? Apa aku pernah meminta padamu? Kau yang selalu mengirimkannya padaku."

Kyungsoo kembali mengambil pistol Jongin dan mengarahkannya pada dahinya "aku pantas mati? Setidaknya, untuk menebus semua biaya pengobatan ibuku, karena aku tidak akan mampu untuk itu, tapi aku meminta sesuatu padamu, tolong jaga ibuku, dan rekayasa kematianku jika aku kecelakaan."

Jongin diam terus menatap ke arah Kyungsoo dengan lekat, dia menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Kyungsoo memejamkan matanya, jarinya mulai menekan pelatuk, takut menyergap dirinya tapi bagaimana lagi?

Tak!!

Kyungsoo terdiam saat tidak terjadi apa-apa pada dirinya namun matanya terus terpejam, setelah beberapa menit dia membuka matanya dan menatap pistol dengan bingung lalu menatap bergantian ke arah Jongin.

Jongin tersenyum teduh, tangannya terulur untuk mengusap pipi Kyungsoo "apa kau berpikir jika aku akan benar membunuhmu?" Tangan satunya terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celananya, dia membukanya tepat di depan Kyungsoo, tiga buah peluru yang ia simpan, "pistol itu tidak aku isi dengan peluru, mana mungkin aku melihatmu terbunuh? Bahkan aku membunuhmu? Aku tidak akan bisa."

Kyungsoo menatap dalam mata Jongin "kenapa?"

"Kenapa? Apa perlu aku katakan kembali?" Kyungsoo tidak menjawab, dia masih terdiam, "I love you, forever until later. Don't you believe me?"

"I'm believe you, semua yang kau lakukan sangat jelas jika kau mencintaiku." Ujar Kyungsoo.

"Tapi kenapa kau kabur?"

"Karena kau mafia, you're criminal and i don't like, i hate about it."

"Aku bukan kriminal sayang, apalagi mafia."

"Really? Lalu apa yang aku lihat? Kau membunuh seseorang di gang gelap tanpa perasaan, kau sedang menjadi pembunuh? Atau malaikat kematian? Jika kau bukan mafia." Sembur Kyungsoo.

Jongin terkekeh "aku sedang menjadi orang yang mengurangi beban dunia sayang."

Kyungsoo menunjuk ke arah Jongin "kau!!! Menjauh dariku."

"Apa kau mencintaiku?"

Kyungsoo membuang pandangannya tidak melihat ke arah Jongin "tidak."

"Tatap mataku jika kau berbicara." Geram Jongin.

Kyungsoo menatap ke arah Jongin, dia terdiam, dia mencintai Jongin tapi apa yang ia lihat membuatnya membenci dia juga. Dilema melanda nya, dia cinta tapi dia juga benci.

"Tidak." Lirih Kyungsoo.

"Kau berbohong, matamu tidak bisa membohongiku."

"Lalu? Jika aku berbohong kau akan apa? Memaksaku untuk bersamamu? Jika begitu bunuh aku saja."

"Kenapa kau tidak menerimaku?" Jongin menangkup pipi Kyungsoo, "aku sungguh mencintaimu sayang, kenapa? Katakan padaku, aku bukan mafia, aku seorang CEO park, saat itu aku menggantikan adikku saja." Jelasnya.

"Jika aku menerimamu, belum tentu ibuku iya Jongin, dia pasti akan menolaknya."

"Jika begitu kau harus menutupi ini semua agar ibumu tidak tau."

"Aku tidak bisa, aku selalu jujur pada ibu termasuk dirimu sekalipun." Tolak nya.

"Jika begitu, aku akan membuatmu hamil lalu aku ibumu akan meminta tanggung jawabku, persetan dengan terpaksa atau tidak." Tekad Jongin.

Bersambung....

Vote and coment

See you

CEO or Criminal [Kaisoo] {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang