16. ending

904 57 0
                                    


Happy reading!!!

Baekhyun datang bersamaan dengan anak buah dari musuh mereka, bunyi tepuk tangan membuat mereka bertiga mengalihkan atensi ke asal suara.

Prok.. Prok.. Prok...

"Apa yang aku lihat ini? Orang tua dan anak? Apa kalian ingin menyelamatkan dia?" Tunjuk nya pada Kyungsoo, "ah sayang sekali kalian harus di kepung seperti ini."

Tangan Jongin terkepal dan menunjuk ke arah Jeongin "kau!!! Hahaha, bagus sekali, kau meminta nyawamu segera di cabut."

Jeongin menutup mulutnya seolah takut "ouh aku takut, kau hanya bertiga, sedangakan aku memiliki banyak anak buah."

"Kita lihat siapa yang akan menang." Jongin menunjukkan senyum miring nya.

Jeongin menggeram di saat tidak melihat rasa takut pada diri Jongin "kau sialan, hajar mereka."

"Baik."

Baekhyun, Chanyeol dan Jongin melawan mereka dengan sekuat tenaga. Baekhyun terlihat berpikir dalam menyerangnya, tidak mungkin mereka hanya bertiga mengalahkan berpuluh-puluh orang, baiklah mereka mamang mafia dan pembunuh, tapi tidak langsung sebanyak ini.

Tanpa sengaja irisnya bergulir dan menatap jeruji besi, jeruji yang masih mengalirkan aliran listrik karena dia tidak menemukan alirannya, Baekhyun bergerak sedikit demi sedikit untuk mendekati suami dan anaknya. Mereka bertiga saling membelakangi.

"Chanyeol." Panggil Baekhyun.

"Ya bee?"

"non possiamo controllarli, sono troppi." Baekhyun mengucapkannya dengan bahasa Italia. 'Kita tidak bisa melawan mereka, mereka terlalu banyak'

Chanyeol mencoba mencerna ucapan Baekhyun "Così?" Tanyanya, 'lalu?'

"li spingiamo verso le sbarre di ferro dove scorre l'elettricità, in modo che vengano fulminati." Jelasnya, 'kita dorong mereka ke arah jeruji besi yang mengalir aliran listrik, agar mereka tersetrum'

Chanyeol mengangguk mengerti, sedangkan Jongin yang mendengarnya hanya terdiam karena dia tidak mengerti dengan artinya, "mungkin mamih dan papih sedang berbicara bahasa isyarat." Ucapnya dalam hati.

Baekhyun dan Chanyeol berusaha mendorong mereka ke arah jeruji besi hingga mereka bergetar karena sengatan setrum.

Jongin yang melihatnya mengikuti mereka, mereka hanya perlu mendorong dan mendorongnya ke arah jeruji besi. Mereka tersenyum puas saat sudah tidak ada musuh mereka, hanya tinggal satu bajingan saja.

Jeongin menatap tak percaya ke arah mereka semua yang dengan mudahnya mengalahkan hampir puluhan anak buahnya.

Jongin menatap remeh ke arah Jeongin "bagaimana? Sekarang giliranmu." Ucap Jongin.

Jeongin hendak kabur karena dia juga berpikir tidak akan mampu melawan mereka, Jongin dengan cepat memukuk tengkuk Jeongin dan dia langsung terkapar pingsan.

Jongin menatap tak percaya pada Jeongin di depannya "hanya pukulan pada tengkuk dia sudah pingsan?"

"Lemah." Ujar Chanyeol.

"Tuan, kami sudah mematikan aliran listriknya." Celetuk anak buah Chanyeol.

Jongin langsung berlari ke arah Kyungsoo, dia membuka jeruji besinya, Jongin menepuk pelan pipi Kyungsoo setelah berada di depannya "sayang, bangun."

Kyungsoo yang mendengar sayup-sayup suara Jongin dan merasakan tepukan pada pipinya, mencoba membuka matanya "Jongin." Lirih nya, sejak tadi dia menahan rasa sakit, "akhirnya kau datang."

CEO or Criminal [Kaisoo] {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang