11. back

750 53 0
                                    

Happy Reading!!!!!

Ucapan Jongin yang akan mengurungnya selama sebulan atau sampai dirinya benar-benar hamil ia lakukan. Kyungsoo hanya berada di dalam kamar atau di sekitar villa, untuk kabur Kyungsoo tidak tau jalan pulang, villanya berada di tengah hutan yang Kyungsoo tidak ketahui.

Bukan keluar dari hutan, yang ada dia di terkam hewan buas, tapi yang Kyungsoo bingungkan adalah ibunya, saat dirinya menghubungi ibunya itu, lalu tanpa bisa ia mengatakan satu kata sedikitpun, ibunya sudah terlebih dahulu mengatakan jika dia merestui dirinya bersama Jongin, ingatkan Kyungsoo agar ibunya tidak terkejut siapa Jongin sebenarnya agar dia tidak menyesal.

Bosan? Tentu saja menghampirinya, tidak ada yang bisa ia lakukan, dia tidak bisa bercocok tanam seperti yang ia lakukan saat berada di rumahnya.

Tapi mungkin satu yang bisa membuat Kyungsoo mengurangi kebosanannya, dia melakukan hal yang ia sukai atau bisa di sebut hobinya selain bercocok tanam, dia memasak makanan yang ia dapatkan dari kulkas yang berada di dapur.

Bagaimana dengan proses anak yang diinginkan oleh Jongin? Mungkin mereka memang di takdirkan bersama, karena setelah tiga minggu, Kyungsoo dinyatakan hamil tiga hari.

Tidak ada gejala yang signifikan darinya, bahkan dia tidak muntah yang biasanya gejala muntah akan datang saat hamil beberapa minggu tapi Kyungsoo tidak mengalaminya.

Tapi beda dengan Jongin, Kyungsoo yang hamil tapi dia yang mengalaminya, dia selalu muntah saat kehamilan Kyungsoo menginjak satu minggu.

Jongin juga tidak bisa mencium aroma yang menyengat karena bisa membuatnya muntah, sepertinya anaknya akan menjadi musuhnya.

Saat ini mereka akan pulang ke kota, Jongin menyiapkan mobilnya sedangkan Kyungsoo memasukkan barang-barangnya yang Jongin belikan selama mereka tinggal di villa.

Ibu Kyungsoo juga terlebih dahulu sudah pergi ke Seoul, Jongin yang memintanya dan menyuruh pengawalnya untuk mengantarnya.

Kyungsoo menggeret kopernya, perutnya yang belum terlihat karena ini masih masuk dua minggu kehamilannya, anaknya masih berbentuk kacang.

Kyungsoo melihat Jongin yang sedang menghidupkan mesin mobilnya, Kyungsoo mendekat dan membuka bagasi mobil, dia ingin mengangkat kopernya untuk masuk tapi pergerakannya di tahan oleh Jobhinr, Kyungsoo menatap bingung ke arah Jongin "ada apa?"

"Kau hamil muda, aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu." Jawabnya, Jongin mengambil kopernya dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil, setelahnya dja menuntun Kyungsoo untuk masuk ke dalam mobil, dia menutup pintu dengan perlahan setelah Kyungsoo masuk.

Jongin berputar, dia membuka pintu kursinya lalu duduk di kursi kemudi, dia memasukkan gerigi mesinnya dan menjalankan mobilnya, kecepatan yang ia gunakan sangat rendah, dia tidak ingin terjadi apa-apa, apalagi karena dirinya yang mengebut.

"Kita pulang ke rumah ibumu, aku ingin mengatakan semuanya." Ungkap Jongin.

Kyungsoo menatap ragu ke arah Jongin "semua?"

Jongin mengangguk "semuanya, tentang siapa keluargaku bahkan tentang kehamilanmu." Ryewook tidak mengetahui tentang kehamilan Kyungsoo, yang ia tau hanya Kyungsoo yang kembali bekerja dengan Jongin dan memiliki hubungan.

"Aku takut ibu menolak anak ini." Ungkapnya.

Jongin tersenyum, dia menggengam tangan Kyungsoo dengan satu tangan "tidak apa, semuanya akan baik-baik saja."

"Kau berkata semuanya baik-baik saja sebelum mengetahui hasilnya, apa kau akan membunuh ibuku?"

Jongin menggeleng "mana mungkin aku tega membunuh ibumu Kyung, hanya saja kita sudah memiliki sesuatu yang bisa membuat kita di restui."

"Apa?"

"Anak kita, ibumu tidak mungkin menolak jika kau hamil anakku."

"Bagaimana jika ibu mencarikan ku laki-laki lain?" Tanyanya.

Jongin tersenyum miring "aku akan membunuhnya, intinya saja begini Kyung, jika aku tidak bisa memilikimu, orang lain juga tidak akan bisa memilikimu juga." Sahutnya.

"Mana bisa begitu, jika begitu aku akan selalu sendiri." Protes Kyungsoo.

"Jika begitu, ibumu pasti akan terpaksa menerimaku sebagai menantunya."

"Kau licik." Ejek nya.

"Itu aku sayang." Kekeh Jongin.

Saat lama mengendarai mobil, akhirnya mereka sampai pada rumah Kyungsoo, mereka turun lalu Jongi mengambil koper di dalam bagasi, lalu mereka menekan bel.

Ting.. Tong..

Ryewook yang mendengarnya membuka pintu, dia tersenyum setelah melihat siapa yang datang, Ryewook langsung memeluk tubuh Kyungsoo karena rindu yang mendalam, di tinggal oleh anaknya walaupun sebulan membuatnya sungguh rindu "aku rindu padamu nak."

Kyungsoo membalas pelukan ibunya "aku juga merindukan ibu."

Ryewook melepas pelukannya "ayo masuk."

Mereka semua masuk lalu duduk di sofa ruang tamu, Ryewook menyusul dengan membawa minuman dari arah dapur "minumlah." Ryewook duduk tepat di depan Jongin dan Kyungsoo, "kau hamil Kyung?" Tebak Ryewook.

Deg...

Kyungsoo menatap takut pada ibunya "da-darimana i-ibu tau?" Gugupnya.

"Aku seorang ibu, aku juga yang mengandungmu, tentu aku tau semuanya." Ryewook mengambil air lalu meneguknya, "saat memelukmu, perutmu terasa menonjol, tidak empuk lagi."

"Maaf."

"Kau meminta maaf jika Jongin tidak mau bertanggung jawab." Balasnya.

Jongin berdeham "kedatangan saya kemari juga ingin bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan, saya akan bertanggung jawab atas bayi dan Kyungsoo untuk kedepannya, mohon untuk menerimanya."

"Bisakah aku menolaknya jika putraku sudah hamil?" Tukasnya.

"Maaf, hanya kata itu yang bisa aku katakan." Jongin berhenti berkata sejenak, "tapi."

"Tapi?" Ulang Ryewook.

"Saya ingin jujur pada anda, jika saya anak dari keluarga Park, seorang mafia besar di Asia, saya tau anda membenci seorang kriminal, tapi saya akan menjamin kebahagiaan Kyungsoo." Jongin mengambil nafasnya, "tapi sungguh, saya tidak menjadi ketua dari mafia tersebut, saya murni seorang CEO park, semua tampuk kekuasaan bawah tanah di pegang oleh adik saya, memang terkadang saya tercebur dalam dunia hitam, tapi semata hanya untuk membatu meringankan beban adik saya." Jelas Jongin.

Ryewook terdiam hanya mendengarkan penjelasan dari Jongin, hening melanda ruangan itu, hanya detik jam yang terdengar, Kyungsoo sudah merasakan sesak pada dadanya karena takut melihat reaksi ibunya.

"Jikapun anda menolak, saya pastikan Kyungsoo akan bersama saya, dengan atau tidak ijin anda bahkan sebuah restu anda."

Ryewook tetap terdiam hingga beberapa detik kemudian suara tawa terdengar nyaring di ruangan itu "Hahaha, apa kau pikir aku tidak tau?" Ryewook meletakkan gelas kosongnya pada meja, "keluarga Park itu tersohor, bisnis, kesehatan bahkan tentang bawah tanahnya sangat luas, tentu aku tidak bodoh menyadarinya, semua sudah hal biasa, jikapun Kyungsoo bersamamu, aku tidak keberatan. Aku mengijinkan kalian untuk menikah." Ujarnya.

Kyungsoo mendongakkan kepalanya setelah sebelumnya dia terus menunduk, dia menatap berbinar ke arah sang ibu "sungguh?"

Ryewook mengangguk mantap "tentu, aku tidak akan mengorbankan kebahagiaan anakku hanya sebuah trauma pada masa lalu."

"Ibu... Aku menyayangimu, sorry, i fall in love with criminal." Ujar Kyungsoo. Dia langsung menerjang tubuh Ryewook dengan sebuah pelukan.

"Tidak masalah nak, ibu senang jika kau juga senang."

Bersambung...

Vote and coment

See you

CEO or Criminal [Kaisoo] {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang