6

546 22 1
                                    

Ceklek..
"Siapa kau biadab! Lepaskan aku! Dimana aku?lepaskan penutup mata sialan ini!" teriak reta dan meronta-ronta.
"Kau bertanya siapa aku?"tanya sean dengan nada dinginya.

"Tu-tuan? Tuan tolong bantu saya melepaskan penutup mata ini dan juga tali sialan ini,saya bisa memberikan apa yang tuan mau termasuk tubuh saya"minta reta.
"Jalang!"decak sean santai. Dengan kasar sean langsung menarik penutup mata itu dan membuang asal kain itu.

"Terima kasih tuan telah menyelamatkan saya"ucap reta lega. Dalam benaknya sean menyelamatkannya karena mungkin tergoda dengan tubuhnya yang indah ini.
"Hahahahhahahhaha"tawa sean yang ntah begitu menyeramkan untuk didengar.

"Terima kasih? Kau sedang bercanda atau bergurau?"tanya sean.
"Apa maksudmu ingin memberikan tubuhmu kepadaku? Apa maksudnya aku bisa menggunakan tubuh itu dengan sesuka hatiku?"lanjutnya.

"Tentu tuan,saya bisa melayani tuan kapanpun tuan minta"jawab reta sombong.
"Baiklah jika begitu! Deal???"balas sean

"Deal"jawab reta.
"Boleh tanya?"tanya sean.
"Mau cepat atau lambat?"lanjutnya.
"Bagaimana kalau lambat saja tuan,agar saya bisa berlama-lama dengan tuan"jawab reta dengan nada centilnya.

"Hem baiklah. Tapi aku suka kasar apalagi tanganku yang selalu gatal ingin menampar ataupun memukul"keluh sean.
"Itu akan menambah kenikmatan kita tuan,tolong lepaskan saya dari tali sialan ini dan ayo kita lalukan sesuai apa yang ingin tuan lakukan"minta reta.
"Baiklah! Kenapa kelinciku ini tidak sabaran"ucapsean sambil terkekeh.

Sean mengambil sesuatu dibalik saku celananya dan ternyata itu cutter. What? Buat apa?

"Apa cutter sekecil itu bisa memotong tali ini tuan?"tanya reta dengan ragu-ragu.
"Siapa  bilang ini untuk memotong tali!"jawab sean.
"Maksud tuan?"beo reta.
"Maksudku ini untuk mengulitimu"terang sean membuat reta syok. Hah? Apa? Ouh tidak! Tidak! Tentu saja tidak mungkin orang setampan dan setajir sean bisa seperti itu maksudnya apa dia suka menyiksa orang sebelum membunuhnya? Atau bisa dibilang psikopat? Ah reta sudah percaya 100% sean bukan tergolong orang seperti itu.

"Hahaha tuan jangan bercanda,mari kita mulai semuanya jangan bahas yang lain"ajak reta.
"Mau dari mana mulainya?"tanya sean.
"Bibir atau mau langsung juga boleh"jawab reta yang masih tak paham arah bicara sean.

Tiba-tiba sean menusuk pipi reta dengan kasar dan menampar serta memukul pipi reta membuat reta syok berat menerima perlakuan sean yang gegabah.

"Sakit?"tanya sean setelah mengelap cutter-nyq yang masih tersisa noda darah milik reta.
"Ma-maksud tuan apaan? Kenapa pipi saya ditusuk? Auuu"tanya reta sambil menahan sakitnya.
"Bukankah sudah kujelaskan tadi? Bahkan tadi aku bertanya padamu dan kau menjawabnya dengan mantap! Saat aku bertanya mau cepat atau lambat kau menjawab lambat itu  artinya kau ingin mati dengan lambat,lalu saat aku memberitahu aku suka kasar kau bilang itu akan menambah kenikmatannya bukankah sudah jelas aku mengabulkan semua itu" tanya sean.

"Mati dengan lambat itu artinya kau ingin disiksa dan kau suka kasar itu artinya siksaan itu dibumbui dengan cara kasar"lanjut sean.
"Bukankah tadi kita membahas soal  tubuhku?"protes reta.
"Bukankah kau juga bilang aku bisa melakukan apapun itu sesukaku pada tubuhmu?"tanya sean mengingatkan reta. Ouh shit! Kemakan omongannya sendiri! Aduh bodoh lo reta bodoh! Mungkin makian itu yang reta ucapkan dalam hati.

Reta benar-benar tidak bisa menelan ludah-nya dengan baik. 'Okey! Tenang! Dihadapannya ini adalah rekan kerja bukan malaikat mautnya! 'batin reta menenangkan diri sendiri.

"Lambat ya?"gumam sean sambil berfikir.
"Mau berapa hari? "Tanya sean.
"Tu-tuan maafkan saya tuan,tolong lepaskan saya tuan! Apa salah saya ketuan?"mohon reta.
"Kasian ayah saya kalau dia tau saya terluka,biasanya dia selalu sedih jika saya terluka karena saya anak satu-satunya tuan!"lanjutnya.

"Ayah? Oh ya? Kau fikiri saya peduli?"tanya sean dengan acuh.
"Tuan saya mohon jika tidak ada ayah saya yang membutuhkan saya,saya tidak akan memohon seperti ini!"ucap reta dengan nada gemetar.

Tiba-tiba ruang menjadi gelap dan ada sebuah vidio dilayar dimana reta mengubur ibunya hidup-hidup begitu juga dengan membunuh ayahnya dan bukti kejahatan reta lainnya sudah diputar dibeberapa menit ini.

Sean lalu menyalakan lampu lagi dengan senyum devilnya.

"So,siapa yang kau anggap ayah? Ayah atau arwah?"tanya sean.

'ba-bagaimana bisa dia mendapatkan rekaman vidio itu dan juga...bagaimana dia tau?'batin reta panik.

"Tenang reta,kau tidak akan kumasukkan kedalam penjara tapi kedalam neraka"bisik sean.

XiAn(Xia dan Sean)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang