6

67 13 3
                                    

Jeonghan tersentak bangun saat dia menyadari lingkungan sekitarnya sudah gelap. Dia menegakkan tubuhnya lalu mengecek sekelilingnya. Posisinya saat ini masih ada di kamar Emma, tertidur di kursi yang dia letakkan di samping tempat tidur gadis itu.


Sengaja Jeonghan berjaga di sana setelah seorang dokter yang sudah biasa datang memeriksa Emma, pulang dari rumah besar itu usai memastikan kalau adik Taeyong itu baik-baik saja. Dia hanya terkejut, meskipun tidak ada yang bisa menjawab apa yang membuat Emma sampai terkejut seperti itu.


Yuta si tersangka utama malah bersumpah kalau dia hanya menemukan Emma yang sudah terkulai lemas di lantai kamar. Sekarang ini malah Yuta pamit pulang ke rumahnya. Joshua juga. Mereka berdua berjanji akan kembali besok pagi. Jadi hanya ada Johnny dan Jeonghan di rumah ini.


Tunggu dulu,


Apa Johnny sudah kembali dari mengantar Laya ?


Jeonghan sempat menunggu sejenak sebelum dia jatuh tertidur di kamar Emma setelah dokter selesai memeriksa gadis itu serta Joshua dan Yuta pamit pulang ke rumah mereka masing-masing, tapi Johnny belum juga kelihatan batang hidungnya.


Atau jangan bilang, Johhny ikut menginap bersama Laya ?


Jeonghan nggak munafik, meskipun identitas wanita itu yang masih abu-abu, tapi parasnya sangat cantik. Jeonghan juga mengakui bahwa Laya itu punya daya tarik sendiri. Bukan tidak mungkin Johnny tergoda kan ? Si buaya darat itu kan belum menyatakan diri pensiun dari hobi gonta-ganti perempuan. Jeonghan bisa membuat seratus lembar daftar yang berisi perempuan yang pernah dikencani-dan ditiduri-oleh Johnny.


Kidding,


Nggak sampai seratus kok. Mungkin sepuluh lembar saja.


Pokoknya, ceweknya Johnny itu banyak.


Periodt.


Suara derap langkah di lorong lantai dua membuat Jeonghan menghentikan pikiran randomnya soal Johnny. Setelah memastikan Emma masih tertidur dengan lelap setelah diberikan obat oleh dokter lewat suntikan, bahkan selang oksigennya juga sudah dilepaskan, Jeonghan perlahan-lahan bangkit dari kursi dan mengendap-endap keluar dari kamar Emma. Dia sengaja membiarkan lampu di kamar Emma tetap padam supaya tidak mengganggu istirahat gadis itu.


Saat dia menutup pintu kamar Emma yang ada di belakangnya, Jeonghan mengernyit. Lorong yang memisahkan antara bagian kiri dan bagian kanan rumah Taeyong sama sekali tidak ada penerangan apa pun.


Apa pelayan lupa menyalakan lampu ?


Jeonghan meraba-raba saku celananya. Sepertinya ponselnya juga tertinggal di saku jasnya. Dan jasnya itu berada di kamar tamu yang ada di bagian paling ujung lorong ini. Sambil meraba dinding, Jeonghan berjalan menyusuri lorong yang gelap. Namun langkahnya kembali terhenti saat dia mendengarkan suara derap langkah tepat dari arah belakang Jeonghan.


Jeonghan memutar tubuhnya. Dengan memicingkan mata dia berusaha melihat apakah ada orang selain dirinya di lantai dua ini.


"Johnny ? Is that you ?"


Hening. Tidak ada yang menjawab Jeonghan. Tapi suara derap langkah itu kembali terdengar.


"Ayolah.... Ini sama sekali nggak lucu.... Ayo cepet nyalain lampunya guys...." gerutu Jeonghan.


Kriet


Suara derit pintu membuat Jeonghan otomatis menoleh ke samping. Semilir wangi yang sangat dia kenali mampir di indera penciumannya.


THE SECRETS (95L SVT x NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang