8

58 12 5
                                    

Wajah sumringah Laya adalah yang pertama kali Emma lihat saat dia menyambut wanita itu di ruang keluarga. Johnny berdiri di belakang Laya sambil membawakan satu buah koper besar yang Emma yakini adalah milik wanita itu.


"Emma...." Laya beranjak maju, merentangkan kedua tangannya dan berusaha memeluk Emma. Sementara Emma hanya terdiam di tempatnya. Sedikit canggung membalas pelukan wanita itu.


Laya melepaskan pelukannya kemudian menangkup wajah mungil Emma. "Kamu mirip sekali dengan kakakmu. You both have the same eyes...."


Emma tersenyum tipis mendengarkan ucapan Laya. Dia menurunkan kedua tangan Laya dari wajahnya. Emma kemudian menunjuk ke arah dua koper berukuran sedang yang ada di samping Johnny.


"Barang-barang Kakak hanya itu ?" tanya Emma.


Laya lantas menolehkan pandangannya ke belakang. "Ah, iya...." jawab Laya.


Sambil sedikit membuka mulutnya, Emma mengangguk.


"Kamar Kak Laya di kamar tamu dekat kamarku." ucap Emma memberi tahu. Lebih tepatnya Emma memberi tahu Johnny.


"Euhm, boleh aku tinggal di kamar Taeyong saja ?" potong Laya.


"Nggak bisa !"


Bukan Emma yang menjawab, tetapi Jeonghan dan Joshua yang berdiri di belakang Emma menjawab bersamaan. Mereka berdua bahkan sampai saling menatap setelah sama-sama menyuarakan isi pikiran mereka.


"Kenapa ?"


Joshua maju selangkah yang membuat dia jadi berdiri bersisian dengan Emma. "Kami, ah bukan...." Joshua menggelengkan kepalanya lalu memegang pundak Emma. "..... Emma mengajakmu tinggal di sini bukan berarti kami percaya begitu saja dengan ceritamu. Kamu di sini karena Emma tidak ingin kehadiranmu malah membuat orang bicara yang tidak-tidak soal Taeyong."


Laya menganggukan kepalanya pelan. "Ah... begitu ya... iya juga sih.... I've should see it coming. Nggak mungkin kalian berubah pikiran secepat itu. Taeyong sudah pernah bilang. Kalian semua sangat protektif jika itu menyangkut soal dirinya dan Emma."


"Baiklah. Tidak apa-apa. Aku tinggal di kamar yang sudah kalian siapkan saja. Tapi setelah aku bisa membuktikan ucapanku soal hubunganku dengan Taeyong, aku ingin pindah ke kamar suamiku." sambung Laya. Nada suaranya terdengar tegas saat menyebut Taeyong sebagai suaminya.


"As your wish...." balas Joshua.


"Biar aku antar Laya ke kamarnya." Johnny menengahi. Dia kemudian berjalan maju dan berhenti beberapa langkah di depan Laya.


"Ayo...." Johnny mengubah posisinya menjadi menyamping. Satu tangannya mempersilahkan Laya supaya mengikuti dirinya.


"Baiklah.... Aku permisi...." ucap Laya sebelum mengikuti Johnny.


Di ruang keluarga tersisa Emma, Yuta, Jeonghan dan Joshua.


"Aku mau ke pusat kota. Ada yang mau ikut ?" tawar Jeonghan.


"Mau ngapain ke pusat kota ?" tanya Yuta.


"Ada beberapa barang yang harus aku beli." jawab Jeonghan.


"Kalau begitu, aku ikut deh. Kamu Josh ?"


"Aku di sini saja menemani Emma." jawab Joshua.


"Oke. Pinjam mobilmu kalau begitu...." Jeonghan mengulurkan telapak tangannya ke depan wajah Joshua. Segera, Joshua merogoh saku celananya, mengeluarkan immobilizer key dari dalam sana.


THE SECRETS (95L SVT x NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang