8. Tanggung Jawab

422 45 3
                                    

Kasih Vote nya yaaa!! Jangan asal baca ajaaa

🤍🖤🤍🖤🤍🖤🤍🖤🤍

"Mereka semua, termasuk Fiki, adalah adek Lo. Yang sekarang menjadi tanggung jawab Lo."
-Anditia Gilang Zenantara-

~~~

"Han, Lo udah bangun?"

Farhan mengerjap-ngerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Dan setelah pengelihatannya sempurna, orang pertama yang ia lihat adalah sepupunya, Gilang.

"Gue kenapa?" tanyanya pelan. Terakhir yang diingatnya, ia hanya sedang berada di dalam mobil bersama Shandy dengan perasaan yang masih emosi. Tak lama sebuah truk lewat mendadak di hadapannya, pikirannya yang tak fokus membuatnya refleks membanting stir ke pembatas jalan. Dan berakhir, pandangannya yang menggelap.

"Lo sama Shandy kecelakaan. Dan sekarang Lo di rumah sakit."

Farhan tak menjawab, ia menatap ke sekeliling ruangan dan pandangannya berakhir pada branker yang berada di sebelahnya. Terbaring Shandy disana. "Shandy kenapa?"

"Shandy kekurangan banyak darah. Tapi tenang, udah ada orang yang donorin darah buat dia." Farhan menghela nafas lega mendengar penjelasan Gilang. Sebelumnya ia sempat khawatir melihat kondisi adiknya yang belum sadar itu.

"Han, gue minta maaf." Setelah beberapa saat hening, akhirnya Gilang kembali angkat bicara.

Farhan tak mengalihkan pandangan nya dari Shandy, masih enggan menatap Gilang. "Minta maaf kenapa?"

"Maaf, gara-gara gue tadi ceramahin Lo. Maaf kalo udah bikin Lo gak fokus sampai kecelakaan begini."

Farhan memejamkan matanya sejenak, dan menghela nafasnya pelan. Perlahan ia memberanikan diri menatap Gilang yang kini tengah dalam keadaan menunduk. "Gue bakal coba Nerima Fiki."

Gilang refleks menegakkan kepalanya. Merasa tak percaya dengan ucapan Farhan barusan.  Dengan lekat ia menatap manik mata Farhan. Dan memang tidak ada kata kebohongan disana. "L-lu serius?"

Farhan mengangguk pelan. "Tapi ya tergantung, kalau dia ngeselin ya udah, gue buang aja sekalian tuh anak."

'Plak!' dengan spontan Gilang menampar tangan Farhan pelan. "Heh, enak aja lho!"

Farhan terkekeh. "Siapa yang donorin darah buat Shandy?" Ia mengalihkan pembicaraan.

Gilang mengangkat bahu. "Entah, identitasnya di sembunyikan," ujar nya singkat.

Farhan hanya diam, tak lagi membalas. Di dalam hatinya ia mengucapkan begitu banyak terima kasih kepada orang misterius itu. Siapapun dia.

"Han, jaga adik-adik Lo ya."

Farhan refleks menatap Gilang.

"Tuhan ngasih Lo empat adek, dan ngambil kedua orang tua lo, berarti Tuhan ngasih kepercayaan sama Lo. Tuhan percaya Lo bisa jaga mereka, bisa bahagiain mereka. Mereka semua, termasuk Fiki, adalah adek Lo. Yang sekarang menjadi tanggung jawab Lo."

Gilang menjeda ucapannya sejenak. "Gak usah terlalu dipikirin. Gue cuman gak mau Lo nyesel nantinya."

"E-ekhem, yang lain mana?" Dengan sigap Farhan mengalihkan pembicaraan. Dan ini yang membuat Gilang ragu tentang ucapan Farhan yang akan menerim Fiki. Sepupunya itu senantiasa mengalihkan pembicaraan yang berkaitan dengan adik-adiknya.

"Ada kok. Jagain Fiki," balas Gilang dengan singkat. Ia tak mungkin memberitahu kondisi Zweitson yang drop dalam situasi Farhan yang juga sedang tidak baik baik saja.

Hanya SementaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang