Haiiii udah lama gak munculll
Kangen aku gaaa???
Ada yang kangen sama cerita ini??
Yuk langsung aja!
"Katanya mau nerima Fiki, kok jemput aja nggak? Lawak banget."
-Rageo Fajri Aksakara-~~~
2 hari berlalu. Keadaan Fiki mulai membaik, begitupula Zweitson. Farhan dan Shandy pun sudah keluar rumah sakit satu hari yang lalu. Tentu mereka berdua telah mengetahui kabar Zweitson yang sedang drop, karena di beritahu oleh Ricky. Walau mereka berdua telah sepakat untuk menerima Fiki, namun sampai sekarang mereka belum sama sekali menjenguk bahkan menanyakan keadaan Fiki. Memang, gengsi masih melekat di diri mereka.
"BangRick."
Ricky menaruh handphone nya, dan pandangannya kini terfokus pada Zweitson yang tadi memanggilnya. "Hmm, kenapa?"
"Fiki hari ini pulang ya?"
Ricky mengangguk. Memang benar yang dikatakan Fenly dua hari lalu, bahwa Fiki akan pulang sekarang. Dokter sudah memastikan kondisinya membaik, asma nya sudah bisa dikendalikan.
Zweitson menekuk wajahnya. Kini hanya dirinya yang masih dirawat di rumah sakit ini. Bukannya tak senang saudara-saudara nya sembuh, hanya saja ia juga menginginkan kesembuhan itu. "Soni mau pulang juga," tegasnya.
Ricky menghela nafas, ia memang ditugaskan untuk menjaga Zweitson, disaat Fenly dan Fajri tengah mengurus Fiki yang akan pulang. "Keadaan Soni sekarang gimana?"
"Soni udah sehat kok, dada Soni udah gak sakit lagi." Zweitson terus meyakinkan Ricky bahwa dirinya baik-baik saja.
Ricky berpikir sejenak. "Yaudah, BangRick panggil dokter dulu ya, kita tanya Soni udah boleh pulang atau belum."
Zweitson mengangguk antusias. Melihat itu, Ricky terkekeh. Ia segera memanggil dokter Abian, dokter pribadi Zweitson, untuk mengecek kondisi kesehatan sepupunya itu.
"Permisi." Abian memasuki ruangan Zweitson, dan Ricky diminta untuk menunggu diluar ruangan. Sama hal nya seperti Fiki yang memiliki dokter pribadi dari kecil, yakni Nova. Abian adalah dokter spesialis jantung yang memang ditugaskan untuk merawat Zweitson.
"Hai, Dok!" Zweitson menyapa Abian dengan semangat. Melihat hal itu membuat Abian tersenyum hangat.
"Hai juga, ganteng. Gimana kabarnya?" Abian membalas Zweitson dengan sapaan ramah.
"Zwei udah sehat kok, Dok! Jadi pasti Zwei boleh pulang, kan?" Terlihat binar di manik mata Zweitson.
Abian terkekeh. "Iya iya sebentar, dokter periksa kamu dulu." Abian mulai mengecek kondisi kesehatan Zweitson.
Setelah selesai, Abian mengangguk pelan. "Iya, Zwei boleh pulang. Eitss, tapi minum obat nya harus rajin yaa. Istirahat juga jangan lupa. Sekolah boleh, cuman gak boleh terlalu cape. Oke?"
"YESS!" Zweitson berseru pelan. "Siap, dok! Zwei bakal jaga kesehatan, kok."
Abian menepuk pucuk kepala Zweitson sekilas. "Anak pintar, awas lho kalo sampai sakit lagi!"
Zweitson mengangguk.
Abian pun akhirnya pamit keluar untuk menemui Ricky. Memberitahu keadaan Zweitson.
"Gimana, dok?" Ricky berdiri dari duduknya, setelah melihat Abian keluar dari ruangan Zweitson.
Abian terkekeh, "tanyakan saja pada dia. Saya permisi," lalu melenggang pergi.