"Rasa trauma ini membuatku kehilangan cara untuk mencintai dan kehilangan hati untuk menerima"
~~~
"BRAKK, PLAK, BUGH"
"ARRGGHH!"
"Bang, udah! BangSen! BangHan!"
"Bang! Udah bang! Jangan!"
Remaja berumur 18 tahun itu kini terkapar lemah di lantai rumah sakit. Fiki, Ratheo Fiki Aksakara. Badannya merasakan sakit secara keseluruhan akibat pukulan dan hantaman yang diberikan kedua abangnya.
Mereka-2 Abang tertua Fiki-, Ranova Farhan Aksakara dan Rashaka Shandy Aksakara. 2 orang yang sedari tadi tak henti memberikan tindak kekerasan kepada Fiki.
"Bang, cukup.."
"Udah bang.."
Dan mereka, Abang ke-3 dan Abang ke-4 nya Fiki. Rageo Fajri Aksakara dan Raleo Zweitson Aksakara. Mereka berdua terus terusan berusaha untuk melindungi Fiki dari pukulan Farhan dan Shandy."Dasar! Anak pungut gak guna!" Farhan menekankan kalimatnya dengan jadi telunjuk yang diarahkan kepada Fiki. Kemudian ia melangkahkan kakinya memasuki sebuah ruangan rawat inap.
"Kalo sampai papah kenapa napa, awas lu!" Begitu pula Shandy, selepas berucap sinis ia menyusul kepargian Farhan menuju ruang tersebut.
Fiki memejamkan matanya, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Kini tak hanya fisiknya yang terluka, tapi juga batinnya. Ucapan kedua abangnya itu terus memutar di kepalanya.
Fajri, Abang ke-3 nya menarik tubuhnya ke dalam pelukan. "Piki, harus kuat yaa. Jangan dengerin kata kata BangHan sama BangSen. Piki tetep dan selalu menjadi adik nya Abang"
Zweitson ikut bergabung dalam pelukan itu "Piki, adek Abang, selalu, dulu, sekarang dan selamanya okey?"
Fiki meringis di tengah tengah pelukan yang ia terima. Ratheo Fiki Aksakara, seorang anak laki-laki yang lima belas tahun lalu masuk ke dalam kehidupan keluarga Aksakara. Rendra Aksakara, mengangkatnya menjadi anak kala umurnya baru menginjak tiga tahun. Seorang anak malang yang ditelantarkan di panti asuhan itu akhirnya bergabung dengan keluarga yang identik dengan kemewahan ini.
Selama lima belas tahun, hidupnya dapat diterima dengan baik oleh seluruh keluarga Aksakara. Terkecuali dua orang, yang notebane nya adalah 2 Abang tertuanya. Ranova Farhan Aksakara dan Rashaka Shandy Aksakara. Dua anak itulah yang tak pernah menganggap kehadiran Fiki. Bagi mereka, adik yang mereka miliki hanyalah Fajri, Rageo Fajri Aksakara dan Zweitson, Raleo Zweitson Aksakara.
Menurut info, Rendra mengangkat Fiki sebagai anak selepas terjadinya tragedi meninggalnya anak bungsunya yang juga merupakan anak perempuan satu satunya. Razwa Gayara Aksakara, yang nyawanya terenggut kala kejadian kecelakaan yang menimpa keluarganya. Umur nya yang waktu itu baru menginjak satu tahun harus merasakan sebuah kecelakaan yang begitu menyakitkan hingga membuatnya tak tertolong.
Farhan dan Shandy yang saat itu berumur sembilan tahun benar benar merasa kehilangan atas perginya adik perempuan satu satunya. Sejak kejadian itu, mereka berdua tak pernah ingin lagi memiliki adik. Rasa trauma untuk kehilangan yang mereka rasakan membuat mereka benar-benar menyayangi kedua adik mereka yang tersisa, Fajri dan Zweitson.
Hingga datang waktunya,. Fiki hadir di tengah tengah mereka sebagai bagian Aksakara. Hal itu membuat Farhan dan Shandy semakin ketakutan. Alasan mereka tak pernah menganggap Fiki bukan karena tak ingin menerima, tapi justru karena takut kembali kehilangan.
Namun, tanpa mereka sadari, rasa trauma yang mereka alami justru telah membuat mereka kehilangan. Kehilangan cara untuk mencintai dan kehilangan hati untuk menerima.