9. Pulang

46 21 2
                                    

Bel istirahat berbunyi dan guru Seni Budaya yang dari tadi sudah menerangkan materi—yang lebih mirip mendongeng—berpamitan untuk meninggalkan kelas. Sebagian besar penghuni kelas berhamburan keluar untuk menghabiskan waktu istirahat, termasuk Inka yang mau ke kantin karena sudah mengeluh kelaparan.

Davira gak ikut, ia cepat-cepat beralih ke kursi Inka, mencabut HP-nya dari charger, dan membuka aplikasi WA. Betapa Davira ingin berteriak ketika menemukan angka 2 warna hijau segaris dengan pratinjau pesan di bawah nama Jay. Tanpa menunggu apapun Davira membaca pesan dari pacarnya itu. Ternyata di pesan pertama Jay megirimkan screenshot-an pesan yang Davira kirim lewat HP Inka lalu balasan dari cowok itu diketikkan sebagai caption.

AngryJ

Hari ini

[Images]

Kk tau kok.... Semalem sempet chat mama kmu wkwk🤣 Kk gak marah, pokoknya janji, besok2 kmu gak boleh kecapean kyk gtu lagi, okeeee?????!

Nanti kalau kk belum on lagi berarti masih bantuin temen kk yang baru sampe di kos ya.. jangan ovt mulu princesss ❤️

Davira menutup mulut, matanya berkaca-kaca, ia terlampau terharu membaca pesan-pesan yang dikirimkan oleh Jay. Ditambah lagi, ia teringat perkataan Tara tadi pagi. Ia tertampar, perasaannya campur aduk, ia senang karena Jay gak marah, namun di sisi lain juga merasa bersalah, merasa bahwa dirinya sudah mengkhianati Jay yang setulus itu.

Davira meletakkan satu tangannya di atas meja dan menjadikannya bantal untuk kepalanya. Dengan satu tangan saja Davira mengetikkan balasan untuk Jay. Beruntung gak ada typo di kalimatnya walaupun penglihatannya sedikit tertutupi air mata yang menumpuk.

AngryJ

Makasih karena nggak marah kak, dan sekali lagi aku minta maaf...... Buat semua kesalahan yang aku sengaja ataupun enggak..

Kakak juga jangan capek² ya bantuin temennya

Aku sayang banget sama kakak pokoknya😭


Centang dua abu-abu, namun kata 'online' gak kunjung muncul dibawah nama kontak Jay, dan sampai lima menit berlalu gak ada satu notifikasi pun masuk ke HP Davira. Berarti mungkin Jay sudah mulai sibuk. Davira menghapus jejak air matanya, lalu pergi ke kantin menyusul Inka.

~~~ G I R A N G ~~~


Davira berjalan dengan gontai memasuki kamarnya. Tenaganya cukup terkuras oleh pikiran-pikiran dan rasa bersalahnya kepada Jay. Setelah meletakkan tasnya, sekali lagi Davira membuka HP. Ia segera mengembuskan napas lelah tatkala keadaan pesannya tadi gak berubah, masih tetap centang dua abu-abu tanpa balasan.

Davira kembali meletakkan HP-nya, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk sedikit membersihkan diri. Selesai dengan urusannya yang hanya beberapa menit itu ia mengecek HP lagi, dan tetap gak ada yang berubah. Ia membawa HP-nya ke ranjang, membaringkan diri lalu menambah volume nada deringnya dan mulai memejamkan mata untuk waktu yang lama.

Davira baru terbangun oleh tepukan pelan ibunya pada lengannya sekitar hampir jam lima sore.

"Kak, udah sore... Nggak, bangun?" kata ibu Davira lembut.

Davira menggeliat seraya perlahan membuka mata, lantas bergumam pelan, "Iya, Ma..." suaranya serak.

"Jangan tidur lagi, ya.. Mandi." Ibu Davira melangkah pergi.

Pelan-pelan Davira mendudukkan badannya untuk sebentar celingak-celinguk mencari HP. Setelah ketemu ia mengucek mata sebentar agar penglihatannya lebih jelas lalu cepat-cepat membuka aplikasi WA. Kebetulan sekali saat itu Jay terlihat sedang mengetik. Jantung Davira berdegup kencang menantikan balasan pesannya. Dan rasanya benda seukuran kepalan tangan itu hendak melompat ketika pesan baru dari Jay berhasil sampai.

GIRANG | Park JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang