d e l a p a n b e l a s

1.3K 128 39
                                    

"anak mama ganteng banget sih"

Tak henti-hentinya cilla memuji paras tampan anak yang baru ia lahirkan semalam.

Jake? Lelaki itu sejak tadi hanya melamun menatap Cilla dan bayi laki-lakinya di ranjang rumah sakit.

"Dari bayi kita baru lahir kami belum gendong bayi kita loh, kamu gak pengen gendong anak kita?" Tanya cilla.

Tak ada jawaban dari Jake, membuat cilla mengalah dan beralih bermain pada bayinya kembali.

"Aku udah urus surat cerai aku sama Jean, dan aku sama Jean bakal cerai sebentar lagi" ucap Jake tiba-tiba.

sudut bibir cilla otomatis menyunggingkan senyuman kemenangan tentunya.

"Setelah cerai nanti, aku bakal nikahin kamu"

Kini lengan cilla menggenggam tangan Jake, "makasih ya sayang".



















"papa mana? Kemarin malam areum liat papa"

Jean pun tersenyum, sembari mengelus pucuk kepala anaknya.

"Mama kok diem aja? Areum kan nanya" ucap bocah itu lagi menunggu jawaban mama nya.

"Tadi malam emang papa ada sayang, cuma papa harus balik kerja lagi" bohong Jean.

"Mama bohong ya?" Tanya areum lagi masih melihat raut wajah Jean, seperti mencari celah kebohongan pada mama nya itu.

"Ngga nak, papa emang tadi malam disini, cuma karena areum nya tidur, jadi papa langsung balik ke tempat kerjanya"

Raut areum langsung sedih, "kalo gitu areum nyesel tadi malem tidur, padahal areum kangen papa"

Jean kini tertunduk karena air matanya keluar, ia tak mau anaknya itu melihat air matanya.

"Bahkan Jake sampai pagi ini gak ada basa-basi nya buat nengokin areum, walaupun bakal aku tolak kedatangan nya setidaknya Jake ada inisiatif untuk datang"

"Permisi..." Ucap seseorang.

Jean langsung mengusap air matanya.

"Iya?"

"Papa ya mah?" Tanya areum.

"Selamat pagi, princess areum yang cantik" ucap dokter Lee heeseung yang memasuki ruang rawat inap areum.

Jean tersenyum ramah pada dokter Lee yang kini  menghampiri nya.

"Bagaimana princess, tidur nyenyak?" Tanya heeseung yang hanya di angguki oleh areum.

Heeseung bisa melihat wajah lesu areum yang seperti sedang sedih.

"Loh kok princess sedih?" Kini heeseung menarik kursi untuk ia duduki di dekat areum.

"Boleh ngga om dokter tau apa yang buat areum sedih? Siapa tau om dokter bisa bantu" ucap heeseung sembari membenarkan selang infus areum.

Areum nampak menghela nafas nya sebelum berbicara.

Dan itu membuat heeseung gemas melihat nya.

"Jadi gini om dokter, katanya mama, papa semalam temenin areum disini, tapi karena areum tidur jadi papa pulang"

Heeseung melirik Jean yang sepertinya mengode dirinya agar mengiyakan.

"Ah gitu, terus areum sedih?"

"Iya, papa udah berbulan-bulan gak pulang, areum kangen banget, mama juga sering nangisin papa om" ucap areum terlalu jujur.

Dan itu membuat Jean melirik kearah lain agar tak melihat iris mata heeseung yang kini sedang menatap nya.

Heeseung kini mengelus surai hitam areum dengan lembut, "papa nya areum kan kerja nak, pasti sibuk cari uang buat beliin areum mainan sma adek nya areum juga, iya kan?"

"Iya sih.." ucap areum ragu.

"Permisi..." Seorang suster datang membawakan makan pagi untuk areum.

"Tuh makanan nya udah Dateng, dimakan ya terus minum obat" ucap heeseung sembari mengambil alih makanan yang di bawa suster.

"Tapi om dokter, gak enak makanannya ucap areum sudah menutup mulutnya ketika heeseung menyendokkan satu suap bubur.

"Katanya mau ketemu papa nya areum? Tadi papa nya areum telfon om dokter katanya kalo areum mau makan makanan nya, papa areum bakal dateng kesini loh" bujuk heeseung dengan tipu daya nya.

"Apa iya om dokter?" Tanya nya polos.

Heeseung tersenyum dan kemudian mengangguk.

"Yaudah areum mau makan deh, tapi om dokter yang suapin ya" pinta areum.

"Areum.."tegur Jean, merasa tak enak.

"Udah gak apa-apa Jean, saya seneng kok nyuapin areum"

"Tapi dokter kan pasti sibuk, banyak pasien"

"Tenang aja, saya lagi sengang kok" ucapnya, Jean pun akhirnya hanya memperhatikan keduanya.

"Om dokter janji deh nanti kalo areum udah sembuh kita main ya ke taman kota, mau?"

Areum sudah berbinar dengan mulutnya yang sedang mengunyah bubur nya.

"Wah mau om, eum..tapi kan" ucap bocah itu ragu.

Jean tau apa yang membuat anak itu meragu seperti itu, areum takut jika Jean tak mengijinkan nya untuk itu.

Heeseung pun juga sadar akan hal itu, "ayo coba minta ijin ke mama dulu, kira-kira boleh ngga?" Titah heeseung pada areum.

Kini areum menatap Jean dengan berbinar, tentu Jean lulus dengan tatapan mengemaskan areum itu.

"Iya boleh sayang" ijin Jean yang langsung membuat areum senang.

"Nah kan di ijinin, sekarang habisin dulu makanan nya biar cepet sembuh, terus kita main deh ke taman"

Heeseung pun kembali menyuapi areum, bocah itupun memakan nya dengan lahap, lucu sekali.

Terkadang tanpa sadar heeseung mencubit gemas pipi areum yang menggemaskan seperti mochi tersebut.

Jean tersenyum melihat kedekatan anaknya dengan heeseung, entah kenapa ia merasa jika heeseung akan menjadi sosok ayah yang baik di masa depan, untuk keluarga kecilnya kelak.

Tak sadar.

Jake yang sedari tadi berdiri di depan pintu ruang rawat inap areum, bisa melihat kedekatan dokter lee pada anak istrinya lewat kaca bening yang berada di pintu masuk.

Jake menjadi enggan untuk melihat kondisi anaknya setelah melihat itu semua, toh seperti yang dilihat oleh matanya jika areum tampak bahagia dengan dokter Lee heeseung.

Jadi untuk apa Jake masuk ke dalam.






























TBC

REGRET OF LIFE | JAKE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang