Sudah setahun ini Jake menduda, ia juga sudah tak perduli pada cilla mantan istrinya itu yang entah pergi kemana.
Ia hanya berharap cilla mengurus noa dengan baik, walaupun noa bukan anak kandungnya tapi ia sudah terlanjur menyayangi bayi itu.
Sekarang bayang-bayang penyesalan Jake kembali datang, sudah beberapa bulan terakhir ini ia sering merindukan kedua anaknya.
Pasti mereka sudah besar saat ini, membayangkan nya saja membuat Jake tersenyum namun kembali ia merasakan penyesalan itu menampar dirinya.
Pasti areum sangat membenci dirinya, dan jino? Anak itu pasti tak mengenal jika dirinya adalah papa nya.
Sebenarnya Jake seminggu yang lalu sempat mendatangi rumah mantan mertuanya yaitu orang tua dari Jean, namun rumah mantan mertua nya itu terlihat sepi.
Entahlah mereka semua kemana yang jelas Jake sangat kepikiran.
Kini Jake yang sedari tadi hanya bermalas-malasan di kasurnya memutuskan untuk menuju ke lantai bawah menuju dapur.
Ia sangat lapar, sejak ia benar-benar menduda seperti ini Jake mengurus keperluan nya sendiri, dari mulai mencuci baju, mencuci piring, menyiapkan baju kerja, memasak dan membersihkan rumah semuanya Jake lakukan sendiri.
Art nya dulu saat bersama cilla itu terpaksa ia berhenti kan kerja, ia tak mau ada hal yang berbau cilla termasuk art bawaan wanita itu.
Sial.
Jake membuka kulkasnya dan ternyata kosong, ia lupa belum membeli bahan makanan nya.
Kini ia hanya bisa berdecak kesal sembari menatap isi kulkas nya yang kosong itu.
"ga ada pilihan lain, harus ke supermarket buat belanja bulanan" ucapnya sembari melangkah menuju laci meja dapur.
Ia mengambil pulpen dan juga kertas untuk mencatat apa saja keburu yang akan ia beli ke supermarket.
"Maa beli mainan boleh?" Tanya jino pada Jean yang kini tengah memilih beberapa bahan makanan di supermarket bersama heeseung.
"coba tanya papa boleh ga?" Ucap Jean.
Bocah itu kemudian menatap heeseung sembari berjalan memeluk kaki papa sambungnya itu dengan mata yang memohon.
Heeseung mengelus surai hitam legam jino,"iya boleh nak"
Anak itu lantas melompat lompat kegirangan, areum yang sejak tadi hanya diam menyaksikan ibunya memilih bahan makanan yang berada di depannya.
Hingga areum melirik tangan nya yang kini di pegang oleh jino, "kak ayo temenin adek beli mainan di sanaa" tunjuk jino pada rak mainan yang tak jauh dari tempat mereka.
Areum yang memang menyayangi adiknya itu lantas mengangguk sembari berjalan menuju rak mainan.
"Areumie jaga adiknya ya" pesan Jean yang di angguki oleh areum.
Heeseung dan Jean kini terfokus kembali pada belanjaan mereka yang akan di beli.
Di sisi lain areum tengah melihat adiknya yang kebingungan memilih mainan di rak khusus mainan.
Areum sama sekali tak tertarik pada mainan yang berada di sana, padahal ada Barbie kesukaan nya tapi ia tidak mau membelinya.
Ayolah mengerti, areum sedang simulasi menjadi perempuan dewasa yang tidak ingin mainan seperti bocah, padahal umur tidak bisa bohong bahwa ia benar-benar masih bocah.
"Kak adek bingung, pilih bola apa lobot?" Tanya nya kebingungan.
"Terserah adek, kan adek yang mau beli mainan nya" ucap areum yang semakin membuat jino dilema.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET OF LIFE | JAKE [✓]
Fiksi Penggemar[🔞] SEQUEL OF 'YOUNG PARENTS' DI HARAPKAN UNTUK BACA BOOK YOUNG PARENTS DAHULU.