3

746 85 2
                                    

Renjun sekarang masih berada di perusahaan jaemin, dan melihat sang kekasih yang tengah sibuk dengan berkas-berkas nya itu.

"Kamu gak ke galery lagi?" Ucap jaemin melihat renjun sebentar.

"Gak. Malas, lagian ada karyawan juga. Dan aku gak ada deadline lukisan yang harus di kerjakan. Dalam artian lain aku sedang sangat longgar saat ini." Ucap renjun antusias membuat jaemin tersenyum senang.

"Nanti kalau kamu bosan bagaimana?"

"Gak akan. Hmm, Na?"

"Kenapa?" Tatap jaemin.

"Boleh pinjam ponsel Nana?" Ragu renjun. Jaemin tersenyum karena kekasihnya itu memang selalu memainkan ponselnya hanya untuk scroll sosial media, menonton kartun favoritnya dan selca selalu kekasihnya lakukan. Tapi, kekasihnya selalu merasa ragu saat ingin meminjam ponselnya bahkan dia tidak merasa keberatan.

"Ini." Ucap jaemin memberikan ponselnya pada renjun. Renjun mengambil dengan semangat ponsel jaemin dan duduk di sofa dan mulai menonton kartun moomin favoritnya. Sedangkan jaemin asyik dengan berkas-berkas miliknya.

Setengah jam kemudian, jaeminpun memutuskan untuk melihat keadaan kekasihnya itu dan yang dia dapatkan adalah kekasihnya telah jatuh tertidur dengan ponsel yang ada di perutnya. Jaemin terkekeh pelan lalu diapun langsung berdiri dan mendekat pada kekasih mungilnya itu lalu mematikan ponselnya dan menggendong renjun ala koala secara perlahan.

"Ehmm Na?" Gumam renjun dalam tidurnya.

"Ssttt... Tidur saja." Ucap jaemin sembari mempuk-puk pantat kekasih mungilnya itu dan membawa renjun kedalam kamar yang ada didalam ruangan itu.

Setelah meletakkan kekasihnya tidur, jaemin langsung kembali untuk melanjutkan berkas-berkas yang masih sangat menumpuk sekali. Dan disaat bersamaan jenopun membuka pintu ruangan jaemin dengan membawa banyak berkas di kedua tangannya.

"Ini berkas yang kau minta jaem." Ucap jeno memberikan berkas itu diatas meja jaemin.

"Ooo baiklah " Ucap jaemin datar dan jeno cukup tau perubahan sahabatnya itu. Dan itu semata-mata karena ayahnya yang berkencan dengan ibu dari sahabatnya itu. Ntah apa yang saat ini sedang direncanakan oleh ayah dan kakak tertuanya itu. Jeno saja tidak bisa menghentikan kedua orang itu.

"Jaem, tadi aku mendengar dari asistenmu kalau renjun ada disini. Apa dia sudah kembali?" Ucap jeno bingung.

"Tidak, dia sedang tertidur " ufao jaemin datar sembari melihat berkas-berkas yang dibawa oleh jeno.

"Aaaa, kalau begitu aku izin untuk keluar sebentar. Apa boleh?" Ucap jeno.

"Baiklah." Ucap jaemin datar dan jenopun pergi dari ruangan jaemin dan memutuskan untuk menemui ibunya yang mungkin saat ini berada di rumah barunya.






























At. Mansion Moon.

Jeno yang telah berada di depan pintu mansion itupun menyiapkan dirinya lalu diapun menekan bell.

Ting! Tong!

Ceklek.

"Oh tuan muda Jung, mencari nyonya?" Ucap bibi yang bekerja di mansion itu, bibi kang.

"Iya bibi, apa mommy ada dirumah?" Ucap jeno.

"Ada tuan muda, silahkan masuk." Ucap bibi kang lalu jenopun masuk dan melihat saudara tirinya yang merupakan anak dari istri ibunya yang sekarang. Moon Yangyang.

"Loh jeno? Ada apa?" Ucap Yangyang.

"Aku hanya ingin bertemu dengan mommy " Ucap jeno.

"Aaa kalau begitu aku duluan. Tadi mendadak asisten jaemin menghubungiku, aku permisi jeno." Ucap Yangyang lalu pergi begitu saja. Sedangkan jeno hanya menatap bingung, apa yang ingin di lakukan oleh sahabatnya itu. Kali ini siapa dan karena apa, sampai memanggil Yangyang.

Tak lama setelah itu, Doyoung menuruni tangga dan tersenyum melihat anak bungsunya dengan mantan suaminya itu.

"Mommy." Ucap jeno lalu memeluk Doyoung.

"Ada apa jeno?" Ucap Doyoung sembari membalas pelukan jeno, karena dia tau kalau jeno pasti ada masalah.

"Tidak ada mom. Aku hanya merindukan mommy saja." Ucap jeno yang memutuskan untuk diam dan tidak memberitahu apapun pada ibunya itu saat ini.

"Sekarang kau bisa puas dengan mommy." Ucap Doyoung memeluk jeno semakin erat.











Kembali lagi ke perusahaan jaemin, terlihat jaemin yang tengah bersama dengan Yangyang dihadapannya.

"Ada apa Presdir Na?"

"Buat surat wasiat ku hari ini."

"Tapi? Apa tidak terlalu terburu-buru Presdir?"

"Tidak. Tolong katakan apapun yang terjadi padaku, harta dan semua yang dimiliki keluarga Na adalah milik Nakamoto Renjun." Ucap jaemin.

"Baik Presdir Na." Ucap Yangyang mengerti lalu diapun segera pamit Dengan perasaan yang sangat tidak menentu karena menjadi pendengar pertama soal warisan keluarga Na yang melebihi kapasitas itu.

Bertepatan saat itu, jaemin melihat pintu kamar yang ada diruangan itu terbuka dan terlihat kekasihnya yang berjalan dengan wajah bantal kearahnya lalu diapun mendudukkan dirinya pada pangkuan jaemin.

"Masih mengantuk sayang?" Ucap jaemin sembari melingkarkan tangannya pada pinggang ramping kekasihnya agar tidak jatuh.

"Hmm." Angguk renjun sembari menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher jaemin. Karena itu adalah kebiasaan renjun sejak mereka berkencan.

"Kalau begitu kenapa bangun?" Bingung jaemin.

"Hanya ingin." Ucap renjun menyamankan dirinya dan menikmati elusan tangan kekasihnya itu. 






































💚💚💚

My Perfect Love (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang