8

544 62 2
                                    

Renjun dan jaemin kembali dengan membawa beberapa macaroon yang memang renjun beli dan alasan yang membuat mereka pergi sebentar. Saat masuk, winwin menatap bingung anak sematawayang nya itu.

"Injunie kenapa membeli macaroon sebanyak itu?"

"Untuk makanan penutup ma, lagian aku yakin calon istri ojisan akan menyukainya dan calon anak tiri ojisan juga." Ucap renjun tersenyum.

"Bagaimana jika mereka tak suka yang manis-manis seperti ini njun?"

"Aku akan memakannya sendiri."

"Gigimu akan sakit nantinya."

"Tidak, lagian aku akan menggosok gigi setelahnya." Ucap renjun dan jaemin yang hanya tersenyum mendengarkan perdebatan anak dan ibu itu. Lalu merekapun melihat Samuel yang turun dari lantai dua dan menatap kaget dengan apa yang dibeli oleh renjun.

"Kenapa ada banyak macaroon begini?" Kagetnya.

"Aku membelinya untuk makanan penutup oniichan, lagian aku tak sempat membuat cupcake." Ucap renjun tersenyum.

"Kau membelikannya jaemin?" Jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Calon adik tiriku itu tak menyukai makanan manis hoshi." Ucap Samuel yang memang sudah mencaritahu.

"Yasudah, aku akan memakannya sendiri. Lagian aku juga suka." Ucap renjun.

"Tidak boleh, kau bisa sakit gigi." Ucap Samuel melarangnya.

"Oniichan!" Kesal renjun. Samuel lantas memberikan kode pada jaemin.

"Injunie, bagaimana jika kau tak menghabiskan semuanya nanti, dan bisa dimakan besok?" Ucap jaemin sembari mengelus kepala calon istrinya itu.

"Hmm." Angguk renjun dan Samuel benar-benar menggelengkan kepalanya karena adik sepupunya itu lebih mendengarkan calon suaminya dari pada dia saat ini.

"Dasar buchin."

"Oniichan saja yang tak laku, sudah sana cari kekasih. Masa pas hari pernikahan ojisan nantinya kau masih sendiri juga." Ucap renjun meledek Samuel.

"Kau ini." Kesal Samuel lalu diapun pergi menuju halaman belakang.

"Kemarikan macaroonnya renjun." Ucap winwin, dan renjun langsung memberikan pada ibunya itu.

"Yasudah Mama akan ke dapur dulu." Ucap winwin lalu diapun pergi ke dapur.

"Nana ayo kita duduk di balkon saja." Ucap renjun menarik tangan jaemin dan diapun langsung menaiki tangga sedangkan jaemin hanya mengikuti keinginan calon istrinya itu.

Di balkon.

Renjun duduk di pangkuan jaemin karena memang hanya ada satu sofa di sana, dan renjun memang sering duduk disana untuk menikmati angin sepoi-sepoi.

"Kenapa kau sangat suka sekali duduk disini sayang?"

"Karena berangin walaupun tak terlalu banyak juga aku merasa sangat bahagia disini." Ucap renjun menyamankan dirinya pada pangkuan jaemin.

"Apa malam kau juga sering duduk disini?"

"Hmm." Angguk renjun.

"Bagaimana jika kau masuk angin sayang?"

"Aku selalu memakai selimut juga meminum cokelat panas Nana." Ucap renjun.

"Lain kali jangan terlalu sering mengerti? Nana tak mau injunie sakit."

"Hmm." Angguk renjun.

Drrtt....Drrtt...Drrtt....

"Siapa sayang?"

My Perfect Love (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang